Sukses

CT Adalah Singkatan dari Cycle Threshold, Pahami Definisi dan Cara Membacanya

CT adalah suatu nilai yang muncul dalam pemeriksaan PCR.

Liputan6.com, Jakarta CT adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia kesehatan. CT adalah istilah medis yang dipakai dalam pemeriksaan tes PCR. Hal ini untuk mengetahui seseorang terinfeksi virus Covid-19 atau tidak. Istilah ini sudah tak asing lagi pagi masyarakat Indonesia, terutama beberapa tahun silam.

Dalam dunia kesehatan, CT adalah singkatan dari cycle threshold. CT adalah suatu nilai yang muncul dalam pemeriksaan PCR. CT value PCR berfungsi untuk membantu menentukan status apakah seseorang positif atau negatif terkait infeksi virus Corona.

Selain itu, dengan adanya CT value ini maka dapat sangat membantu dokter untuk memprediksi kemungkinan jumlah virus Corona di dalam tubuh serta menentukan risiko pasien untuk mengalami komplikasi atau gejala berat COVID-19.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai CT dan cara membacanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (12/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mengenal apa itu CT

Dalam uji PCR beberapa tahun silam sudah tak asing dengan istilah CT pada dunia kesehatan. CT adalah singkatan dari cycle threshold yang berarti siklus ambang. Jadi, CT adalah jumlah siklus yang diperlukan untuk sinyal neon untuk menyeberang ambang batas (yaitu melebihi tingkat latar belakang). Kadar CT berbanding terbalik dengan jumlah target asam nukleat dalam sampel (yaitu semakin rendah kadar CT, semakin besar jumlah asam nukleat target dalam sampel Sampel).

Mengutip dari laman Health Liputan6.com, CT adalah angka siklus suhu di mana materi genetik terdeteksi karena sinyal flouresens telah melewati batas (threshold). CT menunjukkan perkiraan jumlah materi genetik (RNA) virus yang didapatkan pada swab.

Maka dapat diartikan sebagai semakin tinggi CT value berarti semakin rendah jumlah RNA virus yang didapat pada saat swab. Semakin rendah CT value berarti semakin tinggi jumlah RNA virus yang didapat pada swab.

Secara umum, proses amplifikasi pada pemeriksaan PCR akan terjadi berulang-ulang hingga mencapai 40–45 siklus, tergantung laboratorium. Pada laboratorium yang menetapkan CT value 40, ini artinya mereka melakukan pengulangan amplifikasi untuk mendeteksi DNA atau RNA virus Corona hingga 40 kali dalam tes PCR yang dilakukan.

Apabila dalam 40 pengulangan tersebut pemeriksa berhasil mendeteksi virus Corona, maka tes PCR dinyatakan positif. Setelah itu, pemeriksa juga akan melampirkan pada siklus amplifikasi berapa materi genetik virus Corona ditemukan.

3 dari 5 halaman

Kegunaan CT

Dalam tes PCR Swab, CT bisa sangat informatif untuk mengetahui banyaknya virus atau viral load. Saat seseorang mulai sembuh dan membersihkan diri dari virus korona, CT value pun meningkat secara bertahap. Selain itu, menurut penelitian lain, viral load yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan kemampuan penularan dari seseorang serta menunjukkan tingkat keparahan penyakit.

Bahkan CT value juga dapat membantu ahli epidemiologi melacak wabah. Jika terdapat banyak CT value rendah, dapat disimpulkan bahwa wabah meluas. Namun apabila hampir semua CT value hasilnya sama tinggai, kemungkinan wabah telah berkurang. Selain itu, CT value dapat membantu dokter menandai pasien yang paling berisiko terhadap penyakit parah dan kematian, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta. 

4 dari 5 halaman

Cara Membaca Angka CT

Seperti yang dijelaskan di atas, batas ambang nilai CT adalah 40. Berikut ini cara membaca angka nilai CT adalah:

  1. <29: positif kuat (jumlah virus banyak)
  2. 30-37: positif (jumlah virus sedang)
  3. 38-40: positif lemah (jumlah virus sedikit)

Nilai CT tidak menunjukkan berapa banyak virus yang ada, tetapi hanya menunjukkan apakah materi genetik virus terdeteksi pada ambang batas yang telah ditentukan oleh mesin. Untuk lebih akurat, pasien yang dinyatakan positif pada saat pemeriksaan PCR swab harus kembali menjalani pemeriksaan di rumah sakit, seperti pemeriksaan fisik, radiologi, tes darah, dan tes lain yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasien.

Tapi dokter dapat menggunakan angka CT value untuk menetapkan tindakan dan perawatan pasien, misalnya apakah pasien bisa menjalani isolasi mandiri atau harus dirawat di rumah sakit. Jikalau pasien dinyatakan isolasi mandiri, setidaknya minimal isolasi mandiri dilakukan selama 10 hari. Hal ini pun anjuran yang diberikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

5 dari 5 halaman

Memantau Perkembangan Kondisi Pasien

Dengan adanya tes PCR dan nilai CT value dapat membantu untuk memantau perubahan jumlah virus yang ada dalam sampel seseorang dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui perkembangan virus Covid-19 pada tubuh seseorang, pemeriksaan PCR biasanya perlu diulang hingga 2–3 kali, yakni dari awal diagnosis, selama perawatan, hingga saat pasien sudah mengalami perbaikan dan boleh pulang. Sementara itu, pada pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah, pemeriksaan PCR cukup dilakukan 1 kali untuk diagnosis COVID-19.

Untuk angka CT value pada pasien yang dinyatakan sembuh dapat dilihat berdasarkan kondisi klinis, yaitu perbaikan gejala yang dialami, serta hasil PCR positif menjadi negatif, atau setidaknya mengalami peningkatan CT value hingga di atas 36. Sedangkan, jika menemukan nilai CT value dibawah angka 25 atau kurang, maka pasien tersebut telah meninggal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.