Sukses

Operasi Penggantian Lutut Total, Prosedur Medis agar Lansia Bisa Beraktivitas Tanpa Nyeri

Operasi penggantian lutut total adalah prosedur medis yang dilakukan dengan cara mengganti sendi lutut yang sudah rusak dengan sendi lutut buatan (prostetik).

Liputan6.com, Jakarta - Ahli bedah ortopedi pinggul dan lutut di Rumah Sakit ALTY di Kuala Lumpur, Malaysia Prof Dr Azhar Merican menjelaskan soal operasi penggantian lutut (Total Knee Replacement – TKR).

Menurutnya, operasi penggantian lutut total adalah prosedur medis yang dilakukan dengan cara mengganti sendi lutut yang sudah rusak dengan sendi lutut buatan (prostetik).

Sendi lutut buatan ini berbahan titanium campuran atau alloy yang bisa menggantikan bagian lutut yang fungsinya buruk. Sehingga, lutut bisa kembali digunakan tanpa rasa sakit.

Prosedur operasi lutut ini direkomendasikan untuk orang-orang lanjut usia (lansia) sekitar 60 tahun ke atas untuk mempertahankan produktivitas di masa tua.

Sebagian besar tindakan TKR disebabkan oleh penyakit sendi yang disebut dengan osteoarthritis (OA), atau yang lebih dikenal oleh orang awam dengan istilah “pengapuran sendi”. Osteoarthritis adalah kondisi yang sering terjadi ketika sendi tulang rawan mulai menipis dan menyebabkan gesekan yang menimbulkan nyeri.

Penyakit ini ternyata banyak dialami oleh jutaan orang di seluruh dunia dan Kementerian Kesehatan RI menyatakan prevalensi OA di Indonesia adalah sebesar 30 persen per 2023. Osteoarthritis (OA) kebanyakan diderita oleh orang yang berusia 60 tahun ke atas. Walaupun pada saat ini sering juga ditemukan pada usia yang lebih muda seiring dengan meningkatnya aktivitas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Osteoarthritis

Osteoarthritis atau OA dapat terjadi pada semua sendi di tubuh manusia, tapi paling sering terjadi di sendi-sendi yang berfungsi untuk menopang berat badan. Seperti sendi panggul dan terutama sendi lutut.

Ketika OA terjadi, muncul rasa nyeri, kaku, dan suara pada sendi. Ini berujung pada ketidakmampuan pasien untuk bebas beraktivitas, seperti berjalan, naik-turun tangga, jongkok, salat, mengangkat beban berlebihan, dan kegiatan fisik sehari-hari lainnya.

Pada tahap lanjut, OA dapat menyebabkan deformitas pada sendi seperti sendi lutut yang berbentuk O atau X.

3 dari 4 halaman

Operasi Penggantian Lutut Dilakukan Usai Jalani Pengobatan Nonbedah

Azhar menambahkan, sebelum menjalani operasi penggantian lutut, pasien terlebih dahulu akan menjalani pengobatan nonbedah.

Pengobatan tersebut dapat berupa pemberian obat-obatan, injeksi sendi, ataupun pemberian alat penyangga untuk membantu pasien beraktivitas menggunakan lututnya.

Sayangnya, tulang rawan sendi tidak dapat tumbuh kembali dengan sendirinya dengan terapi obat dan fisik yang tersedia. Jika metode pengobatan nonbedah sudah tidak efektif meredakan nyeri dan meringankan keluhan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, pasien dapat menjalani operasi penggantian lutut (TKR).

4 dari 4 halaman

Prosedur TKR Dilakukan Langsung oleh Tangan Dokter

Pada operasi ini, bagian sendi yang rusak akan dibuang dan dilapisi dengan implan berbahan titanium dan bantalan berbahan polyethylene.

Implan ini disesuaikan dengan masing-masing orang dan bersifat sangat individual. Pemasangannya pun perlu dilakukan oleh dokter langsung.

“Tidak bisa dengan robot,” kata Azhar dalam temu media di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023).

Operasi TKR sebenarnya bukanlah suatu prosedur yang baru dalam dunia medis. Operasi ini sudah dikenal sejak tahun 1968. Dan semenjak itu, sudah banyak kemajuan yang dicapai baik dalam teknik maupun desain implant yang dapat meningkatkan efektivitas hasil pembedahan.

Operasi TKR adalah salah satu prosedur operasi tersukses dalam bidang kedokteran. Sudah jutaan prosedur TKR yang dilakukan secara global setiap tahunnya.

Keputusan untuk melakukan operasi TKR harus didiskusikan antara pasien dan dokter yang berpengalaman di bidangnya. Operasi TKR harus dilakukan dengan indikasi yang tepat sehingga pasien dapat memperoleh hasil dan manfaat optimal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.