Sukses

Kafein Adalah Stimulan Alami, Ini 4 Gejala Kecanduan yang Perlu Diwaspadai

Kafein adalah stimulan alami, yang paling banyak ditemukan pada tanaman teh, kopi, dan kakao.

Liputan6.com, Jakarta Kafein adalah senyawa kimia, yang termasuk dalam kelompok xanthine. Ini adalah zat psikoaktif yang dapat merangsang sistem saraf pusat manusia, memberikan efek peningkatan kewaspadaan, dan mengurangi rasa kelelahan.

Kafein adalah zat yang digunakan untuk meredakan rasa kantuk, sehingga seseorang dapat tetap terjaga. Kafein secara alami ditemukan dalam berbagai jenis tanaman, terutama biji tanaman teh, kopi, dan beberapa jenis tanaman lainnya.

Hingga kini, banyak minuman dan produk makanan mengandung kafein, dan zat ini telah menjadi bagian integral dari banyak budaya di seluruh dunia, terutama melalui konsumsi kopi dan teh. Selain itu, kafein adalah stimulan yang juga ditambahkan ke minuman ringan, minuman berenergi, dan obat-obatan tertentu.

Meskipun kafein sering dikonsumsi, untuk merasakan efek stimulasi mental dan meningkatkan energi, penting untuk memahami bahwa konsumsi kafein yang berlebihan, dapat menyebabkan ketergantungan, gangguan tidur, dan efek samping lainnya. 

Berikut ini kandungan dalam kafein yang Liputan6.com rangkum dari berbagia sumber, Selasa (14/11/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Apa Itu Kafein

Kafein secara alami ditemukan pada daun dan buah beberapa tanaman baik itu dalam kopi, teh hitam dan hijau, kakao, minuman ringan cola, dan minuman energi. Mungkin juga ada dalam coklat batangan, hingga beberapa obat non-resep, seperti sirup obat batuk dan tablet pelangsing. Mengutip dari laman Betterhealth, kafein adalah stimulan yang berarti meningkatkan aktivitas di otak dan juga sistem saraf.

Dalam dosis kecil, kafein bisa membuat Anda merasa segar dan fokus. Dalam dosis besar, kafein bisa membuat Anda merasa cemas dan sulit tidur. Seperti banyak obat lain, toleransi terhadap kafein mungkin terjadi, yang berarti Anda memerlukan dosis yang semakin besar untuk mencapai efek yang sama.

Melansir dari laman Healthline, kafein merupakan stimulan alami yang paling banyak ditemukan pada tanaman teh, kopi, dan kakao. Kafein ini bekerja dengan menstimulasi otak dan sistem saraf pusat, sehingga membantu Anda tetap waspada dan mencegah timbulnya kelelahan.

Minuman ringan berkafein memasuki pasar pada akhir tahun 1800-an, dan minuman energi segera menyusul. Saat ini, 80% populasi dunia mengonsumsi produk berkafein setiap hari, dan jumlah ini meningkat hingga 90% pada orang dewasa di Amerika Utara.  Setelah dikonsumsi, kafein dengan cepat diserap dari usus ke dalam aliran darah. Dari sana, ia berpindah ke hati dan dipecah menjadi senyawa yang dapat mempengaruhi fungsi berbagai organ.

 

 

3 dari 5 halaman

Kadar Kafein

Bagaimana Anda bereaksi terhadap kafein, bergantung pada massa tubuh, kesehatan, dan metabolisme Anda. Hal ini juga tergantung pada apakah tubuh Anda terbiasa mengonsumsi kafein dalam dosis teratur, dan berapa banyak yang Anda konsumsi dalam satu porsi. Melansir dari sumber yang sama, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa 400mg per hari, atau kurang adalah dosis kafein yang dapat diterima untuk masyarakat umum.

Perkiraan kadar kafein per porsi meliputi:

  1. Minuman coklat: 5–10mg per 250ml
  2. Kopi instan: 80–120mg per 250ml
  3. Kopi tetes atau perkolasi: 150–240mg per 250ml
  4. Kopi espresso seperti espresso atau latte: 105–110mg per 250ml
  5. Kopi tanpa kafein: 2–6mg per 250m
  6. lteh hitam: 65–105mg per 250ml
  7. Minuman cola: 40–49mg per 375ml
  8. Minuman energi Red Bull: 80mg per 250 ml
  9. Minuman energi: 160mg per 250ml
  10. Coklat batangan hitam: 40-50mg per porsi 55g
  11. Coklat susu batangan – 10mg per porsi 50g
  12. Guarana: dapat mengandung hingga 100mg per 1g
  13. Guaranatablet kafein seperti No-Doz – 100mg per tablet.
  14. Minuman energi dan kafein
  15. Minuman energi mengandung kafein, serta bahan-bahan seperti taurin dan guarana (sumber kafein alami).

Kandungan kafein dan gula pada minuman energi tergolong tinggi. Faktanya seringkali lebih tinggi dibandingkan minuman ringan. Kadar kafein dalam minuman energi berbeda-beda antar merek, jadi penting untuk membaca label sebelum meminumnya. Oleh karena itu, sebaiknya bagi anak-anak dan ibu hamil sebaiknya menghindari minum minuman berenergi.

