Sukses

Dislokasi adalah Pergeseran Sendi, Ini Penyebab dan Cara Penanganannya

Dislokasi adalah kondisi di mana tulang di sebuah sendi tidak lagi berada pada posisi normalnya. Dislokasi dapat terjadi di berbagai sendi tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Sendi adalah titik fisik penghubung antara dua tulang dalam anatomi tubuh manusia. Misalnya sendi peluru yang merupakan jenis sendi di mana satu tulang memiliki ujung yang membulat dan masuk ke ujung tulang lainnya yang memiliki bentuk cekungan. Sendi ini memungkinkan gerakan dan fleksibilitas antara tulang-tulang tersebut, sehingga memungkinkan tubuh untuk melakukan berbagai macam gerakan. 

Sebagai anggota tubuh yang berperan penting dalam mobilitas dan fungsi tubuh secara keseluruhan, sendi juga dapat mengalami gangguan, dislokasi salah satunya. Dislokasi adalah kondisi di mana tulang di sebuah sendi tidak lagi berada pada posisi normalnya. Dislokasi dapat terjadi di berbagai sendi tubuh.

Bergesernya posisi tulang dari sendi dapat menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa. Kondisi ini juga perlu segera diatasi agar tidak menyebabkan cedera yang lebih serius. Berikut ulasan tentang dislokasi adalah kondisi dimana tulang bergeser dari posisi normalnya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (1/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Dislokasi Tulang

Dislokasi adalah kondisi di mana tulang di sendi bergeser atau keluar dari posisi normalnya. Ini dapat terjadi pada semua persendian di tubuh, terutama setelah terjadinya benturan akibat kecelakaan atau terjatuh saat berolahraga.

Sendi adalah titik pertemuan antara dua tulang atau lebih dalam tubuh, terbentuk dari jaringan ikat dan tulang rawan, dan berfungsi sebagai penghubung di antara tulang-tulang ketika tubuh bergerak.

Ketika terjadi dislokasi, tidak hanya tulang yang terkena sendi yang terpengaruh, tetapi juga jaringan di sekitar sendi, seperti tendon, otot, dan saraf, bisa mengalami cedera. Oleh karena itu, penanganan dislokasi perlu segera dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya cacat permanen.

Dislokasi dapat terjadi secara parsial (subluksasi) atau total, dan bisa terjadi di berbagai sendi tubuh, termasuk lutut, siku, rahang, dan panggul, meskipun paling sering terjadi di bahu dan jari tangan.

Penyebab dan Faktor Resiko Dislokasi Tulang

Dislokasi dapat terjadi akibat berbagai kondisi yang memaksa sendi untuk keluar dari posisi normalnya. Berikut beberapa penyebab dislokasi yang umum terjadi.

1. Kecelakaan

Kecelakaan lalu lintas atau tabrakan mobil dapat menyebabkan benturan yang kuat pada sendi, yang dapat mengakibatkan dislokasi.

2. Terjatuh 

Jatuh dari ketinggian atau jatuh dengan posisi tubuh yang tidak tepat dapat menyebabkan sendi mengalami tekanan ekstrem yang memicu dislokasi.

3. Cedera Olahraga

Beberapa olahraga yang melibatkan kontak fisik atau gerakan ekstrem, seperti sepak bola, gulat, atau ski, dapat meningkatkan risiko dislokasi.

4. Mengalami Pukulan Keras di Area Sendi

Pukulan atau trauma langsung pada area sendi juga dapat menyebabkan dislokasi.

Selain penyebab-penyebab tersebut, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami dislokasi, berikut diantaranya.

1. Usia anak-anak dan Lansia

Anak-anak dan lansia lebih rentan mengalami dislokasi karena ketidakmatangan tulang dan gangguan elastisitas ligamen pada anak-anak serta penurunan kekuatan dan stabilitas sendi pada lansia.

2. Olahraga Intensitas Tinggi

Orang yang berpartisipasi dalam olahraga dengan intensitas tinggi, terutama yang melibatkan kontak fisik seperti rugby atau gulat, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami dislokasi.

3. Kondisi Otot yang Lemah 

Kondisi seperti distrofi otot atau kelemahan otot dapat mengurangi stabilitas sendi dan meningkatkan risiko dislokasi.

4. Kelainan Genetik

Beberapa kelainan genetik, seperti sindrom Ehlers-Danlos, dapat menyebabkan gangguan pada sendi, membuatnya lebih rentan terhadap dislokasi.

3 dari 4 halaman

Gejala Dislokasi

Gejala dislokasi dapat bervariasi tergantung pada keparahan dislokasi dan lokasi terjadinya. Berikut beberapa gejala dan keluhan dislokasi.

1. Sakit dan Nyeri

Rasa sakit dan ketidaknyamanan pada sendi yang mengalami dislokasi adalah gejala yang paling umum. Nyeri ini dapat menjadi sangat intens dan mengganggu aktivitas normal.

2. Sendi Bengkak 

Pada kasus dislokasi, sendi yang terkena cenderung membengkak akibat peradangan dan dapat menunjukkan tanda-tanda memar di sekitarnya.

