Sukses

Intelegensi Adalah Kecerdasan, Berikut Faktor yang Mempengaruhinya

Intelegensi adalah konsep kompleks yang telah menjadi fokus studi di bidang psikologi dan ilmu kognitif selama bertahun-tahun.

Liputan6.com, Jakarta Intelegensi adalah kemampuan mental  dalam memahami, belajar, mengatasi masalah, berpikir abstrak, berkomunikasi, dan beradaptasi dengan lingkungan. Istilah ini mencakup berbagai aspek kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir yang mencakup pemahaman, penalaran, memori, persepsi, dan bahasa.

Intelegensi adalah konsep kompleks yang telah menjadi fokus studi di bidang psikologi dan ilmu kognitif selama bertahun-tahun. Terdapat berbagai teori tentang intelegensi, salah satunya adalah teori umum intelegensi (general intelligence) yang dikemukakan oleh Charles Spearman. Spearman berpendapat bahwa ada faktor umum yang mendasari kemampuan mental seseorang dalam berbagai tugas kognitif. 

Intelegensi tidak bersifat statis dan dapat berkembang melalui belajar, pengalaman, dan latihan. Berikut ulasan tentang intelegensi adalah kecerdasan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (20/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kecerdasan Manusia

Intelegensi adalah kemampuan kecerdasan seseorang yang melibatkan proses berpikir secara rasional dan efektif untuk memahami, beradaptasi, dan merespons lingkungan serta situasi yang dihadapi. Istilah ini berasal dari bahasa Inggris "intelligence," yang juga memiliki akar kata dalam bahasa Latin seperti "intellectus" dan "intellegere" atau "intelligentia."

Charles Darwin telah dikaitkan dengan memperkenalkan teori intelegensi, namun ada beberapa sumber yang juga menunjukkan bahwa teori intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones pada tahun 1951. Spearman dan Wynn menguraikan konsep lama tentang kekuatan atau power yang melengkapi akal dan pikiran manusia dengan pengetahuan sejati. Dalam bahasa Yunani, kekuatan tersebut disebut "nous," dan orang yang menggunakan kekuatan ini disebut "noeseis."

Definisi intelegensi juga diberikan oleh David Wechsler dan Edward Thorndike. Wechsler mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan individu untuk bertindak dengan terarah, berpikir rasional, dan menghadapi lingkungan secara efektif. Intelegensi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat disimpulkan melalui berbagai tindakan nyata yang menjadi manifestasi dari proses berpikir rasional. Sementara itu, Thorndike mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan individu untuk memberikan respons yang tepat dan baik terhadap stimulasi yang diterima.

Secara umum, intelegensi mencakup kemampuan kognitif, keterampilan berpikir, memori, pemahaman, dan kemampuan beradaptasi dalam menghadapi tantangan serta belajar dari pengalaman baru. Penting untuk diingat bahwa intelegensi bukanlah sesuatu yang statis dan dapat berkembang melalui belajar dan pengalaman sepanjang hidup seseorang.

3 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Intelegensi

Setiap ahli memiliki deskripsi yang berbeda-beda tentang intelegensi. Shane Legg dan Marcus Hunter pada 2006 mengelompokkan definisi intelegensi menjadi tiga jenis seperti berikut. 

1. Intelegensi Kolektif

Intelegensi kolektif adalah definisi intelegensi yang telah disetujui oleh lebih dari satu individu dan dianggap mewakili pandangan dari beberapa orang atau organisasi. Definisi intelegensi kolektif ini diambil dari kamus-kamus dan artikel ilmiah. 

Contoh definisi intelegensi kolektif dari kamus All Word tahun 2006 adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengetahuan, memori, pengalaman, penalaran, pemahaman, penilaian, serta imajinasi untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan baru. American Psychological Association juga menyatakan bahwa intelegensi melibatkan perbedaan kemampuan individu dalam memahami ide yang kompleks, beradaptasi dengan lingkungan, dan melakukan penalaran untuk menyelesaikan masalah.

2. Intelegensi Psikologis

ntelegensi psikologis adalah definisi intelegensi yang dikemukakan oleh para ahli psikologi. Anastasi menyatakan bahwa intelegensi adalah kombinasi dari beberapa fungsi dan memerlukan berbagai kemampuan untuk bertahan dan berkembang dalam suatu kultur. Sementara menurut Dearborn, intelegensi merupakan kemampuan individu untuk belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman.

3. Intelegensi AI Researcher

Intelegensi AI Researcher mengacu pada definisi intelegensi yang diungkapkan oleh para peneliti di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence). J.S. Albus mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan sebuah sistem untuk bertindak sesuai dengan lingkungan yang tidak pasti. Tindakan yang diambil harus mendukung tujuan utama dari sistem dan meningkatkan kemungkinan mencapai kesuksesan.

4 dari 4 halaman

Faktor yang Memengaruhi Intelegensi

Seperti sempat disinggung sebelumnya, intelegensi seseorang tidak bersifat statis. Intelegansi dapat bekembang berdasarkan berbagai faktor seperti berikut. 

1. Genetik

Faktor bawaan atau genetik memainkan peran penting dalam menentukan intelegensi seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa IQ seseorang memiliki korelasi yang tinggi dengan anggota keluarganya, seperti saudara kandung dan orang tua kandung. Hal ini menunjukkan bahwa intelegensi dapat diturunkan secara genetik dalam keluarga. Anak yang diadopsi juga memiliki korelasi intelegensi dengan orang tua kandungnya, meskipun tingkat korelasinya lebih rendah dibandingkan dengan anak kandung. Faktor bawaan ini menunjukkan bahwa sebagian besar intelegensi tidak dapat diubah oleh lingkungan.

2. Lingkungan

Lingkungan juga memiliki peran penting dalam memengaruhi intelegensi seseorang. Asupan makanan bergizi yang memengaruhi perkembangan otak dapat berkontribusi pada kecerdasan individu. Selain itu, rangsangan emosional dan kognitif yang diberikan oleh lingkungan juga memainkan peran penting. Lingkungan yang mendukung, peduli, dan memberikan rangsangan positif dapat meningkatkan tingkat kecerdasan individu. Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendorong atau keras dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan.

3. Stabilitas Intelegensi dan IQ

Stabilitas kecerdasan mengacu pada konsep umum tentang keterampilan yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan cenderung stabil seiring perkembangan otak yang organik. Periode perkembangan otak hingga usia sekitar 20 tahun memberikan potensi kecerdasan yang terus meningkat. Namun, ketika otak mulai mengalami pembusukan organik, kecerdasan cenderung menurun. Stabilitas IQ, di sisi lain, tidak hanya tergantung pada perubahan fisik atau usia, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan perkembangan individu.

4. Kematangan 

Kecerdasan atau intelegensi seseorang tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang seiring pertumbuhan dan kematangan individu. Proses belajar, perkembangan fisik, dan usia dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan. Intelegensi juga terkait dengan emosi seseorang, sehingga pemahaman dan pengenalan emosi juga berperan dalam perkembangan intelegensi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.