Liputan6.com, Jakarta Cara menghitung tetesan infus mikro dan makro dapat dilakukan dengan memperhatikan rumus dan faktor tetesnya. Faktor tetes adalah metode pemberian infus. Setiap tetesan infus memiliki arti dalam dunia medis.
Cairan infus biasanya dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah dengan jumlah yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya, setiap pasien memiliki kebutuhan infus yang berbeda-berbeda.
Cara menghitung tetesan infus ini dapat dilakukan dengan mengetahui volume dari cairan infus, durasi waktu pemberian infus, dan juga faktor tetesnya. Bagi para tenaga medis, tentu pengetahuan dan istilah-istilah yang digunakan dalam hal pemasangan infus ini sudah sangat familier.
Advertisement
Berikut ini terdapat cara menghitung tetesan infus mikro dan makro yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (18/2/2022).
Pengertian Cairan Infus
Perlu diketahui, Infus merupakan terapi parenteral yang digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan cairan dan atau kalori harian pasien. Infus dipasang menggunakan alat bantu alat steril intravena yang kemudian dihubungkan dengan set infus yang berguna mengalirkan cairan dari botol infus/obat. Pemasangan infus hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis dan dievaluasi secara berkala frekuensi tetesan dan ada tidaknya udara pada selang. Dalam pemberian infus, terdapat dua metode yaitu set makro dan set mikro. Berikut penjelasan mengenai mikro dan makro, yaitu:
1. Set makro biasanya digunakan pada pasien dengan pembuluh darah besar, yang dalam hal ini merupakan orang dewasa. Umumnya untuk set makro, faktor tetes yang dikeluarkan adalah 10-20 tetes/mL.
2. Set mikro digunakan pada mereka dengan pembuluh darah yang kecil, termasuk anak-anak. Umumnya untuk set mikro, faktor tetes yang dikeluarkan adalah 45-60 tetes/mL.
Advertisement
Macam-Macam Cairan Infus
Sebelum mengetahui cara menghitung tetesan infus, tenaga medis juga perlu memahami macam-macam cairan infus, antara lain:
1. Cairan pemeliharaan
Infus pemeliharaan pada umumnya diberikan kepada pasien yang tubuhnya tidak mampu memenuhi kebutuhan elektrolit, namun masih belum berada pada tahap kritis atau kronis. Cairan pemeliharaan digunakan untuk menyediakan cairan dan elektrolit yang cukup untuk memenuhi insensible losses (500-1000 mL), mempertahankan status normal tubuh, dan memungkinkan ekskresi ginjal dari produk-produk limbah (500-1500 mL). Lebih spesifik lagi, cairan infus yang bisa digunakan adalah NaCl 0,9%, glukosa 5%, glukosa salin, dan ringer laktat atau asetat. Pemberian cairan infus ini biasanya ditentukan atau dengan rekomendasi dokter atau tenaga kesehatan yang sesuai.
2. Cairan pengganti
Infus pengganti diberikan kepada pasien yang tubuhnya kekurangan elektrolit serta memiliki gangguan seputar redistribusi cairan internal. Cairan ini pada umumnya diperuntukkan pada pasien yang mengalami gangguan saluran pencernaan seperti ileostomy, fistula, drainase nasogastrium, dan drainase bedah atau gangguan saluran kencing seperti saat periode pemulihan gagal ginjal akut.
3. Cairan khusus
Pada umumnya cairan khusus yang dimaksud adalah cairan kristaloid seperti natrium bikarbonat 7,5% atau kalsium glukonas. Cairan khusus digunakan untuk membantu meredakan gangguan keseimbangan elektrolit yang terjadi pada tubuh. Salah satu cairan elektrolit yang terkadang dibutuhkan oleh anak-anak hingga dewasa adalah cairan wida ringer laktat.
