Sukses

Cara Menghitung Tetesan Infus yang Baik dan Benar, Perhatikan Durasi Waktunya

Liputan6.com, Jakarta Mengetahui cara menghitung tetesan infus merupakan pemahaman dasar yang perlu diperhatikan oleh tenaga medis. Cairan infus biasanya dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah dengan jumlah yang telah ditentukan, hal ini dikarenakan setiap pasien memiliki kebutuhan infus yang berbeda-beda. 

Cara menghitung tetesan infus ini dapat dilakukan dengan mengetahui volume dari cairan infus, durasi waktu pemberian infus, dan juga faktor tetesnya. Bagi para tenaga medis, tentu pengetahuan dan istilah-istilah yang digunakan dalam hal pemasangan infus ini sudah sangat familier dan telah dikuasai dengan baik.

Apabila cairan infus tersebut dimasukan secara manual, ada cara menghitung tetesan infus yang dilakukan dengan mengetahui jumlah tetesan per menit atau TPM. Lalu bagaimana cara menghitung tetesan infus yang baik dan benar?

Berikut ini penjelasan mengenai cara menghitung tetesan infus yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (14/2/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Infus

Sebelum mengetahui cara menghitung tetesan infus, anda terlebih dahulu mengenal infus. Infus merupakan terapi parenteral yang digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan cairan dan atau kalori harian pasien. Infus dipasang menggunakan alat bantu alat steril intravena yang kemudian dihubungkan dengan set infus yang berguna mengalirkan cairan dari botol infus/obat. Pemasangan infus hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis dan dievaluasi secara berkala frekuensi tetesan dan ada tidaknya udara pada selang.

Dalam pemberian infus, terdapat dua metode yaitu set makro dan set mikro. Set makro biasanya digunakan pada pasien dengan pembuluh darah besar, yang dalam hal ini merupakan orang dewasa, sedangkan set mikro digunakan pada mereka dengan pembuluh darah yang kecil, termasuk anak-anak.

Setiap infus yang digunakan memiliki faktor tetes yang berbeda, tergantung pada merek cairan infus yang digunakan. Sebagai contoh, merek AB memiliki faktor tetes 15 tetes/mL, sedangkan merek CD bisa saja memiliki faktor tetes sebesar 20 tetes/mL. Selain berdasarkan mereknya, faktor tetes infus juga akan dipengaruhi oleh metode pemberian infus yang digunakan, baik set mikro atau set makro. Biasanya, set makro yang memiliki lubang tetesan yang lebih besar memiliki jumlah tetesan yang lebih sedikit dibanding set mikro dengan lubang tetesan yang lebih sempit. Pada umumnya, set mikro memiliki faktor tetes sekitar 45-60 tetes tetes/mL, sedangkan set makro memiliki faktor tetes 10-20 tetes tetes/mL.

3 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Cairan Infus

Sebelum mengetahui cara menghitung tetesan infus, tenaga medis juga perlu jenis-jenis cairan infus. Cairan infus yang biasa digunakan untuk pasien ada 4 jenis yaitu cairan pemeliharaan, cairan pengganti, cairan khusus, dan cairan nutrisi. Berikut rinciannya:

1. Cairan pemeliharaan

Infus pemeliharaan pada umumnya diberikan kepada pasien yang tubuhnya tidak mampu memenuhi kebutuhan elektrolit, namun masih belum berada pada tahap kritis atau kronis. Cairan pemeliharaan digunakan untuk menyediakan cairan dan elektrolit yang cukup untuk memenuhi insensible losses (500-1000 mL), mempertahankan status normal tubuh, dan memungkinkan ekskresi ginjal dari produk-produk limbah (500-1500 mL). Lebih spesifik lagi, cairan infus yang bisa digunakan adalah NaCl 0,9%, glukosa 5%, glukosa salin, dan ringer laktat atau asetat. Pemberian cairan infus ini biasanya ditentukan atau dengan rekomendasi dokter atau tenaga kesehatan yang sesuai.

