Sukses

Apa Kata Baku 'Berfikir' yang Benar? Ketahui Kata Dasar dan Proses Morfologinya

Penggunaan kata berfikir sebaiknya dihindari karena tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Liputan6.com, Jakarta Pentingnya memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia tidak bisa diabaikan. Penggunaan kata-kata yang benar dapat meningkatkan pemahaman dan komunikasi antara penutur bahasa. Salah satu contoh kata yang sering membingungkan adalah antara "berfikir" dan "berpikir". 

Secara umum, kata baku "berpikir" sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, beberapa orang mungkin menggunakan "berfikir" sebagai variasi kata yang dianggap lebih alami. Meskipun demikian, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata yang lebih baku dan sering digunakan adalah "berpikir".

Tentu ada alasan mengapa kata baku berfikir yang benar adalah berpikir. Untuk memahami kata baku berfikir yang benar, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (4/3/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pengertian Kata Baku

Kata baku merujuk pada kata yang telah distandarkan, sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Dalam konteks ini, kita akan membahas kata baku berfikir. Perbedaan antara berfikir dan berpikir seringkali menimbulkan kebingungan, namun menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata baku yang benar adalah berpikir.

Kata berpikir dianggap lebih tepat karena telah mengikuti standar yang ditetapkan oleh KBBI sebagai tolok ukur penggunaan kata dalam bahasa Indonesia. KBBI merupakan sebuah kamus yang berfungsi sebagai panduan untuk penggunaan kata-kata secara benar sesuai dengan kaidah bahasa.

Fungsi kata baku dalam Bahasa Indonesia sangat penting karena dapat meminimalkan terjadinya kekeliruan dalam penggunaan kata-kata. Dalam kasus kata "berfikir" dan "berpikir", kata baku yang benar adalah "berpikir". Kata "berfikir" bukan merupakan kata baku yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "berpikir" memiliki arti "melakukan proses memikirkan sesuatu secara intensif".

Penggunaan kata baku sangat penting dalam penulisan karena dapat memastikan komunikasi yang jelas dan efektif antara penulis dan pembaca. Dengan menggunakan kata baku, penulis dapat meminimalisir adanya kesalahpahaman dan mempertahankan integritas bahasa Indonesia.

 

3 dari 5 halaman

Pengertian Kata Tidak Baku

Dalam bahasa Indonesia, terdapat istilah yang dikenal dengan kata tidak baku. Kata tidak baku merujuk pada bentuk kata yang tidak diakui secara resmi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Artinya, kata-kata ini biasanya tidak ditemukan dalam kamus resmi atau tidak digunakan secara luas di masyarakat.

Dalam kasus kata "berfikir" dan "berpikir", kata baku yang benar adalah "berpikir". Kata "berfikir" tidak diakui sebagai bentuk yang sah dalam Bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan ketentuan dalam Pedoman Umum Ejaan yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada tahun 2015.

Berdasarkan informasi latar belakang, kata "berpikir" memang telah diterima sebagai bentuk kata yang benar dan ditemukan dalam kamus resmi. Oleh karena itu, dalam penulisan yang baik dan benar, kita sebaiknya menggunakan kata "berpikir" sebagai bentuk yang baku.

4 dari 5 halaman

Kata Baku Berfikir atau Berpikir, Mana yang Benar?

Kata baku yang benar antara "berfikir" dan "berpikir" adalah "berpikir". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tidak terdapat kata "fikir". Namun, terdapat kata "pikir" yang berarti proses dan aktivitas mempertimbangkan atau memikirkan sesuatu.

Kata "berpikir" terbentuk dari suatu proses pembentukan kata, di mana kata dasar "pikir" yang mendapatkan awalan "ber-". Awalan "ber-" menunjukkan bahwa kata kerja tersebut dilakukan secara berkelanjutan atau berulang-ulang. Dalam hal ini, "berpikir" menggambarkan aktivitas memikirkan sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus atau berulang-ulang.

Dalam penulisan artikel dan tulisan resmi, sebaiknya menggunakan kata baku "berpikir" untuk memastikan konsistensi dan keakuratan dalam penggunaan bahasa Indonesia. Meskipun ada penggunaan yang tidak baku seperti "berfikir", namun penggunaan "berpikir" dianggap lebih sesuai dan benar berdasarkan aturan morfologi bahasa Indonesia yang terdapat dalam KBBI.

