Sukses

Mengenal Ganesha, Dewa Ilmu Pengetahuan yang Arcanya Hilang di Bromo

Ganesha adalah putra dari Dewa Siwa dan Dewi Uma yang dikenal juga dengan nama Dewi Parwati.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu, dunia maya dihebohkan lewat unggahan media sosial yang memperlihatkan hilangnya arca Ganesha di bibir kawah Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Dalam sebuah video yang diunggah warganet, terlihat arca Ganesha yang terletak di bibir kawah Bromo hilang.

Sebelumnya, banyak yang menduga bahwa hilangnya arca Ganesha tersebut dicuri. Namun setelah diselidiki pihak kepolisian, ternyata arca tersebut jatuh ke kawah Bromo.

Tapi sebenarnya siapa Ganesha? Kenapa nama dan patungnya banyak digunakan sebagai simbol pendidikan? Berikut ulasan tentang Ganesha yang dikenal sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan, dirangkum LIputan6.com dari berbagai sumber, Senin (22/5/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Ganesa

Dilansir dari laman www.museumnasional.or.id, Ilmu pengetahuan tiada habisnya walaupun digali. Itulah makna dari modaka, mangkuk berisi cairan ilmu pengetahuan yang menjadi laksana dari Ganesha. Modaka digenggam oleh Ganesha di tangan bagian depan dan terdapat belalainya yang masuk ke dalam modaka. 

Modaka juga dikisahkan berisi cairan manis kesukaan Ganesha karena Ganesha yang dilambangkan sebagai anak-anak. Selain modaka, wujud kekanakan Ganesha juga digambarkan sikap duduk yang seperti balita dengan telapak kaki saling berhadapan (utkutikasana) dan badan agak tambun. 

Ganesha adalah putra dari Dewa Siwa dan Dewi Uma yang dikenal juga dengan nama Dewi Parwati. Selain sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan, Ganesha juga dikenal sebagai dewa penghalau rintangan, baik gangguan fisik maupun magis. Ini disimbolkan dengan tikus (musaka) yang merupakan kendaraan tunggangan atau wahana dari Ganesha.

Musaka menyimbolkan keangkuhan diri dapat dikendalikan, serta lincah dalam melewati segala rintangan di lokasi manapun. Oleh sebab itu arca Ganesha seringkali diletakkan di daerah yang rawan bahaya, seperti di pinggir sungai berarus deras, dekat bendungan atau di tempat penyeberangan.

3 dari 4 halaman

Sosok Ganesha

Sosok Ganesha yang digambarkan berkepala gajah dengan empat tangan menandakan kemampuannya yang melebihi manusia biasa. Penggambaran Ganesha pada arca antara lain memegang patahan gadingnya (ekadanta), kapak perang (parasu), tasbih (aksamala), teratai merah (padma) dan modaka.

Sebagai anak dari Dewa Siwa, watak dan laksana yang digenggam Ganesha mirip dengan sang ayah. Ganesha juga memiliki trinetra, memakai upawita berbentuk ular, mahkota dari pilinan rambut (jatamakuta), hiasan bulan sabit dan tengkorak (ardhacandrakapala). Alas duduknya berupa teratai berwarna merah jambu (padma) terkadang tengkorak (kapala).

Kenapa Ganesha Berkepala Gajah

Ganesa adalah salah satu dewa yang digambarkan dalam wujud teriomorfik, yaitu berwujud manusia yang berkepala gajah. Wujudnya yang unik memudahkan proses identifikasi ketika menemukan arcanya. Bentuk kepala Ganesha juga mempunyai latar cerita yang menarik, sehingga versi cerita yang muncul pun sangat beragam. 

Seperti sudah disinggung sebelumnya, Ganesa adalah putra Siwa dan Parwati. Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id Kelahirannya dilatari oleh permintaan Indra dan para dewa lainnya, agar Siwa menciptakan tokoh yang dapat mengalahkan asura (raksasa) yang ingin menguasai tempat tinggal para dewa. Siwa kemudian menyerahkan salah satu kekuatannya (amsa) dalam wujud seorang pemuda tampan yang lahir dari rahim Parwati. Pemuda tersebut diberi nama Vighneswara (Penyingkir Rintangan), yang kelak diperintahkan untuk mengalahkan para asura.

Parwati sangat bangga dengan ketampanan putranya, ia kemudian mengundang para dewa untuk memamerkan putranya. Semua dewa kagum pada Vighneswara, kecuali Sani (Saturnus). Sani tidak mau memandang Vighneswara, karena ia membawa kutukan istrinya, bahwa apa saja yang dipandangnya akan berubah menjadi abu.

Meski sudah menolak, Parwati tetap meminta Sani memandang putranya. Akibatnya, kepala Vighneswara pun hancur menjadi abu. Parwati sangat berduka karenanya. Brahma pun kemudian menghibur Parwati dan berjanji memulihkan kepala putranya dengan kepala makhluk pertama yang dilihatnya. Secara kebetulan makhluk yang pertama dijumpai Brahma adalah seekor gajah. Itulah sebabnya mengapa Ganesha berkepala gajah.

4 dari 4 halaman

Ganesha Sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan

Dewa berkepala gajah ini sangat populer dan banyak pemujanya. Para pemuja Ganesa menyebut dirinya sebagai penganut sekte Ganapatya. Ganapati adalah sebutan bagi Genesa dalam kedudukannya sebagai pimpinan para gana. Gana adalah makhluk kahyangan yang termasuk di dalam kelompok pariwara kecil yang bertugas sebagai pasukan pengawal Siwa.

Popularitas Ganesa pada masa Jawa Tengah Kuno dapat ditunjukkan melalui populasi arcanya yang cukup banyak dan tersebar di berbagai tempat. Arca tersev=but juga dibuat dengan berbagai jenis material 

Berdasarkan pengamatan terhadap arca-arca Ganesha yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa Ganesha tidak hanya dipuja dalam kedudukannya sebagai parswadewata dalam candi yang diperuntukkan bagi Siwa. Ganesa juga dipuja secara mandiri, baik sebagai kuladewata maupun sebagai istadewata.

Ganesa dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, kesuburan, dan penghancur segala rintangan. Sebagai dewa ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, Ganesa dipuja sebagai istadewata oleh banyak orang. Hingga kini, Ganesa pun masih digunakan sebagai simbol dalam kaitannya dengan perannya sebagai dewa Ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, misalnya digunakan oleh Institut Teknologi Bandung.

Demikian juga di rumah-rumah, Ganesa dipuja pada saat hendak memulai perjalanan, melakukan bisnis, dan untuk menolak bahaya. Sebagai Penghancur rintangan, Ganesa sering ditempatkan di daerah yang rawan bahaya, misalnya di tempat penyeberangan, di pinggir sungai yang arusnya deras, atau di dekat bendungan. Arca Ganesa Bara (Blitar, Jawa Timur) merupakan satu contoh penempatan Ganesa di pinggir sungai, yaitu Sungai Brantas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.