Sukses

Untuk Dapat Manfaat yang Sama dari Olahraga, Wanita Tak Perlu Berupaya Sebanyak Pria

Studi yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology (JACC) menemukan bahwa wanita lebih jarang berolahraga dibandingkan pria – namun mendapatkan peningkatan kardiovaskular yang lebih besar.

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan telah menemukan kesenjangan terkait olahraga pada pria dan wanita.

Orang dewasa disarankan untuk menggerakkan tubuh mereka selama sekitar 150 menit aktivitas fisik sedang per minggu, ditambah dengan dua sesi penguatan otot, menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, namun penelitian baru menemukan bahwa wanita dan pria mungkin memerlukan pedoman yang berbeda.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology (JACC) menemukan bahwa wanita lebih jarang berolahraga dibandingkan pria – namun mendapatkan manfaat olahraga yaitu peningkatan kardiovaskular yang lebih besar.

“Perempuan secara historis dan statistik tertinggal dibandingkan laki-laki dalam melakukan olahraga yang bermakna. Keindahan dari penelitian ini adalah pembelajaran bahwa perempuan bisa mendapatkan lebih banyak manfaat dari setiap menit aktivitas sedang hingga berat dibandingkan laki-laki,” kata Profesor Martha Gulati, direktur Kardiologi Pencegahan di Smidt Heart Institute dan salah satu penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan, dilansir New York Post.

“Ini adalah gagasan yang memberi insentif dan kami harap perempuan akan mengingatnya.”

Para peneliti di Smidt Heart Institute di Cedars-Sinai menganalisis data yang dikumpulkan dari lebih dari 400.000 orang dewasa Amerika berusia 27 hingga 61 tahun dari tahun 1997 hingga 2019.

Wanita yang berolahraga setidaknya 150 menit seminggu memiliki kemungkinan 24% lebih kecil untuk meninggal karena sebab apa pun dibandingkan wanita yang berolahraga dalam jangka waktu yang lebih pendek, menurut penelitian tersebut.

Sementara itu, penelitian menemukan bahwa pria yang berolahraga setidaknya 150 menit setiap minggu hanya 15% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dibandingkan pria yang tidak berolahraga.

Wanita juga ditemukan 36% lebih kecil kemungkinannya terkena serangan jantung, stroke, atau kondisi kardiovaskular lainnya jika mereka berolahraga, sedangkan pria yang berolahraga hanya mengalami penurunan risiko sebesar 14%. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Manfaat yang Sama dengan Upaya yang Lebih Sedikit

Studi tersebut juga menemukan bahwa pria perlu berolahraga selama 300 menit seminggu untuk melihat penurunan risiko kematian terbesar mereka, sementara wanita merasakan manfaat yang sama jika berolahraga hanya 140 menit seminggu. Wanita juga merasakan manfaat lanjutannya saat mereka terus berolahraga hingga 300 menit.

Meskipun data menemukan korelasi antara olahraga dan risiko kematian, para peneliti tidak dapat memastikan bahwa olahraga secara langsung menyebabkan penurunan risiko dan manfaat kesehatan.

“Saya berharap penelitian awal ini akan memotivasi perempuan yang saat ini tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk memahami bahwa mereka berada dalam posisi untuk memperoleh manfaat luar biasa dari setiap peningkatan olahraga teratur yang dapat mereka investasikan untuk kesehatan jangka panjang," kata Profesor Christine Albert dalam sebuah pernyataan.

 

3 dari 3 halaman

Berolahraga Cegah Penyakit Kardiovaskular

Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian bagi wanita, pria, dan orang-orang dari sebagian besar kelompok ras dan etnis di AS – pada tahun 2021, penyakit jantung bertanggung jawab atas satu dari lima kematian, CDC melaporkan.

“Jika saya berkata kepada seorang pasien, 'Hei, saya punya obat yang dapat Anda minum setiap hari yang tidak hanya membantu mencegah penyakit jantung, serangan jantung, kanker, kehilangan ingatan, demensia, tetapi juga akan meningkatkan mood Anda,' orang-orang akan menjadi gila karenanya,” Dr. Andrew Freeman, direktur pencegahan kardiovaskular dan kesehatan di National Jewish Health mengatakan kepada CNN.

“Dan kenyataannya, hal itu ada. Ini bukan dalam bentuk pil – ini adalah ekuitas keringat.”

Tidur juga terbukti secara drastis meningkatkan kesehatan jantung, terutama pada wanita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.