Sukses

HNP Adalah Kondisi Saraf Kejepit, Kenali Ciri-Ciri dan Pengobatannya

Hernia nucleus pulposus atau HNP adalah kondisi di mana ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang

Liputan6.com, Jakarta HNP adalah akronim dari hernia nucleus pulposus. Hernia nucleus pulposus atau HNP adalah kondisi di mana ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang. HNP juga dikenal sebagai penyakit saraf kejepit.

Ciri-ciri yang ditimbulkan dari HNP adalah rasa nyeri atau rasa baal, disertai dengan rasa kesemutan yang menjalar di punggung bagian bawah (pinggang), punggung atas atau leher, dan tergantung pada lokasi terjadinya HNP.

HNP yang tidak mendapat penanganan adekuat membuat otot yang dipersarafi saraf tersebut mengecil dan berujung pada kelemahan gerak. Untuk itu, anda perlu mengenai ciri-ciri HNP dan cara penanganannya agar penyakit ini tidak berdampak fatal pada tubuh dalam jangka panjang.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian HNP beserta ciri-ciri dan pengobatannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (8/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

HNP Adalah

HNP adalah akronim dari hernia nucleus pulposus. HNP juga dikenal sebagai penyakit saraf kejepit. Syaraf kejepit merupakan kondisi saat saraf mengalami penekanan oleh jaringan sekitarnya, seperti tendon, ligamen, otot, tulang, tulang rawan, atau jaringan lunak abnormal seperti tumor.

HNP adalah kondisi di mana bantalan atau cakram yang berada di antara tulang belakang (soft gel disc atau nucleus pulposus) keluar dari posisi semula atau robek dan menjepit cabang saraf di sekitarnya. Hal ini dapat menimbulkan rasa nyeri atau rasa baal, disertai dengan rasa kesemutan yang menjalar di punggung bagian bawah (pinggang) maupun punggung atas atau leher.

HNP sering mengenai ruas tulang belakang yang banyak mengalami pergerakan atau mendapat banyak tumpuan berat badan tubuh. Ruas tulang belakang leher yang paling sering terkena HNP adalah pada C6-C7 dan C5-C6 sedangkan ruas tulang belakang pinggang pada L4-L5 dan L5-S1.

HNP dapat terjadi ketika bagian dalam diskus intervertebralis, yaitu nukleus pulposus, menonjol atau pecah melalui cincin serat fibrosa yang mengelilingi diskus. Akibatnya, hernia dapat memberikan rasa nyeri pada area nukleus pulposus yang menonjol dan juga area tubuh yang dikendalikan oleh serat tersebut.

3 dari 6 halaman

Ciri-Ciri HNP

Adapun beberapa ciri-ciri dari HNP yang bisa anda kenali adalah sebagai berikut:

1. Nyeri Punggung

Nyeri punggung adalah gejala utama HNP. Nyeri ini dapat terjadi di area sekitar hernia dan dapat menjalar ke tungkai (biasanya tungkai bawah) yang terkait dengan saraf tulang belakang yang tertekan. Nyeri bisa tajam, terasa seperti kram, atau bahkan rasa kesemutan.

2. Mati Rasa atau Kesemutan

Orang yang memiliki saraf terjepit sering mengalami mati rasa atau kesemutan pada bagian tubuh yang dilalui oleh saraf yang terkena.

3. Keterbatasan Gerakan

HNP dapat membatasi gerakan dan fleksibilitas tubuh Anda, terutama jika terjadi di daerah yang penting dalam mobilitas seperti leher atau punggung bawah.

4. Kelemahan

HNP yang tekanan terhadap saraf tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan otot di daerah yang terkena. Ini dapat mengganggu kemampuan Anda untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari.

5. Kesulitan Mengendalikan Kandung Kemih atau Usus

Pada kasus yang parah, HNP yang menekan saraf tulang belakang di area tulang belakang bawah (lumbosakral) dapat mempengaruhi kendali kandung kemih dan usus.

4 dari 6 halaman

Faktor Risiko dari HNP

HNP adalah penyakit yang dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling sering terjadi pada orang berusia 20 hingga 50 tahun. Faktor risiko yang dapat meningkatkan munculnya HNP antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Genetik
  2. Merokok
  3. Berat badan berlebihan atau obesitas
  4. Pekerjaan yang sering membungkuk
  5. Mengangkat benda berat atau mengoperasikan mesin dengan daya getar
  6. Cedera
  7. Gaya hidup kurang gerak
  8. Teknik mengangkat yang tidak aman
  9. Sering berkendara
5 dari 6 halaman

Pengobatan HNP

Pengobatan HNP dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan gejalanya, lokasi hernia, dan respons pasien terhadap perawatan. Berikut beberapa opsi pengobatan yang mungkin digunakan:

1. Pengobatan Konservatif

  1. Istirahat: Istirahat cukup untuk mengurangi tekanan pada tulang belakang dan memungkinkan penyembuhan.
  2. Terapi Fisik: Terapis fisik dapat membantu dengan latihan dan teknik yang dirancang untuk memperkuat otot-otot di sekitar tulang belakang dan mengurangi nyeri.
  3. Terapi Panas atau Dingin: Penerapan panas atau dingin ke daerah yang terkena dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri.
  4. Konsumsi obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat pereda nyeri, antiinflamasi nonsteroid (NSAID), atau obat relaksan otot untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
  5. Injeksi Epidural: Injeksi epidural kortikosteroid dapat digunakan untuk mengurangi peradangan di sekitar saraf tulang belakang yang tertekan.

2. Perawatan Operasi

Jika gejala hernia nucleus pulposus sangat parah, atau pengobatan konservatif tidak efektif, bedah bisa menjadi pilihan. Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, termasuk:

  1. Diskektomi: Ini adalah prosedur yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh diskus yang hernia. Ini dilakukan untuk menghilangkan tekanan pada saraf tulang belakang.
  2. Laminectomy: Ini adalah prosedur yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh lamin vertebra (bagian belakang tulang belakang) untuk memberikan lebih banyak ruang bagi saraf tulang belakang.
  3. Mikrodiskektomi: Ini adalah varian dari diskektomi yang menggunakan teknik bedah minimally invasive.
6 dari 6 halaman

Cara Mencegah HNP

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan atau Kemkes RI, HNP dapat dicegah dengan beberapa cara seperti:

  1. Menjaga berat badan karena obesitas akan membebani tulang belakang dan mengakibatkan pengikisan tulang lebih cepat.
  2. Berolahraga teratur untuk menguatkan otot, sendi, dan tulang.
  3. Menjaga postur tubuh saat beraktivitas seperti saat berdiri, duduk, mengangkat barang. Hindari juga pergerakan mendadak yang dapat menimbulkan cedera pada area tulang belakang dan sekitarnya.
  4. Hindari merokok karena nikotin yang terkandung dalam rokok dapat melemahkan jaringan bantalan tulang belakang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.