Sukses

TBC Masih Jadi Masalah Kesehatan di Jakarta: Upaya Penanggulangan dan Data Terbaru

Kasus TBC di Jakarta mencapai 36.825, pemerintah luncurkan Kampung Siaga TB untuk tingkatkan kewaspadaan.

Diterbitkan 09 September 2025, 21:00 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Jakarta - Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan paru yang signifikan di Jakarta. Menurut Ketua Majelis Kehormatan Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, infeksi TB masih cukup banyak ditemukan di Ibu Kota.

"Infeksi misalnya, TB masih cukup banyak, dan kini ada program RW bebas TB yang mudah-mudahan sukses," ujarnya seperti dikutip dari Antara pada Selasa, 9 September 2025.

Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta per Juli 2025, jumlah kasus TB di Jakarta telah mencapai 36.825. Dari total tersebut, 676 kasus di antaranya merupakan TB resisten obat (RO).

TB resisten obat adalah kondisi ketika bakteri TB kebal terhadap obat TB lini pertama, sehingga memerlukan pengobatan yang berbeda, lebih lama, dan lebih kompleks dibandingkan dengan TB biasa.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menginisiasi pembentukan Kampung Siaga TB sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit ini.

2 dari 4 halaman

Data Kasus TB di Jakarta

Saat ini, sebanyak 274 Rukun Warga (RW) di DKI Jakarta telah membentuk Kampung Siaga TB. Istilah 'siaga' dalam konteks ini tidak merujuk pada kondisi kedaruratan, melainkan pada tingkat kewaspadaan warga untuk mencegah penyebaran penyakit TB.

Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan bahwa TB masih menjadi tantangan besar. Dengan 36.825 kasus, Jakarta menghadapi masalah serius dalam penanggulangan penyakit ini. Dari jumlah tersebut, 676 kasus adalah TB resistan obat, yang memerlukan pendekatan pengobatan yang lebih rumit.

  • Jumlah total kasus TB: 36.825
  • Kasus TB resistan obat: 676
  • Pengobatan TB RO lebih kompleks dan lama
3 dari 4 halaman

Upaya Peningkatan Kewaspadaan: Kampung Siaga TB

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat melalui pembentukan Kampung Siaga TB. Program ini bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang TB.

Prof. Tjandra, menambahkan,"Kampung Siaga TB diharapkan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit tersebut."

Dengan adanya 274 RW yang terlibat, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif dalam pencegahan dan penanganan TB. Kewaspadaan ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit yang dapat menular dengan cepat.

4 dari 4 halaman

Masalah Kesehatan Paru Lainnya di Jakarta

Selain TB, masyarakat Jakarta juga menghadapi masalah kesehatan paru lainnya seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan kanker paru. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan paru di Jakarta memerlukan perhatian lebih dari berbagai pihak.

Pakar kesehatan paru yang tergabung dalam PDPI di Jakarta berkolaborasi dengan Dinkes DKI untuk meningkatkan kesehatan paru dan pernapasan masyarakat.

Ketua PDPI Cabang Jakarta, dr. M. Fahmi Alatas, Sp.P(K) menjelaskan bahwa kolaborasi ini mencakup beberapa aspek penting.

1. Fasilitasi Pelatihan 

PDPI menjadi fasilitator pelatihan mengenai TB sensitif obat, TB resisten obat, dan TB-HIV.

2. Mewujudkan Kawasan Tanpa Asap Rokok

Upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dengan mengurangi paparan asap rokok.

3. Penguatan Spesialis Paru di RSUD

PDPI membantu menguatkan spesialis paru di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk tindakan intervensional.

4. Penyediaan Dokter Spesialis Paru

PDPI juga membantu Dinkes DKI dalam penyediaan dokter spesialis paru di RSUD yang membutuhkan.

Dengan kolaborasi ini, diharapkan penanganan TB dan masalah kesehatan paru lainnya dapat lebih efektif dan terarah.

EnamPlus