Sukses

6 Fakta Amoeba Pemakan Otak, Sebabkan Penyakit Fatal yang Mematikan

Fakta-fakta amoeba pemakan otak.

Liputan6.com, Jakarta Amoeba pemakan otak yang langka dan berpotensi mematikan telah diidentifikasi di Korea Selatan untuk pertama kalinya. Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), individu yang terinfeksi berusia 50-an telah meninggal. Pria itu kembali ke Korea setelah perjalanan selama empat bulan di Thailand. 

Amoeba pemakan otak yang memiliki nama latin Naegleria fowleri ini umumnya ditemukan di air tawar dengan tanah yang hangat. Meskipun penularannya dari manusia ke manusia tidak memungkinkan, namun KDCA telah menyarankan untuk selalu berhati-hati dan menghindari aktivitas di air tawar yang hangat.

Nama amoeba pemakan otak sendiri didapat dari infeksi yang disebabkan oleh amoeba ini, dimana infeksi amoeba pemakan otak dapat menyebabkan infeksi otak ketika air yang mengandung ameba masuk dan naik ke hidung. Meskipun infeksi ini terbilang sangat jarang terjadi, namun seringkali akibat yang muncul dari infeksi ini bersifat sangat fatal dan dapat menyebabkan kematian.

Untuk lebih memahaminya, berikut ini adalah beberapa yang harus anda ketahui tentang organisme perusak ini. Fakta-fakta amoeba pemakan otak yang telah Liputan6.com rangkum dari mentalfloss.com pada Jumat (13/1/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fakta-Fakta Amoeba Pemakan Otak

1. Amoeba Pemakan Otak Hidup di Air Tawar Hangat

Perairan air tawar yang hangat seperti danau, sunga dan mata air panas biasanya menjadi tempat berkumpulnya amoeba bersel tunggal. Mereka juga dapat ditemukan di tanah dan dalam kasus yang sangat jarang di air keran yang terkontaminasi atau kolam renang yang belum diklorinasi dengan benar. 

Walaupun kebanyakan studi menemukan amoeba di danau atau sungai, laporan CDC menemukan bahwa antara 2007 dan 2016, tiga orang terinfeksi setelah menggunakan alat irigasi hidung yang diisi dengan air kran. Ini membuktikan bahwa air keran yang terkontaminasi juga dapat menjadi tempat berkembang biaknya amoeba.

2. Menelan Air yang Terkontaminasi Tidak Akan Membuat Anda Terinfeksi

Infeksi hanya terjadi ketika air yang mengandung Naegleria fowleri masuk ke dalam hidung. Dengan kata lain, menelan air sungai secara tidak sengaja saat berenang tidak membahayakan seseorang, tetapi memasukkan air ke hidung dapat menyebabkannya. Meskipun kehadiran Naegleria fowleri di air tawar adalah hal yang umum, infeksi nya sendiri terbilang sangat jarang terjadi.

3. Amoeba Pemakan Otak Tidak Tertarik Pada Manusia

Amoeba ini tidak secara khusus mengincar otak manusia. Bahkan, amoeba biasanya hanya memakan bakteri yang terdapat di tanah atau endapan danau atau sungai. Bahkan, Amoeba Pemakan Otak bisa dibilang sama sekali tidak berbahaya, mereka memakan apapun yang ditemukan di lumpur dan tidak mengganggu siapa pun.

Namun, begitu memasuki lingkungan baru seperti dalam kasus dimana Amoeba Pemakan Otak masuk kedalam rongga hidung korban yang secara tidak sengaja memasukan amoeba ini kedalam saluran hidungnya, Amoeba Pemakan Otak ini akan melanjutkan makan apa pun yang dapat ditemukannya.

3 dari 3 halaman

Fakta-Fakta Amoeba Pemakan Otak

4. Setelah Memasuki Hidung, Amoeba Pemakan Otak Bergerak Menuju Saraf Olfactory

Begitu berada di dalam rongga hidung, amoeba mulai menggerogoti umbi penciuman, yang bertanggung jawab untuk memproses informasi tentang bau. Hal ini membuat saraf penciuman terganggu, sambil amoeba pemakan otak ini terus bereproduksi dan makan di dalam saluran tersebut, sampai akhirnya mereka sampai dan menyentuh otak.

Dan ketika Amoeba Pemakan Otak sudah ada di otak, maka infeksi yang disebabkan sudah sulit untuk diperbaiki bahkan diselamatkan, hal itu karena amoeba mulai memakan jaringan dan sel otak, mengakibatkan pembengkakan otak, nekrosis dan biasanya menyebabkan penyakit yang fatal hingga menyebabkan kematian.

5. Penyakit yang Ditimbulkan Selalu Fatal

Setelah terinfeksi, penyakit yang disebut primary amebic meningoencephalitis (PAM) muncul. Gejala awal termasuk sakit kepala parah, demam, mual dan muntah. Kemudian muncul beberapa gejala tahap dua seperti kejang, halusinasi, perubahan kondisi mental dan koma. Umumnya, orang mulai menunjukkan gejala sekitar lima hari setelah terinfeksi dan meninggal lima hari setelah itu. 

Tingkat kematian infeksi amoeba ini lebih dari 97 persen, tetapi sekali lagi, infeksi ini jarang terjadi. Dari 143 kasus infeksi yang dilaporkan antara tahun 1962 dan 2017, hanya empat orang yang selamat berdasarkan data dari CDC. Tapi jangan khawatir, peluang anda tertular amoeba pemakan otak sendiri terbilang sangat kecil yaitu sekitar 1 banding 70 juta.

6. Kurangi Risiko Terinfeksi dengan Pengait Hidung

Amoeba Pemakan Otak tentu bukan menjadi perhatian utama anda saat akan berenang di area yang merupakan habitat asli mereka, seperti danau dan sungai. ​​Tetapi ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk melindungi diri sendiri dari risiko tidak terduga seperti terinfeksi Amoeba Pemakan Otak. 

Cara yang bisa anda lakukan untuk mengurangi risikonya adalah selalu mencoba menutup hidung anda saat melompat atau menyelam, atau pertahankan kepala anda di atas air saat berenang. Anda juga bisa menggunakan pengait hidung yang membuat hidung anda tetap tertutup selama anda berenang di air.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.