Sukses

Pertama di Dunia, Begini Penampakan Robot Bisa Bernapas, Berkeringat dan Menggigil

Root Berkeringat Bakal Jadi Bahan Eksperimen di Cuaca Panas Ekstrem

Liputan6.com, Jakarta Manusia menciptakan robot memiliki tujuan utama untuk mendapatkan kemudahan. Bukan hanya tenaga, robot juga dimanfaatkan melalui kecerdasan buatan. Meski tidak bisa sepenuhnya menggantikan manusia, namun belakangan para ilmuwan gencar membuat robot bisa berperilaku layaknya manusia. 

Melansir dari Lad Bible, Tim ilmuwan telah berhasil menciptakan robot pertama di dunia yang dapat "bernafas, berkeringat, dan menggigil". Para peneliti di Arizona State University menggunakan sebuah manekin atau boneka peraga dalam penelitiannya. Lalu mereka menamai robot ini dengan julukan ANDI.

Robot canggih ini memiliki kemampuan untuk meniru seluruh fungsi tubuh manusia dengan menggunakan 35 area permukaan yang berbeda. Fungsi luar biasa ini dapat diaplikasikan ke seluruh tubuh robot dan dikendalikan secara individu melalui penggunaan sensor suhu, sensor fluks panas, dan pori-pori yang mampu menghasilkan keringat.

"ANDI berkeringat, dia mengeluarkan panas, menggigil, berjalan dan bernafas," jelas Konrad Rykaczewski, peneliti utama untuk proyek penelitian Arizona State University.

Robot bernafas, berkeringat, dan menggigil pertama di dunia ini nantinya dijadikan penelitian yang bisa menggantikan manusia. Berikut selengkapnya penemuan teknologi robot unik, Minggu (9/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Root Berkeringat Bakal Jadi Bahan Eksperimen di Cuaca Panas Ekstrem

Robot ANDI menjadi robot berjalan yang pertama kali mampu menghasilkan panas, menggigil, berjalan, dan bernapas seperti manusia. Robot eksperimental yang diberi nama ANDI ini bertujuan membantu para ilmuwan dalam memahami respons tubuh manusia terhadap suhu panas.

"Kami sedang mencoba untuk mengembangkan pemahaman yang sangat baik tentang bagaimana panas berdampak pada tubuh manusia sehingga kami dapat merancang hal-hal secara kuantitatif untuk mengatasinya." ungkap peneliti Arizona State University itu. 

Konrad Rykaczewski mengungkapkan ada banyak penelitian di luar yang melibatkan cuaca panas ekstrem. Pasalnya, para peneliti tidak ingin menjalankan banyak ekstrem dengan orang sungguhan. Hal tu tidak etis dan akan berbahaya.

"Andi tidak dapat menempatkan manusia dalam situasi panas ekstrem yang berbahaya dan menguji apa yang akan terjadi," tambah ilmuwan atmosfer, Jenni Vanos, seorang profesor di Sekolah Keberlanjutan Arizona State University.

Mereka berambisi ada harapan kepada robot ANDI untuk dapat meneliti bagaimana tubuh orang sekarat karena panas luar biasa. 

3 dari 4 halaman

Cara Kerja Robot Bisa Bernapas, Berkeringat, dan Menggigil

ANDI adalah manikin termal pertama yang ada yang sekarang dapat digunakan di luar ruangan. Robot ini diaktifkan oleh saluran pendingin internal yang unik. Peneliti bisa lebih memahami mengapa tekanan panas pada tubuh manusia terjadi dan khususnya apa yang dapat terjadi. Tepatnya, bagaimana cuaca yang sangat panas berakibat fatal bagi manusia

Saat ini ada 10 manikin ANDI di seluruh dunia Banyak robot secara mengejutkan dimiliki oleh perusahaan pakaian atletik untuk digunakan dalam pengujian garmen. Namun, ANDI Arizona State University hanyalah salah satu dari dua model yang saat ini digunakan oleh lembaga penelitian.

Proyek ini dilakukan di Kampus Tempe Arizona State University dan dibiayai melalui hibah NSF Major Research Instrumentation, yang secara khusus diberikan kepada Arizona State University oleh perusahaan Thermetrics.

4 dari 4 halaman

Pelajari Mekanisme Keringat Manusia

Dan terobosan ilmiah tidak berhenti di situ, musim panas ini, para peneliti akan memasangkan ANDI dengan robot panas biometeorologis Arizona State University, bernama MaRTy. Keduanya bekerja sama dan mendapatkan pemahaman yang lebih tinggi tentang mekanisme keringat manusia.

Ariane Middel, asisten profesor di School of Arts, Media and Engineering, menjelaskan: "MaRTy dapat memberitahu kita bagaimana lingkungan yang dibangun mengubah jumlah panas yang mengenai tubuh, tetapi Marty tidak tahu apa yang terjadi di dalam tubuh.

"Marty mengukur lingkungan, dan kemudian ANDI dapat memberitahu kita bagaimana tubuh dapat bereaksi,” kata Ariane Middel.

Bersama ilmuwan riset, Ankit Joshi, mereka dapat mengetahui karakteristik dan kondisi medis mekanisme keringat yang berbeda dari setiap usia. 

"Seorang pasien diabetes memiliki regulasi termal yang berbeda dari orang sehat. Jadi kami dapat memperhitungkan semua modifikasi ini dengan model yang kami sesuaikan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.