Sukses

Mengenal Gangguan Depresi Mayor, Ketahui Faktor Risiko, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Gangguan depresi mayor merupakan kondisi kesehatan mental yang sangat mempengaruhi kesejahteraan seseorang, namun seringkali tidak mendapat perhatian yang cukup.

Liputan6.com, Jakarta Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental masih menjadi perhatian utama di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Banyak kasus gangguan mental yang tidak terdeteksi dan diabaikan, salah satunya adalah gangguan depresi mayor. Gangguan depresi mayor merupakan kondisi kesehatan mental yang sangat mempengaruhi kesejahteraan seseorang, namun seringkali tidak mendapat perhatian yang cukup.

Gangguan depresi mayor ditandai oleh perasaan sedih yang mendalam dan kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari. Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan depresi mayor antara lain adalah genetik, perubahan hormon, trauma emosional, kecemasan, serta penyakit kronis. Gejala yang biasanya muncul termasuk perubahan nafsu makan, tidur yang terganggu, kelelahan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.

Untuk mengatasi gangguan depresi mayor, beberapa tindakan bisa dilakukan seperti terapi psikologis, pengobatan dengan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, serta dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Pentingnya mengenali gangguan depresi mayor dan mencari bantuan profesional jika mengalami gejalanya tidak boleh diabaikan, karena kondisi ini dapat berdampak serius pada kehidupan sehari-hari dan kesejahteraan emosional seseorang.

Untuk memahami apa itu gangguan depresi mayor dan bagaimana langkah pencegahan dan perawatannya, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (23/1/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Definisi dan Karakteristik Depresi Mayor

Depresi mayor adalah gangguan mood serius yang ditandai dengan perasaan sedih yang persisten, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari, energi yang rendah, perubahan berat badan atau nafsu makan, serta gangguan tidur. Selain itu, penderita depresi mayor juga sering mengalami perasaan tidak berarti, perasaan bersalah yang berlebihan, kesulitan berkonsentrasi, dan pikiran untuk bunuh diri.

Perbedaan utama antara kesedihan normal dan depresi mayor adalah intensitas dan lamanya gejala. Kesedihan normal adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang bisa diatasi dalam waktu singkat, sementara depresi mayor dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Selain itu, depresi mayor juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kesehatan fisik penderitanya.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang depresi mayor, diharapkan masyarakat bisa lebih peka terhadap gejala-gejalanya dan memberikan dukungan serta perhatian yang diperlukan kepada penderita. Semakin banyak informasi yang tersedia, semakin besar kesadaran akan pentingnya upaya pencegahan dan pengobatan depresi mayor.

3 dari 7 halaman

Faktor Pemicu dan Risiko

Depresi mayor dapat dipicu oleh beberapa faktor, termasuk faktor genetik, perubahan hormon, stres hidup, trauma, atau kondisi medis tertentu. Faktor genetik memainkan peran penting dalam risiko seseorang mengalami depresi mayor, dimana individu yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan depresi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalaminya juga.

Perubahan hormon juga dapat memicu depresi mayor, terutama pada wanita yang mengalami perubahan hormonal secara signifikan, seperti saat masa pubertas, kehamilan, atau menopause. Selain itu, stres hidup yang kronis atau berkepanjangan juga bisa menjadi pemicu depresi mayor. Trauma, baik fisik maupun emosional, juga dapat memicu munculnya depresi mayor, terutama pada individu yang mengalami kejadian traumatis secara berulang atau dalam jangka waktu yang lama.

Kondisi medis tertentu seperti penyakit kronis, gangguan neurologis, atau gangguan kesehatan mental lainnya juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami depresi mayor. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor pemicu depresi mayor agar dapat mengenali tanda-tanda dan gejalanya serta memberikan dukungan dan perawatan yang tepat bagi individu yang mengalami gangguan depresi mayor.

 

4 dari 7 halaman

Gejala Depresi Mayor

Depresi mayor merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan menetap, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan, energi yang rendah, dan perubahan pola tidur dan nafsu makan. Gejala fisik yang sering terjadi antara lain adalah kelelahan yang berkepanjangan, sakit kepala, gangguan pencernaan, dan nyeri tubuh yang tidak terkendali.

Secara emosional, seseorang dengan depresi mayor mungkin mengalami perasaan putus asa, bersalah berlebihan, dan gundah gulana yang kronis. Mereka juga dapat merasa cemas, tidak berdaya, dan sulit berkonsentrasi. Gejala ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental seseorang, tetapi juga kualitas hidup sehari-hari. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menjalani rutinitas sehari-hari, seperti bekerja, berinteraksi dengan orang lain, atau merawat diri sendiri.

Ketika gejala depresi mayor tidak diobati, mereka dapat memengaruhi hubungan sosial, pekerjaan, dan kesehatan fisik seseorang. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala depresi mayor dan mencari bantuan medis segera untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

 

5 dari 7 halaman

Dampak pada Kesehatan Fisik dan Mental

Gangguan depresi mayor adalah kondisi kesehatan mental yang serius dan dapat berdampak besar pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Gejala depresi mayor meliputi perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat atau kegembiraan dalam aktivitas sehari-hari, gangguan tidur atau makan, kelelahan yang berlebihan, perasaan tidak berharga atau bersalah, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Dampak depresi mayor dapat menyebabkan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh, yang membuat seseorang rentan terhadap infeksi dan penyakit. Selain itu, depresi mayor juga dapat berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes, gangguan tidur, dan masalah kesehatan fisik lainnya.

Secara mental, depresi mayor dapat menyebabkan kesulitan dalam konsentrasi, pengambilan keputusan, dan performa dalam pekerjaan atau sekolah. Hal ini juga dapat memengaruhi hubungan sosial dan emosional seseorang, meningkatkan risiko isolasi sosial dan penurunan kualitas hidup.