4. Cairan nutrisi
Cairan nutrisi diberikan kepada pasien yang mengalami kondisi tidak mau makan, tidak boleh makan, atau tidak dapat makan melalui mulut. Infus ini berisi nutrisi dan akan langsung dimasukkan ke dalam tubuh. Nutrisi dalam bentuk cairan dapat diberikan kepada pasien yang memiliki:
a. Gangguan penyerapan makanan, seperti fistula enterokunateus, atresia intestinal, kolitis infektiosa, maupun penyumbatan usus halus.
b. Kondisi usus pasien harus beristirahat, seperti pankreatitis berat, status preoperatif dengan malnutrisi berat, angina intestinal, stenosis arteri mesenterika, dan diare berulang.
c. Gangguan motilitas usus, seperti ileus yang konstan, pseudo-obstruksi, dan skleroderma.
d. Gangguan makan, seperti muntah konstan, gangguan hemodinamik, dan hiperemesis gravidarum.
Cara Menghitung Tetesan Infus Mikro dan Makro
Setiap jenis cairan infus dapat dihitung dengan cara yang sama yaitu dengan rumus jumlah tetesan per menit atau yang biasa disebut juga dengan TPM. Berikut cara menghitung tetesan infus mikro dan makro, yaitu:
1. Perhitungan dengan mesin otomatis
Dalam pemberian cairan infus, setiap institusi kesehatan memiliki preferensi masing-masing. Ada yang menggunakan mesin otomatis, di mana perawat hanya perlu menginput jumlah cairan dan waktu yang diperlukan untuk cairan tersebut masuk ke dalam tubuh. Dengan cara ini, maka yang diperlukan hanyalah perhitungan flow rate dari infus tersebut, dengan menggunakan rumus:
Flow Rate Infus = Volume Infus : Waktu
Perhitungan ini tidak mempertimbangkan faktor tetes infus.
2. Perhitungan untuk cara manual
Perhitungan akan berbeda jika proses pemberian cairan infus masih menggunakan cara manual. Pada cara menghitung tetesan infus secara manual ini, diperlukan suatu perhitungan untuk mengetahui tetesan infus, dengan cara mengetahui jumlah tetesan per menit (TPM) infus. Untuk rumusnya sendiri, akan menyesuaikan dengan seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk cairan infus tersebut masuk ke dalam tubuh pasien. Jika waktu yang dibutuhkan adalah hanya dalam beberapa menit saja, maka Anda bisa menggunakan rumus dengan satuan waktu menit. Namun, jika waktu yang dibutuhkan adalah lebih dari satu jam, maka gunakan satuan jam dalam rumus yang digunakan. Berikut rumus yang bisa digunakan:
TPM Infus = (Jumlah Cairan X Faktor Tetes) : (Lama Pemberian X 60)
Contoh soal:
Seorang pasien membutuhkan cairan infus sebanyak 1000 mL dengan faktor tetes 15 tetes/mL. Infus ini akan diberikan kepada pasien selama 10 jam. Kira-kira berapa TPM cairan infus yang harus diatur oleh perawat?
Jawaban:
TPM infus = (15 tetes/mL x 1000 mL) / 10 jam x 60
TPM infus = 15000/600
TPM infus = 25 tetes/menitÂ
3. Perhitungan sisa waktu pemberian infus
Selain cara menghitung tetesan infus, mengetahui sisa waktu pemberian infus juga merupakan hal penting yang sebaiknya tidak dilewatkan. Dengan mengetahui sisa waktu pemberian infus, Anda akan dapat mengantisipasi ketika cairan infus habis dan perlu diganti. Adapun untuk mengetahui sisa waktu ini, Anda perlu mengetahui TPM infus, faktor tetesnya, dan sisa volume cairan infus itu sendiri. Setelah itu, lakukan perhitungan sisa waktu pemberian infus dengan rumus:
Sisa Waktu Infus = (Sisa Volume Infus / TPM) X (Faktor Tetes / 1)
Contoh Soal:
Seorang pasien sudah diberikan infus dengan faktor tetes 15 tetes/mL sejak jam 9 pagi. Sekarang, ada sekitar 100 mL cairan infus yang tersisa. Perawat mengatur TPM infus 20 tetes/menit. Berapa lama lagi pemberian tetesan infus tersebut akan habis?
Jawaban:
Sisa waktu = (100 mL / 20) x (15 / 1)
Sisa waktu = 5 x 15
Sisa waktu = 75 menit
Advertisement