5 dari 5 halaman

Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

Sebelum membahas perbedaannya, kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan kata baku dan tidak baku. Kata baku adalah kata yang menggunakan ejaan yang disepakati oleh bahasa Indonesia yang benar. Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang menggunakan pengucapan atau penulisan yang kurang tepat menurut ejaan bahasa Indonesia yang benar.

Salah satu contoh kata yang sering menimbulkan kebingungan adalah antara "berfikir" dan "berpikir". Kata baku yang benar adalah "berpikir". Meskipun kita sering mendengar dan menggunakan kata "berfikir", sebenarnya kata tersebut tidak baku. Kata "berfikir" merupakan contoh kata tidak baku yang sering keliru digunakan oleh banyak orang.

Selain itu, masih ada banyak lagi contoh kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia. Berikut contoh-contohnya:

Kata Baku - Kata Tidak Baku

  1. Aktif - Aktip, giat (bekerja, berusaha).
  2. Aktivitas - Aktifitas, keaktifan; kegiatan.
  3. Ambeien - Ambeyen, puru sembilik; wasir.
  4. Andal - Handal, dapat dipercaya.
  5. Apotek - Apotik, toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat.
  6. Asas - Azas, dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat).
  7. Astronaut - Astronot, awak pesawat ruang angkasa; kosmonaut; antariksawan.
  8. Atlet - Atlit, olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan).
  9. Batalion - Batalyon, kesatuan tentara yang merupakan bagian dari resimen (300—1.000 orang).
  10. Baterai - Batere, alat untuk menghimpun dan membangkitkan aliran listrik.
  11. Becermin - Bercermin, melihat muka atau diri sendiri dalam cermin (air dan sebagainya).
  12. Blanko - Blangko, formulir cek yang telah ditandatangani oleh penarik tanpa dicantumkan jumlah uang yang harus dibayar.
  13. Bus - Bis, kendaraan bermotor angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih, yang dapat memuat penumpang banyak.
  14. Cabai - Cabe, tanaman perdu yang buahnya berbentuk bulat panjang dengan ujung meruncing, apabila sudah tua berwarna merah kecokelat-cokelatan atau hijau tua, berisi banyak biji yang pedas rasanya.
  15. Detail - Detil, bagian yang kecil-kecil (yang sangat terperinci).
  16. Detergen - Deterjen, bahan pembersih pakaian (seperti sabun yang tidak dibuat dari lemak atau soda dan berupa tepung atau cairan).
  17. Diagnosis - Diagnosa, penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya.
  18. Efektif - Efektip, ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya).
  19. Efektivitas - Efektifitas, keefektifan.
  20. Ekstrakurikuler - Ekstrakulikuler, berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum.
  21. Elite - Elit, orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok.
  22. Esai - Esei, karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.
  23. Fondasi - Pondasi, dasar bangunan yang kuat, biasanya (terdapat) di bawah permukaan tanah tempat bangunan itu didirikan; fundamen.
  24. Ijazah - Ijasah, surat tanda tamat belajar.
  25. Ikhlas - Ihlas, bersih hati; tulus hati.
  26. Imbau - Himbau, memanggil; menyebut nama orang.
  27. Indera - Indra, alat untuk merasa, mencium bau. mendengar, melihat, meraba, dan merasakan sesuatu secara naluri (intuitif).
  28. Insaf - Insyaf, sadar (akan); mengerti benar (akan); yakin benar (akan).
  29. Isap - Hisap, memasukkan (menarik ke dalam) dengan kekuatan hawa.
  30. Istri - Isteri, wanita (perempuan) yang telah menikah atau yang bersuami.
  31. Ramai - Rame, riuh rendah (tentang suara, bunyi).
  32. Rapi - Rapih, baik, teratur, dan bersih; apik.
  33. Saksama - Seksama, teliti; cermat.
  34. Saraf - syaraf, perubahan kata-kata.
  35. Sekadar - Sekedar.
  36. Sekretaris - Sekertaris, orang (pegawai, anggota pengurus) yang diserahi pekerjaan tulis-menulis, atau surat-menyurat, dan sebagainya.
  37. Teoretis - Teoritis, berdasar pada teori; menurut teori.
  38. Terampil - Trampil, cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.