Sukses

Tata Cara Shalat Idul Fitri dari Niat Hingga Khutbah

Secara umum, syarat dan rukun shalat Idul Fitri sama dengan shalat fardhu lima waktu. Hanya, ada beberapa tambahan teknis yang sifatnya sunnah.

Liputan6.com, Jakarta Di Hari Raya Idul Fitri umat Islam dianjurkan untuk melakukan shalat Id. Hukum shalat ini adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) sejak disyariatkan pada tahun kedua hijriah.

Rasulullah SAW selalu melaksanakannya hingga beliau wafat dan dilanjutkan oleh umatnya sampai sekarang.

Secara umum, syarat dan rukun shalat Idul Fitri sama dengan shalat fardhu lima waktu. Hanya, ada beberapa tambahan teknis yang sifatnya sunnah. Melansir NU Online, waktu shalat Id dimulai sejak matahari terbit sampai masuk waktu shalat dhuhur.

Shalat Idul Fitri sunnah untuk diperlambat waktu pelaksanaannya dengan tujuan memberi kesempatan bagi mereka yang belum mengeluarkan zakat fitrah. Beda halnya dengan shalat Idul Adha yang sunnah untuk dipercepat waktu pelaksanaannya sebagai upaya memberi keleluasaan bagi mereka yang hendak berkurban.

Shalat Idul Fitri memiliki tata cara tersendiri yang perlu diikuti. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menjalankan shalat Idul Fitri adalah niat.

Niat shalat Idul Fitri dapat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram (membaca Allâhu akbar).

Berikut lafal niatnya: 

 أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى   

Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak’ataini ma’mûman (jika jadi imam pakai “imaman”) lillâhi ta’âlâ.   

Artinya:

“Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.” 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Baca Doa Iftitah

Setelah takbiratul ihram, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah membaca doa iftitah. Kemudian disunnahkan untuk takbir sebanyak tujuh kali.

Di sela-sela tiap takbir dianjurkan untuk membaca lafal berikut: 

 اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا   

Allâhu akbar kabîran, wal ḫamdulillâhi katsîran, wa subḫânallâhi bukratan wa ashîla  

Artinya:

“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”   

3 dari 4 halaman

Membaca Tasbih

Selain bacaan di atas, bacaan di sela-sela takbir juga bisa dengan lafal tasbih:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ   

Subḫânallâhi wal ḫamdulillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar  

Artinya:

“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar.”   

4 dari 4 halaman

Membaca Surat Al-Fatihah

Setelah 7 takbir, lalu baca surat Al-Fatihah dan disunnahkan untuk membaca surat Al-A’la.

Langkah selanjutnya adalah ruku, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.   

Setelah takbir untuk berdiri rakaat kedua, disunnahkan untuk takbir sebanyak lima kali seperti takbir pada rakaat pertama. Kemudian membaca surat Al-Fatihah dan dianjurkan membaca surat Al-Ghasiyah. Lalu lanjut ke ruku, sujud, dan seterusnya hingga salam.   

Selesai salam, jamaah dianjurkan untuk mendengarkan khutbah yang disampaikan khatib terlebih dulu, jangan dulu beranjak dari tempat shalat.

Berbeda dengan jumatan, khutbah shalat Id dilakukan setelah shalat dua rakaat. Sementara, pada shalat Jumat, khutbah dilakukan sebelum shalat dua rakaat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.