Sukses

Pelihara Anjing atau Kucing Bisa Jaga Kesehatan Otak Lansia yang Hidup Sendirian

Untuk mengusir rasa sepi, sebagian lansia memutuskan untuk memelihara anjing atau kucing. Dan menurut penelitian, ini adalah keputusan yang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit lanjut usia atau lansia yang menghabiskan masa tua seorang diri di rumah. Hal ini rentan membuat para lansia kesepian.

Untuk mengusir rasa sepi, sebagian lansia memutuskan untuk memelihara anjing atau kucing. Dan menurut penelitian, ini adalah keputusan yang baik.

Penelitian baru terhadap lebih dari 7.900 orang yang rata-rata berusia 66 tahun menemukan bahwa hewan peliharaan membantu lansia menjaga kesehatan otak. Mereka yang tinggal sendirian mampu mencegah hilangnya ingatan dan pemikiran jika memiliki hewan peliharaan.

Namun, kepemilikan hewan peliharaan tampaknya tidak memengaruhi kognisi lansia yang tinggal bersama keluarga.

"Memiliki kucing atau anjing berhubungan dengan berkurangnya kesepian, faktor risiko penting untuk demensia dan penurunan kognitif,” tulis tim peneliti yang dipimpin Ciyong Lu dari Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, China mengutip US News, Sabtu (30/12/2023).

Temuan ini dipublikasikan pada 26 Desember 2023 di jurnal JAMA Network Open.

Para peneliti mencatat, seiring bertambahnya usia, semakin banyak orang yang hidup sendirian. Data pada 2021 menemukan 28,5 persen orang Amerika tinggal dalam rumah tangga yang hanya dihuni satu orang.

Sejumlah penelitian telah menemukan lansia yang tinggal sendirian berisiko tinggi terkena demensia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memiliki Hewan Peliharaan Perlambat Penurunan Memori Verbal

Studi baru ini didasarkan pada data yang dikumpulkan dari ribuan orang Inggris berusia 50 tahun ke atas. Gaya hidup dan ketajaman mentalnya dilacak antara tahun 2010-2019. Lebih dari setengahnya (56 persen) adalah perempuan.

Tim menilai apa yang dikenal sebagai “memori verbal”  atau kemampuan orang untuk mengingat apa yang telah dikatakan kepada mereka (misalnya, mengulang kembali sebuah cerita), kelancaran verbal dan kognisi verbal, atau proses mental melibatkan penggunaan bahasa.

Studi itu menemukan bahwa kepemilikan hewan peliharaan dikaitkan dengan pelambatan tingkat penurunan memori verbal dan kefasihan verbal pada individu yang tinggal sendiri.

Namun, itu tidak berlaku pada mereka yang tinggal bersama orang lain.

3 dari 4 halaman

Masih Perlu Banyak Penelitian

Faktanya, memiliki hewan peliharaan dapat mengimbangi segala penurunan mental dikaitkan dengan lansia yang hidup sendirian.

Menurut Lu, masih diperlukan lebih banyak penelitian. Namun, kepemilikan hewan peliharaan mewakili perubahan sederhana.

Ini dapat berperan dalam mengembangkan kebijakan kesehatan masyarakat untuk memperlambat penurunan kognitif pada lansia yang tinggal sendirian.

4 dari 4 halaman

Pencetus Kesepian pada Lansia

Sebelumnya, Dewan Pembina Yayasan Kesehatan Mental Indonesia, Nella Safitri, lansia rentan merasa kesepian lantaran perubahan lingkungan dan keterbatasan gerak.

Tetangga meninggal atau pindah, hingga anak-anak yang sudah beranjak dewasa dan tidak tinggal lagi di rumah bisa menjadi pencetus kesepian.

Selain memelihara kucing atau anjing, ada beberapa hal lain yang dapat dilakukan guna mengatasi kesepian pada lansia, yakni:

Terus Terang Kepada Anak-Anak

"Apa yang dirasakan, ya, kasih tahu. Anak-anak enggak otomatis tahu apa yang kita rasakan. Keterbukaan komunikasi dengan anak atau lingkungan yang bisa dipercaya dan mau mendengarkan," kata Nella dalam seminar daring Geriatri TV dikutip Senin, 14 Februari 2022.

Kembangkan Hobi

Menurut Nella, sebagian lansia ada yang masih kerja, tapi jika sudah tidak bekerja dan menghabiskan waktu di rumah maka sebaiknya kembangkan hobi.

“Mungkin ada yang hobinya bikin rajutan, boleh dikembangkan lagi. Kalau hobi menggambar ya udah lanjutkan lagi. Yang penting, otak dan tangan terus dirangsang," Nela melanjutkan.

Tetap Aktif di Rumah

Lansia dapat tetap aktif di rumah dengan mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti merapikan rumah dan kegiatan ringan lainnya.

"Tetap aktif di rumah itu dapat mengurangi risiko terkena demensia, banyak penelitiannya tentang itu," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.