Sukses

8 Jenis Penyakit Paru-Paru, Kenali Ciri-Ciri, Penyebab, dan Pencegahannya

Penyakit paru-paru merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui di masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit paru-paru merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui di masyarakat. Para ahli medis mencatat bahwa ada berbagai jenis penyakit paru-paru yang dapat menyerang seseorang. Mengetahui jenis-jenis penyakit ini menjadi penting, karena masing-masing memiliki ciri-ciri, penyebab, dan juga cara pencegahannya yang berbeda.

Salah satu jenis penyakit paru-paru yang sering dijumpai adalah asma. Asma merupakan penyakit berkepanjangan yang menyebabkan saluran pernapasan mengalami penyempitan. Gejala umum yang dialami oleh penderita asma adalah sesak napas, dada terasa berat, dan batuk-batuk. Penyebab utama asma masih belum diketahui secara pasti, namun faktor genetik dan faktor lingkungan diyakini memainkan peran penting. Pencegahannya meliputi menghindari alergen (zat yang dapat menyebabkan alergi), menjaga kebersihan lingkungan, dan mengikuti pengobatan yang diresepkan oleh dokter.

Selain asma, bronkitis merupakan penyakit paru-paru yang juga cukup umum. Bronkitis adalah peradangan pada saluran pernapasan yang mengarah pada pembengkakan dan produksi dahak berlebihan. Gejala bronkitis meliputi batuk dengan dahak putih, nyeri dada, dan sesak napas. Umumnya, bronkitis disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Pencegahannya meliputi menjaga kebersihan pribadi, menghindari merokok, dan mengonsumsi makanan bergizi.

Selain itu, ada juga pneumonia yang merupakan infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru. Gejala pneumonia meliputi batuk berdahak, demam tinggi, nyeri dada, dan sesak napas. Penyebab pneumonia bisa berasal dari berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur. Pencegahannya meliputi imunisasi, menjaga kebersihan tangan, dan menghindari merokok.

Pengetahuan mengenai jenis penyakit paru-paru, ciri-cirinya, penyebabnya, dan pencegahannya sangat penting agar kamu dapat menjaga kesehatan paru-paru. Dengan demikian, kamu dapat mengambil tindakan yang tepat dalam mencegah maupun mengobati penyakit-penyakit tersebut.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (7/3/2024) tentang jenis penyakit paru-paru.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Pneumonia

Pneumonia adalah salah satu jenis penyakit paru-paru yang disebabkan oleh infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah. Penyakit ini umumnya terjadi akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur yang menyerang paru-paru. Pneumonia dapat memengaruhi siapa saja, tetapi anak-anak, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap penyakit ini.

Beberapa ciri-ciri pneumonia antara lain demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak napas, nyeri dada, kelelahan, serta gejala flu seperti pilek dan sakit tenggorokan. Gejala dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi.

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus seperti influenza, infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, atau infeksi jamur seperti Pneumocystis jirovecii. Penularan dapat terjadi melalui udara, kontak langsung dengan penderita, atau melalui sentuhan dengan benda yang terkontaminasi.

Untuk mencegah pneumonia, langkah-langkah penting yang dapat dilakukan antara lain menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara teratur, menghindari paparan dengan penderita pneumonia, dan menjaga sistem kekebalan tubuh yang baik melalui pola hidup sehat, konsumsi makanan bergizi, serta vaksinasi rutin terhadap penyakit yang dapat menyebabkan pneumonia seperti influenza dan pneumokokus.

Dalam penanganan pneumonia, perlu dilakukan diagnosis yang akurat melalui pemeriksaan fisik, tes darah, dan pemindaian gambar seperti foto rontgen dada. Pengobatan pneumonia umumnya meliputi pemberian antibiotik atau antijamur sesuai dengan penyebab infeksi, serta menjaga kesehatan dengan beristirahat yang cukup, minum air putih yang banyak, dan mengonsumsi obat pereda demam atau batuk jika diperlukan.

 

2. Tuberkulosis

Tuberkulosis, juga dikenal sebagai TBC, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Jenis penyakit paru-paru ini dapat juga menyerang organ lain dalam tubuh seperti ginjal, tulang, atau otak. Tuberkulosis termasuk dalam kategori penyakit menular dan dapat ditularkan melalui udara, misalnya saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Ciri-ciri tuberkulosis meliputi batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, demam, berat badan turun drastis, keringat malam yang berlebihan, dan kelelahan yang tidak wajar. Pada tahap awal, gejala tuberkulosis dapat ringan dan tidak spesifik, sehingga seringkali sulit untuk dideteksi.

