Sukses

Lampu di Sekolah Ini 2 Tahun Tak Pernah Mati, Tidak Ada Orang yang Bisa Memadamkan

Lampu yang tidak pernah mati ini membuat tagihan listrik mahal.

Liputan6.com, Jakarta Setelah matahari terbenam, biasanya lampu akan menjadi salah satu suumber kehidupan dengan hadirnya listrik di dunia ini. Nama Thomas Alva Edison sebagai penemu bola lampu akan terus abadi di sejumlah literatur sejarah karena sumbangsihnya untuk kehidupan manusia.

Berkat temuannya ini, manusia bisa menikmati indahnya malam dengan cahaya. Lampu pun menerangi gelap gulita di dalam ruangan tertutup saat siang hari. Di siang hari lampu pun biasanya akan dimatikan dan digantikan dengan sinar matahari. Namun apa jadinya jika lampu tidak bisa mati hingga bertahun-tahun.

Seperti peristiwa yang terjadi di Sekolah Menengah Atas di Massachusetts. Lampu di sekolah tersebut tak pernah mati sejak 2021. Awalnya SMA Minnechaug memilih untuk memasang sistem pencahayaan cerdas sepuluh tahun lalu.

Hal itu bertujuan untuk menghemat uang dan energi. Namun tak disangka. 7.000 lampu yang menerangi sekolah tersebut malah terus menyala. Berikut kisah selengkapnya, dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Selasa (31/1/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Membuat Tagihan Listrik yang Mahal

Alih-alih ingin berhemat, lampu yang terus menyala itu tentu membuat tagihan listrik menjadi mahal. Lampu tersebut tidak bisa dimatikan hampir dua tahun lamanya akibat server rusak.

Hal itu pun membuat sekolah tersebut tidak dapat menghemat energi. Anehnya lagi tidak ada yang tahu cara untuk memadamkan lampu-lampu tersebut.

“Kami sangat sadar bahwa ini membebani pembayar pajak dalam jumlah yang signifikan,” kata Aaron Osborne, asisten pengawas keuangan di Hampden-Wilbraham Regional School District

Sayangnya, memecahkan masalah itu tak semudah dibayangkan. Perusahaan yang memasang sistem pencahayaan cerdas tidak berpikir untuk menyertakan saklar lampu fisik, dan hanya mengandalkan perangkat lunak untuk mengontrol semua 7.000 bola lampu.

Ketika servernya gagal berfungsi pada Agustus 2021, membuat semua lampu terus menyala. Tak hanya itu, pihak sekolah juga menghubungi perusahaan yang telah memasangnya, hanya untuk mengetahui bahwa tidak banyak yang harus dilakukan.

3 dari 3 halaman

Perusahaan Berganti Nama

5th Light perusahaan yang memasang sistem tersebut, ternyata berpindah tangan beberapa kali selama dekade terakhir. Dan sekarang dimiliki oleh perusahaan lain bernama Reflex Lighting. Mereka juga tidak memiliki akses ke perangkat lunak yang mereka gunakan pada proyek khusus ini lagi.

Jadi satu-satunya cara untuk memperbaiki masalah adalah dengan mengganti perangkat keras (server, papan kontrol pencahayaan, dan lain-lain.) Perbaikan seharusnya dilakukan pada awal 2022, tetapi ditunda sepanjang tahun. Sekarang, perusahaan penerangan mengklaim telah menerima semua suku cadang yang diperlukan dan lampu akhirnya akan dimatikan bulan depan.

Meskipun sistem lampu cerdas menggunakan lampu lampu LED yang sangat efisien, 7.000 lampu di seluruh SMA itu masih memakan banyak energi. Sulit untuk memperkirakan berapa banyak uang untuk membayar seluruh lampu yang tak berhenti selama hampir 2 tahun.

Jika memungkinkan, guru secara manual melepas bola lampu dari perlengkapan di ruang kelas. Sementara staf sekolah mematikan pemutus agar tidak dihubungkan ke sistem utama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.