 

 

 

4 dari 5 halaman

Sumber Kafein

Kopi

Kopi berasal dari biji tanaman kopi yang tumbuh terutama di wilayah tropis. Biji kopi yang matang dipanen, lalu disangrai untuk menghasilkan rasa dan aroma yang khas. Setelah diseduh dengan air panas atau direbus, biji kopi mengeluarkan senyawa kafein ke dalam minuman, menjadikannya salah satu sumber utama kafein di seluruh dunia.

Teh

Tanaman teh, Camellia sinensis, menyediakan daun yang digunakan untuk membuat berbagai jenis teh. Proses fermentasi dan pengolahan daun teh mempengaruhi kadar kafein. Teh hitam, misalnya, memiliki kadar kafein yang lebih tinggi daripada teh hijau atau putih. Kafein dalam teh dilepaskan selama proses penyeduhan, dan memberikan minuman tersebut efek stimulan.

Kakao dan Cokelat

Biji kakao, yang tumbuh pada pohon Theobroma cacao, juga mengandung kafein. Proses fermentasi dan pemanggangan biji kakao selama pembuatan cokelat melepaskan kafein. Meskipun jumlahnya tidak sebanyak dalam kopi, kafein dalam cokelat memberikan sentuhan stimulan yang lembut.

Minuman Berenergi

Minuman berenergi dirancang khusus untuk memberikan dorongan energi tambahan. Kafein adalah salah satu bahan aktif utama dalam minuman ini. Selain kafein, minuman berenergi sering mengandung taurin, vitamin B, dan bahan-bahan lain yang berpotensi meningkatkan kewaspadaan dan stamina.

Minuman Ringan

Beberapa minuman ringan, terutama cola, mengandung kafein. Meskipun kadar kafein dalam minuman ini umumnya lebih rendah dibandingkan kopi atau teh, konsumsi harian dapat meningkat terutama jika minuman ringan dikonsumsi secara teratur.

Obat-obatan

Beberapa obat, terutama obat pereda sakit dan obat flu, juga dapat mengandung kafein. Kafein ditambahkan ke obat-obatan karena dapat membantu meningkatkan efek pereda sakit dan memberikan dorongan energi, yang dapat bermanfaat dalam meredakan gejala.

5 dari 5 halaman

Gejala Kencanduan

  1. Kecanduan kafein terutama dalam dosis tinggi, dapat memicu rasa gelisah pada sebagian orang. Selain itu, konsumsi berlebihan kafein juga dapat menyebabkan peningkatan rasa cemas dan bahkan dapat memicu serangan panik, terutama pada mereka yang rentan terhadap gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu, bijaklah untuk secara perlahan mengurangi dosis kafein agar tidak memicu gejala yang tidak diinginkan.
  2. Kafein bersifat vasokonstriktor, yang berarti dapat menyempitkan pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan kepala berdenyut atau pusing. Jika seseorang biasanya mengonsumsi kafein secara teratur dan tiba-tiba menghentikan konsumsinya, hal ini dapat memicu sakit kepala. Oleh karena itu, perubahan dalam konsumsi kafein sebaiknya dilakukan secara perlahan untuk menghindari gejala ini.
  3. Kecanduan kafein dapat menyebabkan peningkatan kemudahan marah. Kafein, sebagai stimulan, memiliki kemampuan untuk merangsang saraf pusat, dan merangsang reseptor dopamin dalam otak. Ini dapat menghasilkan efek stimulasi yang mirip dengan kokain dan beberapa obat-obatan lain, meskipun pada tingkat yang lebih rendah. Kafein juga dapat melepaskan adrenalin, yang dapat mempengaruhi mood seseorang.
  4. Salah satu tanda kecanduan kafein adalah keinginan untuk meningkatkan konsumsi, terutama pada minuman berkafein seperti kopi. Seiring waktu, tubuh dapat menjadi lebih toleran terhadap kafein, yang dapat menyebabkan seseorang merasa perlu mengonsumsi lebih banyak, untuk mencapai efek yang sama. Namun, ini juga dapat menyebabkan tubuh menjadi semakin kebal terhadap kafein.

Cara Mengatasi

  1. Jika Anda terbiasa mengonsumsi kafein dalam jumlah besar, pertimbangkan untuk mengurangi porsinya secara bertahap. Misalnya, jika Anda biasanya minum lima cangkir kopi sehari, coba kurangi menjadi empat atau tiga secara perlahan.
  2. Menggantikan minuman berkafein dengan minuman bebas kafein, dapat membantu mengurangi kecanduan. Pilihan seperti teh herbal atau jeruk hangat dapat memberikan sensasi yang menyenangkan tanpa asupan kafein yang tinggi.
  3. Pilih minuman dengan kandungan kafein yang lebih rendah sebagai alternatif. Misalnya, menukar kopi hitam dengan kopi decaf atau minuman rendah kafein lainnya, yang dapat membantu mengurangi asupan secara signifikan.
  4. Menjaga pola tidur yang cukup dan berkualitas, dapat membantu mengurangi kebutuhan tubuh akan kafein. Tidur yang memadai dapat membantu menjaga energi dan kewaspadaan, tanpa bergantung pada stimulan tambahan.
  5. Melibatkan diri dalam rutinitas olahraga teratur, dapat memberikan energi alami dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Ini dapat menjadi alternatif yang sehat untuk ketergantungan pada kafein, untuk menjaga kewaspadaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.