Penyebab utama tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyebarannya dapat terjadi ketika seseorang menghirup bakteri yang dikeluarkan oleh orang yang sudah terinfeksi. Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada penderita HIV/AIDS, atau kekurangan gizi, dapat meningkatkan risiko terinfeksi tuberkulosis.

Pencegahan tuberkulosis melibatkan vaksinasi dengan BCG pada masa kanak-kanak. Selain itu, pola hidup sehat dan bersih juga sangat dianjurkan, seperti menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan dengan sabun secara rutin, dan menjauhi orang yang sedang batuk atau bersin untuk mencegah penularan. Penting juga untuk terus berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala yang mencurigakan atau terpapar dengan orang yang terinfeksi tuberkulosis. Dengan melakukan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini serta membantu mengendalikan penyebarannya di masyarakat.

3 dari 5 halaman

3. Asma

Asma adalah jenis penyakit paru-paru kronis yang ditandai oleh inflamasi dan penyempitan saluran tubuh. Ini adalah salah satu jenis penyakit paru-paru yang paling umum di dunia. Ciri-ciri utama asma meliputi sesak napas, napas yang berbunyi ketika bernafas, batuk kronis, dan rasa tertekan di dada.

Penyebab asma dapat bervariasi, tetapi faktor genetik dan lingkungan berperan penting. Paparan alergen seperti serbuk sari, tungau debu, bulu binatang, atau polusi udara dapat memicu serangan asma. Faktor lain termasuk infeksi saluran pernapasan atas, aktivitas fisik, perubahan cuaca, dan stres.

Untuk mencegah serangan asma, penting bagi penderita untuk mengidentifikasi pemicu mereka dan menghindarinya sebisa mungkin. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari paparan asap rokok juga penting. Penggunaan obat-obatan seperti inhaler bronkodilator dan kortikosteroid dapat membantu mengendalikan gejala asma dan mencegah serangan.

Selain itu, menjalani gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan yang sehat, berolahraga teratur, dan mengkonsumsi makanan bergizi, juga dapat membantu mencegah serangan asma. Penting bagi penderita asma untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis paru-paru guna mendapatkan pengobatan yang tepat dan menjalani gaya hidup yang sehat untuk mengendalikan penyakit ini.

 

4. Bronkitis

Bronkitis adalah jenis penyakit paru-paru yang umum terjadi dan ditandai oleh peradangan pada saluran bronkial. Saluran bronkial ini menghubungkan trakea dengan paru-paru. Bronkitis dapat bersifat akut atau kronis.

Bronkitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan. Gejala yang muncul termasuk batuk, mengeluarkan dahak, kesulitan bernapas, dan demam. Bronkitis akut dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu, tetapi dapat menjadi kronis atau kembali jika tidak diobati dengan baik.

Bronkitis kronis umumnya lebih serius dan berlangsung dalam waktu yang lama atau terjadi berulang kali. Selain infeksi virus, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan bronkitis kronis, seperti paparan asap rokok atau polutan udara lainnya. Gejala yang timbul meliputi batuk berdahak yang berlangsung selama beberapa bulan, letih, nyeri dada, dan sesak napas. Pengobatan bronkitis kronis melibatkan pengelolaan gejala dan menghindari faktor pemicu.

Untuk mencegah bronkitis, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah menjaga kesehatan pernapasan dengan menghindari asap rokok, menjaga kebersihan tangan, menghindari kontak dengan orang yang sakit, dan mengonsumsi makanan yang bergizi dan sehat. Vaksinasi juga dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi virus yang dapat menyebabkan bronkitis. Jika mengalami gejala bronkitis yang parah atau berkepanjangan, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

4 dari 5 halaman

5. Emboli Paru

Emboli paru, atau yang sering disebut emboli pulmonal, adalah kondisi ketika terjadi penyumbatan pada arteri paru-paru oleh benda asing seperti gumpalan darah, lemak, atau benda lainnya. Hal ini dapat berisiko serius dan mengancam nyawa, jika tidak ditangani dengan baik.

Emboli paru ditandai dengan beberapa ciri-ciri yang harus diwaspadai. Gejala umumnya meliputi napas pendek, nyeri dada, batuk darah, detak jantung cepat, dan pucat. Terkadang, emboli paru dapat menyebabkan pingsan atau kebingungan.

Penyebab utama emboli paru adalah gumpalan darah atau trombus yang terlepas dari vena dalam tubuh, terutama di kaki atau panggul. Gumpalan darah ini akan terdorong oleh aliran darah hingga mencapai arteri paru-paru dan menyebabkan penyumbatan. Faktor risiko terjadinya emboli paru antara lain riwayat gumpalan darah sebelumnya, terkena cedera, bedrest yang lama, atau kondisi medis tertentu seperti penyakit jantung atau kanker.