Penting untuk mendapatkan bantuan medis saat menghadapi gangguan depresi mayor, karena dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Terapi, obat-obatan, dan dukungan sosial dapat membantu mengelola gejala dan mencegah dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.

 

6 dari 7 halaman

Diagnosis Gangguan Depresi Mayor

Diagnosis gangguan depresi mayor melibatkan proses evaluasi oleh profesional kesehatan mental, seperti psikiater atau psikolog. Proses ini biasanya dimulai dengan wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi tentang gejala yang dialami oleh individu, riwayat medis dan keluarga, serta faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kondisi psikologis mereka. Selain itu, profesional kesehatan mental juga dapat menggunakan alat penilaian atau kuesioner standar untuk membantu dalam proses diagnosis.

Dalam menegakkan diagnosis depresi mayor, profesional kesehatan mental biasanya merujuk pada kriteria diagnostik yang tercantum dalam Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Kriteria tersebut mencakup keberadaan gejala depresi utama selama setidaknya dua minggu, seperti perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan, perubahan berat badan atau nafsu makan, perubahan pola tidur, kelelahan, perasaan tidak berharga, pikiran tentang kematian atau bunuh diri, dan gangguan konsentrasi.

Selain itu, untuk menegakkan diagnosis depresi mayor, profesional kesehatan mental juga perlu memastikan bahwa gejala tersebut tidak disebabkan oleh penggunaan obat-obatan atau masalah medis lainnya. Dengan melakukan proses diagnosis yang komprehensif, diharapkan individu dengan gangguan depresi mayor dapat menerima bantuan dan perawatan yang sesuai untuk memperbaiki kesejahteraan mental mereka.

7 dari 7 halaman

Perawatan dan Pencegahan

Gangguan depresi mayor adalah kondisi kesehatan mental yang serius dan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Perawatan dan pengobatan untuk gangguan depresi mayor sangat penting untuk membantu individu yang menderita mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Berikut adalah sejumlah cara untuk mengatasi gangguan depresi mayor:

1. Perawatan dan Intervensi

Pendekatan perawatan yang umumnya digunakan untuk mengatasi gangguan depresi mayor meliputi konseling (psikoterapi) dan pengobatan dengan obat-obatan. Psikoterapi dapat membantu individu untuk mengidentifikasi dan mengatasi pikiran negatif, serta membantu mereka mengembangkan strategi dan keterampilan untuk mengatasi depresi. Selain itu, pengobatan dengan obat-obatan seperti antidepresan juga sering direkomendasikan untuk membantu mengurangi gejala depresi.

Selain konseling dan pengobatan, terapi lainnya juga sering diterapkan, seperti terapi elektrokonvulsif (ECT) atau stimulasi otak dalam terapi (TMS) untuk kasus-kasus yang lebih parah atau sulit diobati. Terapi cahaya juga dapat digunakan untuk mereka yang mengalami depresi musiman. Selain itu, terapi aktif yang melibatkan olahraga, yoga, meditasi, atau seni juga dapat membantu mengurangi gejala depresi.

Penting untuk dicatat bahwa pendekatan perawatan yang terbaik untuk setiap individu akan berbeda-beda, dan dapat melibatkan kombinasi dari berbagai jenis terapi. Konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk menentukan pendekatan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Anda.

2. Peran Dukungan Sosial

Dukungan sosial dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar memainkan peran penting dalam pemulihan individu yang mengalami gangguan depresi mayor. Dukungan sosial dapat memberikan rasa diterima, cinta, perhatian, dan bantuan dalam mengatasi perasaan sepi dan hampa yang seringkali dirasakan oleh individu yang mengalami depresi mayor.

Keluarga yang memberikan dukungan emosional, praktikal, dan memberikan perhatian yang sangat dibutuhkan, dapat membantu individu dalam memotivasi diri untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan dan bekerja sama dengan profesional kesehatan mental. Selain itu, dukungan dari teman-teman juga dapat memberikan pengertian, dorongan, dan sumber dukungan yang membantu individu mengatasi perasaan terisolasi dan tidak berarti.

Lingkungan sekitar yang inklusif dan penerima serta mendorong individu yang mengalami depresi mayor untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan mendapatkan pengalaman positif serta rasa kebergunaan juga dapat memainkan peran krusial dalam proses pemulihan. Oleh karena itu, penting bagi individu yang mengalami depresi mayor untuk mendapatkan dukungan sosial yang memadai agar proses pemulihan mereka dapat berjalan dengan lebih baik.

3. Pencegahan dan Manajemen Jangka Panjang

Untuk mencegah kambuhnya depresi mayor, penting untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sehat. Ini termasuk menjaga pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan memastikan bahwa Anda mendapatkan cukup istirahat setiap malam. Menjaga hubungan sosial yang sehat dan aktif juga dapat membantu dalam mencegah terulangnya depresi.

Selain itu, dukungan kontinu dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental juga sangat penting. Terapi psikologis atau konseling dapat membantu dalam mengelola gejala dan mencegah kambuhnya depresi. Obat-obatan juga mungkin diresepkan oleh dokter untuk mengelola gejala yang persisten.

Manajemen jangka panjang depresi mayor juga melibatkan terapi psikologis yang berkelanjutan dan dukungan sosial yang konsisten. Mengembangkan strategi untuk mengelola stres dan mengidentifikasi pemicu depresi juga penting. Membersihkan rumah dan mencari minat atau kegiatan baru juga dapat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan mental.

Penting untuk tetap terhubung dengan profesional kesehatan mental untuk pemantauan dan bimbingan yang konsisten. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa gejala depresi mulai muncul kembali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.