3. Bagian Sendi Kemerahan 

Kulit di sekitar sendi yang mengalami dislokasi dapat berubah warna, menjadi merah atau bahkan hitam, karena peradangan dan perdarahan.

4. Bentuk Sendi Tidak Normal

Dislokasi menyebabkan sendi keluar dari posisi normalnya, sehingga bentuk sendi dapat terlihat tidak normal atau aneh. Ini sering terlihat dengan jelas pada kasus dislokasi yang parah.

5. Sakit Ketika Bergerak

Gerakan pada sendi yang mengalami dislokasi biasanya sangat menyakitkan. Bahkan usaha kecil untuk menggerakkan sendi tersebut dapat menyebabkan nyeri yang tajam.

6. Mati Rasa

Beberapa kasus dislokasi dapat menyebabkan mati rasa atau penurunan sensasi di sekitar sendi yang terkena.

Penanganan Dislokasi Tulang

Dislokasi sebaiknya ditangani segera. Jika tidak, komplikasi serius dapat terjadi, termasuk kerusakan pada saraf di sekitar sendi. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari bantuan medis jika ada gejala atau tanda dislokasi. Sebagai pertolongan pertama, kompres dingin dapat diterapkan di bagian sendi yang mengalami dislokasi, dan penting untuk menjaga agar sendi tersebut tidak bergerak.

Untuk mendiagnosis dislokasi, dokter akan melakukan wawancara mengenai gejala dan aktivitas terakhir yang berpotensi menyebabkan dislokasi. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan dengan memeriksa sendi yang dicurigai mengalami dislokasi dan memeriksa sirkulasi darah di area tersebut. Pemeriksaan penunjang seperti rontgen dan MRI mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis.

Metode pengobatan dislokasi akan bervariasi tergantung pada lokasi sendi yang mengalami dislokasi dan tingkat keparahannya. Tujuan pengobatan adalah mengembalikan tulang yang keluar atau bergeser ke posisi normalnya dan mencegah kerusakan pada saraf atau pembuluh darah di sekitar sendi.

Berikut beberapa metode pengobatan dislokasi tulang.

1. Obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau naproxen, untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan yang muncul akibat dislokasi.

2. Perawatan Medis

Ini bisa melibatkan tindakan reduksi, di mana dokter berusaha mengembalikan tulang ke posisinya yang normal. Setelah itu, sendi yang telah kembali ke posisi normal bisa diimobilisasi untuk mencegah pergerakan yang berlebihan. Dalam beberapa kasus, operasi mungkin diperlukan, terutama jika terdapat kerusakan pada pembuluh darah, saraf, atau ligamen di sekitar sendi. Setelah pengobatan medis, rehabilitasi biasanya diperlukan untuk memperkuat sendi dan melatih pasien agar dapat bergerak normal kembali.

3. Perawatan mandiri

Setelah penanganan medis, ada beberapa tindakan perawatan mandiri yang bisa dilakukan di rumah untuk mempercepat proses pemulihan dan meredakan rasa tidak nyaman, termasuk mengompres sendi dengan es atau air hangat, istirahatkan sendi yang mengalami dislokasi, dan melakukan latihan ringan untuk memulihkan kekuatan dan mobilitas sendi.

4 dari 4 halaman

Potensi Komplikasi Dislokasi

Dislokasi juga dapat menyebabkan komplikasi yang dapat membuat kondisi kesehatan semakin memburuk. Berikut adalah beberapa potensi komplikasi yang dapat terjadi pada kasus dislokasi tulang.

Komplikasi Akut Dislokasi

  1. Patah tulang (fraktur): Dislokasi yang kuat atau kekerasan dapat menyebabkan patah tulang pada area sekitar sendi yang mengalami dislokasi.
  2. Perdarahan akibat kerusakan pada jaringan lunak: Dislokasi dapat merusak jaringan lunak di sekitar sendi, yang bisa mengakibatkan perdarahan internal.
  3. Kerusakan saraf dan pembuluh darah di daerah sendi: Jika dislokasi merusak saraf atau pembuluh darah di sekitar sendi, ini dapat mengganggu fungsi normal dan memengaruhi sirkulasi darah.
  4. Infeksi di sendi dan tulang: Dislokasi yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko infeksi di dalam sendi atau pada tulang di sekitarnya.

Komplikasi Kronis Dislokasi

  1. Ketidakstabilan sendi: Jika dislokasi sering terjadi atau tidak ditangani secara memadai, dapat menyebabkan ketidakstabilan sendi, di mana sendi menjadi lebih rentan terhadap dislokasi berulang.
  2. Kaku sehingga ruang gerak terbatas: Peradangan dan kerusakan pada sendi akibat dislokasi dapat menyebabkan kekakuan, yang mengurangi kemampuan sendi untuk bergerak dengan leluasa.
  3. Kematian jaringan (avascular necrosis): Dislokasi yang mengganggu aliran darah ke jaringan di sekitar sendi dapat menyebabkan kematian jaringan (avascular necrosis), yang dapat mengganggu fungsi sendi.
  4. Peradangan di sendi: Dislokasi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan peradangan kronis di sendi, yang dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan jangka panjang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.