Sukses

Ancaman Varian EG.5 Jelang Nataru, Menkes Budi: Kalau Batuk, Tes PCR Aja

Bergejala batuk di tengah ancaman varian EG.5 jelang Nataru 2024 bisa langsung tes PCR seperti disampaikan Menkes Budi.

Liputan6.com, Jakarta Varian EG.5 yang merebak di Indonesia jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) menimbulkan kekhawatiran terhadap mobilisasi selama masa libur panjang tersebut. Masyarakat diharapkan tetap waspada lantaran kasus COVID-19 sedang naik.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menuturkan antisipasi penularan COVID-19 dari adanya varian EG.5. Bagi masyarakat yang bergejala flu dan batuk, sebaiknya dapat langsung tes PCR untuk diketahui positif COVID-19 atau tidak.

"Kalau udah ngerasa tidak enak badan, kayak flu yang batuk-batuk gitu, ya udah dites aja pakai PCR," usai 'Diskusi Kedaulatan Kesehatan' di Media Center Indonesia Maju, Jakarta pada Kamis, 14 Desember 2023.

"Nah, kalau ternyata positif (COVID), jangan khawatir. Isolasi aja supaya tidak nularin ke temen-temen sekerja atau keluarga di rumah."

Isolasi Mandiri 5-6 Hari Sembuh

Masa isolasi mandiri untuk masyarakat positif COVID, menurut Budi Gunadi, dapat berlangsung kurang lebih 5-6 hari. Persediaan obat juga sudah tersedia di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.

"Harusnya 5-6 hari sudah sembuh, toh obat-obatannya juga sudah ada di rumah sakit," ucapnya.

Selain itu, jangan lupa memakai masker saat batuk dan flu.

"Kalau temen-temen sudah merasa batuk atau tetangga ada yang batuk-batuk atau mau ke luar negeri, tidak ada salahnya konservatif sedikit pakai masker. Ya, untuk mengurangi risiko (COVID)," sambung Menkes Budi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus COVID-19 Lebih dari 200 per Hari

Terkait dengan kasus COVID-19 nasional, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut, sudah lebih dari 200 kasus konfirmasi positif virus Corona dalam sehari di Indonesia. Angka ini dinilai termasuk jumlah pasien COVID di DKI Jakarta yang dirawat di rumah sakit sebanyak 44 orang.

"Saya enggak hapal data (COVID) DKI, tapi saya rasa benar. Karena seingat saya, sehari segitu di DKI, sudah puluhan sekarang. Yang data nasional sudah ratusan, sudah 200-an lebih per hari," terangnya.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama sebelumnya mengatakan, terdapat 44 pasien sedang dirawat di rumah sakit dengan kondisi positif COVID-19, dari data per 13 Desember 2023.

"Dari jumlah itu, 32 kasus di antaranya bergejala sedang dirawat di ruang isolasi rumah sakit dan 12 kasus di ICU rumah sakit. Ini data se-DKI Jakarta," katanya dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (13/12/2023).

3 dari 4 halaman

Kategori Level COVID Indonesia dalam Batas Normal

Meski terjadi peningkatan kasus COVID Indonesia akibat adanya varian EG.5, Menkes Budi Gunadi Sadikin menambahkan, kategorinya masih level dalam batas normal. Hal ini dihitung sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"WHO kan kasih tuh level 1, level 2. Dulu level 1 itu 20 positif case per 100 ribu per hari. Jadi, kalau saya enggak salah, itu masuk masih dalam level 1. Masih di bawah 4.000 sampai 5.000 kasus per hari," tambahnya.

"Kalau kita kan kasusnya 200 per hari ya, itu masih sangat jauh. Masih dalam batas normal sama seperti penyakit flu biasa."

Varian EG.5 Mendominasi

Berdasarkan data Kemenkes, kenaikan kasus COVID-19 Indonesia didominasi oleh subvarian EG.5. Subvarian EG.5 merupakan turunan dari varian Omicron.

Dengan adanya mobilisasi masyarakat saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 dapat berpotensi terhadap lonjakan kasus COVID-19.

4 dari 4 halaman

Varian EG.5 di 89 Negara

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan, varian COVID yang kini tercatat paling banyak beredar adalah EG.5.

Varian ini dilaporkan dari 89 negara di dunia dan merupakan 51,6 persen dari sekuen genom yang dikirimkan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

"Perlu ditegaskan, COVID-19 masih bersama kita, maka berbagai varian baru akan dapat saja muncul dari waktu ke waktu. Itulah sebabnya, pemantauan varian menjadi bagian penting dalam pengendalian COVID-19," tulis Tjandra Yoga kepada Health Liputan6.com, Jumat (15/12/2023).

"WHO secara rutin melakukan pemantauan varian ini dan melaporkan hasilnya secara rutin, suatu hal yang baiknya juga kita lakukan di dalam negeri."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini