Sukses

Vaksin HPV Dituding Bikin Mandul, Menkes Budi: Jangan Percaya Hoaks

Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks aman dan tidak membuat mandul.

Liputan6.com, Jakarta Pada Oktober 2023 sempat beredar informasi mengenai pemberian vaksin HPV atau Human Papiloma Virus kepada anak perempuan bertujuan untuk memandulkan. Unggahan tersebut disebarluaskan di media sosial.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menepis informasi soal vaksin HPV yang disebut-sebut membuat mandul. Ditegaskan, bahwa informasi itu tidak benar.

"Aduh, enggak ada itu. (Vaksin HPV) ini sangat melindungi. Kanker serviks kan fatality rate-nya (tingkat kematian) tinggi sekali," terang Budi Gunadi usai menghadiri 'Launching Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim' di Djakarta Theatre, Jakarta pada Sabtu, 16 Desember 2023 lalu.

"Kalau terlambat di treatment (ditangani) itu meninggal. Jadi, kalau bisa memang sebaiknya vaksin HPV dan jangan terlalu percaya hoaks lah."

Vaksin HPV Dipakai di Seluruh Dunia

Vaksin HPV untuk pencegahan kanker serviks sudah digunakan di seluruh dunia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sudah ada 135 negara yang memberikan imunisasi HPV dalam program imunisasi nasionalnya.

Di antaranya adalah Malaysia, Singapura, Amerika, Inggris, dan Prancis.

"Vaksin HPV aman kok, udah dipake di seluruh dunia," pungkas Menkes Budi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Vaksin HPV Aman

Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril memastikan bahwa informasi vaksin HPV yang membuat mandul tersebut adalah palsu alias hoaks.

“Imunisasi HPV sudah dipastikan keamanannya dan pada umumnya tidak menimbulkan reaksi yang serius sesudah pemberian imunisasi," jelas Syahril dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com pada Senin (9/10/2023) malam.

Efek dari vaksin HPV seperti halnya vaksin pada umumnya, yakni ada reaksi di lokasi suntikan dapat berupa kemerahan, pembengkakan dan nyeri ringan.

"Biasanya timbul satu hari setelah pemberian imunisasi dan dapat berlangsung satu sampai tiga hari. Reaksi umum seperti demam juga bisa muncul setelah pemberian imunisasi," lanjut Syahril.

3 dari 4 halaman

Keberhasilan Cegah Kanker Serviks Capai 100 Persen

Imunisasi HPV bertujuan mencegah penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV. Bahkan keberhasilannya dapat mencapai 100 persen jika diberikan sebanyak dua dosis pada anak perempuan saat berusia 9-13 tahun.

Komitmen Indonesia dalam pencegahan kanker serviks dibuktikan dengan masuknya imunisasi HPV ke dalam program imunisasi nasional sejak tahun 2023.

Imunisasi HPV diberikan sebanyak dua dosis kepada anak perempuan sebelum lulus SD/MI atau sederajat. Imunisasi diberikan dalam kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap bulan Agustus di sekolah.

Percepatan Imunisasi HPV

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu pada 6 Agustus 2023 menegaskan, percepatan imunisasi HPV terus dilakukan dengan melaksanakan perluasan secara nasional di seluruh Kabupaten/Kota di tahun 2023.

"Untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks diperlukan capaian imunisasi HPV minimal 90 persen, selain upaya skrining dan juga pengobatan yang baik,” katanya.

 

4 dari 4 halaman

Komitmen Sukseskan Imunisasi HPV

Komitmen Pemerintah dalam menyukseskan imunisasi HPV telah diwujudkan dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama 4 (empat) Menteri, yaitu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik dimana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk lain yang sederajat.

Terbitnya surat di atas bertujuan demi memastikan status imunisasi setiap peserta didik lengkap, termasuk di dalamnya adalah imunisasi HPV.

Selain itu, peran Pemerintah daerah dan sektor pendidikan sangat penting bagi keberhasilan pelaksanaan imunisasi HPV yang terintegrasi dengan BIAS sebagai salah satu Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini