Sukses

Kantong Udara Mirip Tensimeter Ini Bisa Pandu Tunanetra, Begini Cara Kerjanya

Alat memandu mereka berjalan maju, mundur, ke kiri, atau ke kanan.

Liputan6.com, Jakarta Saat berkunjung ke dokter, tenaga medis akan mengeluarkan alat berupa tensimeter. Wujudnya berupa kantong udara untuk memompa lengan. Dari sanalah angka tekanan darah didapatkan. Menariknya, ada alat temuan baru para ilmuwan yang serupa dengan tensimeter. Namun digunakan sebagai alat pemandu tunanetra berjalan.

Sistem alat ini dikenal luas dengan sebutan Umpan Balik Haptik atau pengguna berkomunikasi dengan mesin melalui sentuhan. Para ilmuwan kini menerapkan kantong pneumatik ke dalam lengan (serupa dengan kantung tensimeter). Alat ini memungkinkan dipakai berjalan-jalan dapat mengarahkan tunanetra bahkan tunarungu dalam berjalan.

“Di masa depan, teknologi ini dapat diintegrasikan secara langsung dengan sistem navigasi, sehingga tekstil yang membentuk pakaian seseorang dapat memberitahu pengguna jalan mana yang harus ditempuh tanpa membebani indera penglihatan dan pendengaran,” kata Barclay Jumet peneliti di Rice University, AS.

Namun, kendala utama dalam penerapan teknologi ini adalah kebutuhan akan daya dan perangkat keras yang besar. Hal ini membuatnya tidak praktis untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari di dunia nyata. Berikut Liputan6.com merangkum teknologi unik navigasi tunanetra dan tunarungu melansir dari Sciencedirect dan New Atlas, Kamis (31/8/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sarung Lengan Mirip Tensimeter Memberikan Tiga Navigasi

Profesor Daniel Preston dari Rice University bersama dengan Profesor Marcia O'Malley dan mahasiswa PhD teknik mesin, Barclay Jumet, mengambil pendekatan inovatif dengan menggunakan karbon dioksida (CO2). 

Mereka mengembangkan sistem yang memungkinkan pengendali fluida kompak untuk melepaskan CO2 dari tangki kecil yang terpasang pada sabuk. CO2 ini disalurkan ke dalam kantong-kantong kecil yang terhubung dan disegel panas di dalam dua selongsong. Setiap selongsong berisi enam kantong dengan ukuran sekitar koin 25 sen AS.

Pengendali ini berfungsi sebagai respons terhadap perintah yang diberikan secara nirkabel, dan secara selektif mengembangkan kombinasi kantong dengan kekuatan dan frekuensi yang berbeda. Hasilnya, pengguna dapat merasakan berbagai ketukan pada bagian tubuh mereka. 

Sebagai contoh, dalam pengujian sistem, pengguna dapat merasakan rangkaian ketukan yang memandu mereka berjalan maju, mundur, ke kiri, atau ke kanan sepanjang 1 mil di jalanan Houston. Pengujian lain menunjukkan kemampuan pengguna untuk berjalan dalam pola potongan Tetris sepanjang 50 meter di lapangan terbuka.

3 dari 3 halaman

Sistem Sentuhan Memberikan Isyarat

Teknologi ini hanya butuh empat input elektronik, lebih sedikit daripada biasanya yang memerlukan 12 input. Ini memungkinkan integrasi langsung dengan sistem navigasi pada pakaian pengguna, memberikan panduan tanpa mengandalkan penglihatan atau pendengaran.

Selain itu, teknologi ini memiliki potensi kegunaan lain yang luas. Misalnya, teknologi ini dapat digunakan untuk membantu orang tunanetra menghindari rintangan, memberikan isyarat membaca bibir bagi orang tuli, atau menyediakan sensasi sentuhan melalui kaki palsu bagi orang yang telah mengalami amputasi.

Dengan demikian, pengembangan ini membuka jalan bagi berbagai aplikasi yang dapat memberikan manfaat besar bagi berbagai kelompok individu. Teknologi ini mewakili langkah penting menuju integrasi teknologi haptik yang lebih efisien dan lebih mudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.