Pencegahan emboli paru dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Jika Anda memiliki faktor risiko, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi terbaik. Gerakan atau aktivitas teratur, seperti berjalan setiap beberapa jam jika sedang duduk berlama-lama, dapat membantu mencegah pembentukan gumpalan darah. Selain itu, mengubah pola makan untuk mengurangi berat badan juga bisa menjadi langkah pencegahan yang efektif.

Kesadaran tentang ciri-ciri emboli paru dan upaya dalam pencegahannya adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan paru-paru. Jika mengalami gejala atau memiliki risiko, segera konsultasikan kepada dokter untuk penanganan yang tepat dan mengurangi risiko yang dapat membahayakan nyawa.

 

6. Kanker Paru

Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis penyakit paru-paru yang paling umum dan memiliki tingkat kematian yang tinggi. Kanker ini terjadi ketika sel-sel pada paru-paru tumbuh di luar kendali dan membentuk tumor ganas. Ciri-ciri utama kanker paru-paru adalah batuk persisten, nyeri dada, sesak napas, kelelahan, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kanker paru-paru, termasuk merokok, paparan asap rokok pasif, polusi udara, paparan zat-zat kimia berbahaya seperti asbes, serta riwayat keluarga dengan kanker paru-paru. Untuk mencegah kanker paru-paru, yang terbaik adalah dengan menghindari faktor risiko yang dapat memicu penyakit ini, seperti tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok pasif. Menjaga pola makan yang sehat dan aktif secara fisik juga dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker paru-paru.

Selain itu, melakukan skrining rutin juga penting untuk mendeteksi dini kanker paru-paru, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini. Skrining dapat melibatkan pemeriksaan dahak, pemeriksaan radiologi seperti CT scan paru-paru, serta tes darah. Melakukan vaksinasi seperti vaksin pneumonia dan vaksin flu juga direkomendasikan untuk mereka yang berisiko terkena penyakit paru-paru, karena dapat membantu menjaga dan memperkuat sistem kekebalan tubuh sebagai proteksi tambahan.

5 dari 5 halaman

7. Emfisema

Emfisema adalah salah satu jenis penyakit paru-paru kronis yang ditandai dengan kerusakan pada dinding alveoli atau gelembung udara di paru-paru. Hal ini menyebabkan penurunan fungsi paru-paru dalam melakukan pertukaran gas, terutama pengeluaran karbon dioksida.

Ciri-ciri emfisema antara lain sesak napas yang terus menerus, batuk kronis yang tidak menghilang, produksi dahak berlebih, kelelahan yang berlebihan, penurunan berat badan, serta perubahan bentuk dada yang tampak seperti "kerucut".

Penyebab utama emfisema adalah merokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif. Asap rokok mengandung zat-zat kimia berbahaya yang merusak jaringan paru-paru secara bertahap. Selain itu, faktor genetik dan paparan polusi udara juga dapat meningkatkan risiko terjadinya emfisema.

Pencegahan emfisema dapat dilakukan dengan menghindari kebiasaan merokok dan menghindari paparan asap rokok. Menjaga pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga secara teratur, juga dapat membantu menjaga kesehatan paru-paru.

Dalam penanganan emfisema, perlu dilakukan pengobatan yang melibatkan penggunaan obat-obatan, rehabilitasi paru-paru, serta perubahan gaya hidup yang teratur. Penting untuk segera mengkonsultasikan diri ke dokter jika mengalami gejala emfisema agar dapat diberikan penanganan yang tepat.

 

8. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah kondisi paru-paru yang bersifat kronis, ditandai dengan gangguan aliran udara yang menghambat proses pernapasan. PPOK dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada saluran udara paru-paru dan biasanya berkembang secara bertahap.

Ciri-ciri PPOK meliputi sesak napas yang terus-menerus dan semakin memburuk, batuk yang berdampak pada produksi dahak dalam waktu lama, dan seringnya terjadi infeksi saluran pernapasan. Penderita PPOK juga cenderung mudah lelah dan mengalami penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya.

Penyebab utama PPOK adalah merokok, termasuk merokok aktif dan pasif. Paparan jangka panjang terhadap polusi udara, bahan kimia industri, dan debu juga dapat menyebabkan PPOK. Faktor genetik juga memainkan peran dalam meningkatkan risiko terkena PPOK.

Pencegahan PPOK melibatkan menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari paparan asap rokok. Menjaga lingkungan yang bersih dan bebas polusi udara juga penting. Penting untuk menghindari paparan bahan kimia berbahaya dan debu yang dapat merusak paru-paru.

Dalam mengatasi PPOK, perawatan yang tepat dan teratur dapat membantu mengurangi gejala dan memperlambat kemajuan penyakit. Olahraga teratur, menjaga pola makan sehat, dan menghindari lingkungan berpolusi juga dapat membantu menjaga kesehatan paru-paru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.