Sukses

Sering Buang Air Kecil Tak Hanya karena Usia Tua, Bisa Jadi karena Masalah Kesehatan

Meskipun beberapa penyebabnya karena proses penuaan alami, perasaan ingin buang air kecil terlalu sering juga dapat mengindikasikan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Liputan6.com, Jakarta - Sering buang air kecil adalah kondisi yang mengganggu dan bisa menghambat kehidupan sehari-hari. Meskipun beberapa penyebabnya karena proses penuaan alami, perasaan ingin buang air kecil terlalu sering juga dapat mengindikasikan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

"Kandung kemih yang terlalu aktif tidak hanya menjadi masalah bagi wanita – seiring bertambahnya usia pria, prostat mereka bisa membesar dan menekan uretra, membuat kandung kemih bekerja lembur dan membuatnya “lebih tebal dan lebih kejang,” jelas ahli urologi bersertifikat Dr. Andrew Y. Sun.

Selain itu, kafein juga bisa menjadi penyebabnya, tambah Sun, yang juga menjabat sebagai kepala penasihat medis di Marius Pharmaceuticals.

“Kafein dan alkohol merupakan iritasi kandung kemih dan diuretik, yang meningkatkan kecenderungan tubuh Anda untuk mengeluarkan air melalui urin,” katanya.

“Membatasi konsumsi kopi, soda, wine, cocktail – bahkan coklat – dapat membantu mengurangi keinginan untuk sering buang air kecil.”

Demikian pula, beberapa obat dapat berfungsi sebagai diuretik, dan karena kondisi medis menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia, mengonsumsi obat tertentu dapat menyebabkan kandung kemih terlalu aktif.

Sering pipis bisa disebabkan oleh terlalu sedikitnya estrogen saat menopause, menyusutnya kandung kemih, atau infeksi saluran kemih, kata para ahli kepada HuffPost.

“Estrogen adalah hormon integral untuk menjaga kekuatan dinding kandung kemih,” kata OB-GYN Dr. Monica Grover, kepala petugas medis di med spa VSPOT, kepada outlet tersebut.

“Seiring dengan penurunannya, jaringan pendukung dinding kandung kemih mulai menjadi lemah dan kaku, sehingga meningkatkan frekuensi buang air kecil.” 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menyusut dan Lebih Sensitif Seiring Usia

Ahli terapi fisik panggul bersertifikat Sara Reardon mengatatakan, kandung kemih juga menyusut dan menjadi lebih sensitif seiring bertambahnya usia.

“Jumlah urin yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan dorongan buang air kecil berkurang seiring bertambahnya usia dan jumlah urin yang dapat ditampung kandung kemih juga berkurang,” kata Reardon, pendiri The Vagina Whisperer. “Seringkali inilah alasan wanita lanjut usia didiagnosis menderita Kandung Kemih Terlalu Aktif karena kandung kemih menjadi lebih sensitif dan menyusut.”

Meskipun kandung kemih Anda mungkin terlalu aktif, hal sebaliknya bisa menjadi penyebabnya.

Sembelit dapat memberi tekanan pada kandung kemih dan membuat Anda merasa perlu buang air kecil, meskipun sebenarnya tidak perlu. Hidrasi, olahraga, dan diet kaya serat dapat meringankan sembelit.

 

3 dari 3 halaman

Tanda Penyakit Serius

Namun, sering buang air kecil juga bisa menjadi tanda penyakit yang lebih serius, seperti infeksi saluran kemih, diabetes tipe 2, atau penyakit ginjal.

“Umumnya ada penumpukan glukosa dalam darah yang memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring dan menyerap kelebihan gula,” kata dokter Dr. Erica Montes, yang juga penasihat pH-D Feminine Health.

Ketika seseorang mengidap diabetes tipe 2, ginjal “tidak dapat mengimbanginya” dan hal ini memaksa kelebihan gula untuk dibuang ke urin, sehingga sering buang air kecil.

Prolaps organ panggul – ketika organ panggul, seperti kandung kemih atau usus, tidak mendapat dukungan yang memadai dari dasar panggul – juga bisa menjadi penyebab seringnya pergi ke kamar mandi.

Untungnya, bagi wanita, senam kegel bisa membantu.

“Jika kandung kemih Anda turun, ia bisa melorot ke dinding depan vagina sehingga sisa urin bisa keluar setelah Anda buang air kecil,” kata Reardon.

“Oleh karena itu, Anda merasa belum buang air kecil sepenuhnya dan segera setelah buang air kecil, Anda mungkin merasa harus buang air kecil lagi.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.