Sukses

Hukum Memerintah Anak untuk Menjalankan Puasa Ramadhan bagi Orangtua

Orangtua memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan anak berlatih puasa Ramadhan. Hukum memerintah anak berpuasa ini bersifat wajib.

Liputan6.com, Jakarta - Di bulan suci Ramadhan kewajiban orangtua tak hanya membimbing anaknya untuk shalat lima waktu, tapi juga puasa.

Orangtua memiliki tanggung jawab untuk memerintahkan anak berlatih puasa Ramadhan. Hukum memerintah anak berpuasa ini bersifat wajib.

Tak hanya ayah ibu, siapapun dari wali anak dibebankan untuk memerintahkan anak berpuasa. Hal ini disamakan dengan kewajiban memerintahkan shalat sesuai nash hadits Nabi SAW:

 مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

Aritinya:

"Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka saat mereka berusia 10 tahun, pisahkan tempat tidur di antara mereka." (HR Abu Dawud). 

Apa Anak Kecil Wajib Puasa Ramadhan?

Melansir NU Online, salah satu syarat wajib puasa Ramadhan adalah baligh (mencapai kedewasaan). Anak kecil yang belum baligh tidak diwajibkan melaksanakan puasa. Dengan demikian, hukum puasa bagi anak kecil tidaklah wajib.

Namun, jika sudah mencapai kondisi tamyiz (mampu bedakan benar salah) disunahkan baginya untuk puasa dan puasanya diterima.  

Sebaliknya, jika belum tamyiz, puasanya tidak sah. Tamyiz diartikan pula sebagai keadaan anak yang sudah bisa makan, minum, dan istinja atau bercebok sendiri.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hukum Puasa Ramadhan bagi Anak Kecil

Hukum puasa bagi anak dijelaskan Syaikh Ibrahim Al-Bajuri dalam kitab Hasyiyatul Bajuri:

  قوله (والبلوغ) فلا يجب على الصبي، ثم إن كان مميزا صح منه وإلا فلا

Artinya:

“Salah satu syarat wajib puasa adalah baligh maka tidak wajib atas anak kecil. Kemudian jika ia sudah mumayyiz (usia 7 dan bisa bedakan benar salah) maka puasanya sah, jika belum mumayyiz maka tidak sah,” (Ibrahim Al-Bajuri, Hasyiyatul Bajuri, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2017], jilid I, halaman 551).

3 dari 4 halaman

Kesunnahan Puasa Ramadhan bagi Anak Kecil

Adapun tentang kesunahan puasa Ramadhan bagi anak kecil dijelaskan dalam kitab Al-Muhaddzab: 

 قال أبو إسحاق : يلزمه أن ينوي صوم فرض رمضان ، لأن صوم رمضان قد يكون نفلا في حق الصبي فافتقر إلى نية الفرض ليتميز عن صوم الصبي  

Artinya:

“Abu Ishaq pendapat, wajib berniat puasa fardhu Ramadhan, karena kadang-kadang puasa Ramadhan menjadi sunah yaitu bagi anak kecil. Niat fardhu ini sebagai pembeda dengan puasa anak kecil yang hukumnya sunnah,” (Abu Ishaq As-Syirazi, Al-Muhaddzab, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2016], jilid I, halaman 332).  

Dari penjelasan di atas dapat dipahami, hukum puasa bagi anak kecil yang sudah tamyiz adalah sah dan disunahkan, sedangkan anak yang belum tamyiz puasanya tidak sah.  

4 dari 4 halaman

Pahala bagi Anak yang Berpuasa

Lantas apakah anak kecil yang berpuasa mendapatkan pahala?

Menjawab pertanyaan ini, Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad menjelaskannya dalam kitab Sabilul Idzkar:

 وأعمال الطفل من الطاعات التي تكون قبل البلوغ في صحائف أبويه من المسلمين ومهما أحسنا في تربيته والقيام عليه كما ينبغي فالمرجو من فضل الله أن لا يخيبهما من ثواب أعماله الصالحة وطاعاته بعد البلوغ بل المرجو من فضل الله أن يكون لهما مثل ثوابه  

Artinya:

“Amal kebaikan yang dilakukan oleh anak kecil sebelum baligh akan dicatat dalam buku amalan orangtuanya yang Islam. Bila keduanya mendidiknya dan merawatnya dengan baik, maka ada harapan dari karunia Allah, Allah tidak akan menghalangi keduanya mendapatkan pahala amal saleh anaknya setelah ia dewasa, bahkan mendapatkan pahala yang sama seperti pahalanya,” (Abdullah bin Alawi Al-Haddad, Sabilul Idzkar wal I’tibar, [Beirut, Darul Kitab Al-Ilmiyah: 2015], halaman 224).  

Simpulannya, anak kecil yang belum baligh tidak diwajibkan puasa, tapi orangtua wajib memerintahkan ketika berumur 7 tahun. Jika sudah tamyiz, yaitu keadaan anak sudah bisa makan, minum, dan bercebok sendiri, maka puasanya sah dan disunahkan.

“Jika belum tamyiz maka puasanya tidak sah. Adapun pahala puasanya akan tertulis di catatan amal orangtuanya,” tulis Pengajar di Pondok Pesantren Darussalam Bermi dan Guru SMAN 1 Gerung Lombok Barat, Ustadz Abdul Kadir Jailani dalam NU Online, dikutip Jumat (15/3/2024).

Anak yang tumbuh menjadi anak yang saleh sebab pendidikan dari orangtuanya maka orangtua akan mendapatkan pahala yang sama dengan amal saleh anak-anaknya.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.