2. Cairan pengganti

Infus pengganti diberikan kepada pasien yang tubuhnya kekurangan elektrolit serta memiliki gangguan seputar redistribusi cairan internal. Cairan ini pada umumnya diperuntukkan pada pasien yang mengalami gangguan saluran pencernaan seperti ileostomy, fistula, drainase nasogastrium, dan drainase bedah atau gangguan saluran kencing seperti saat periode pemulihan gagal ginjal akut.

3. Cairan khusus

Pada umumnya cairan khusus yang dimaksud adalah cairan kristaloid seperti natrium bikarbonat 7,5% atau kalsium glukonas. Cairan khusus digunakan untuk membantu meredakan gangguan keseimbangan elektrolit yang terjadi pada tubuh. Salah satu cairan elektrolit yang terkadang dibutuhkan oleh anak-anak hingga dewasa adalah cairan wida ringer laktat.

4. Cairan nutrisi

Cairan nutrisi diberikan kepada pasien yang mengalami kondisi tidak mau makan, tidak boleh makan, atau tidak dapat makan melalui mulut. Infus ini berisi nutrisi dan akan langsung dimasukkan ke dalam tubuh. Nutrisi dalam bentuk cairan dapat diberikan kepada pasien yang memiliki:

a. Gangguan penyerapan makanan, seperti fistula enterokunateus, atresia intestinal, kolitis infektiosa, maupun penyumbatan usus halus.

b. Kondisi usus pasien harus beristirahat, seperti pankreatitis berat, status preoperatif dengan malnutrisi berat, angina intestinal, stenosis arteri mesenterika, dan diare berulang.

c. Gangguan motilitas usus, seperti ileus yang konstan, pseudo-obstruksi, dan skleroderma.

d. Gangguan makan, seperti muntah konstan, gangguan hemodinamik, dan hiperemesis gravidarum.

4 dari 4 halaman

Cara Menghitung Tetesan Infus

Berikut ini terdapat beberapa cara menghitung tetesan infus, antara lain:

1. Perhitungan dengan mesin otomatis

Dalam pemberian cairan infus, setiap institusi kesehatan memiliki preferensi masing-masing. Ada yang menggunakan mesin otomatis, di mana perawat hanya perlu menginput jumlah cairan dan waktu yang diperlukan untuk cairan tersebut masuk ke dalam tubuh. Dengan cara ini, maka yang diperlukan hanyalah perhitungan flow rate dari infus tersebut, dengan menggunakan rumus:

Flow Rate Infus = Volume Infus : Waktu

Perhitungan ini tidak mempertimbangkan faktor tetes infus.

2. Perhitungan untuk cara manual

Perhitungan akan berbeda jika proses pemberian cairan infus masih menggunakan cara manual. Pada cara menghitung tetesan infus secara manual ini, diperlukan suatu perhitungan untuk mengetahui tetesan infus, dengan cara mengetahui jumlah tetesan per menit (TPM) infus. Untuk rumusnya sendiri, akan menyesuaikan dengan seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk cairan infus tersebut masuk ke dalam tubuh pasien. Jika waktu yang dibutuhkan adalah hanya dalam beberapa menit saja, maka Anda bisa menggunakan rumus dengan satuan waktu menit. Namun, jika waktu yang dibutuhkan adalah lebih dari satu jam, maka gunakan satuan jam dalam rumus yang digunakan. Berikut rumus yang bisa digunakan:

TPM Infus = (Jumlah Cairan X Faktor Tetes) : (Lama Pemberian X 60)

3. Perhitungan sisa waktu pemberian infus

Selain menghitung tetesan infus, mengetahui sisa waktu pemberian infus juga merupakan hal penting yang sebaiknya tidak dilewatkan. Dengan mengetahui sisa waktu pemberian infus, Anda akan dapat mengantisipasi ketika cairan infus habis dan perlu diganti. Adapun untuk mengetahui sisa waktu ini, Anda perlu mengetahui TPM infus, faktor tetesnya, dan sisa volume cairan infus itu sendiri. Setelah itu, lakukan perhitungan sisa waktu pemberian infus dengan rumus:

Sisa Waktu Infus = (Sisa Volume Infus / TPM) X (Faktor Tetes / 1)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.