Sukses

Hilangkan Sekarang Juga Kebiasaan Gigit Kuku, Ini Bahayanya bagi Kesehatan Anda

Gigit Kuku Bisa Menyebabkan Penyakit Serius, Ini Penyebabnya

 

Liputan6.com, Jakarta - Mengigit kuku adalah kebiasaan yang cukup umum. Pakar kesehatan di Universitas Michigan bahkan mengatakan bahwa setengah dari remaja gemar gigit kuku. Meski pada kebanyakan orang akan menanggalkan kebiasaan buruk ini setelah umur 30 tahun.

Gigit kuku atau dikenal dengan Onychophagia bisa terjadi akibat stres, kecemasan, gangguan obsesif kompulsif, atau sekadar rasa bosan hingga gelisah. Namun, kamu juga perlu tahu dampak gigit kuku bagi kesehatan.

Ahli imunologi dewasa dan anak serta ahli alergi di NYU Langone Health di Kota New York, Amerika Serikat, Purvi Parikh MD menjelaskan apa saja bahaya gigit kuku.

Meski tampak tidak berbahaya, kebiasaan menggigit kuku bisa mengundang bakter, virus, atau jamur untuk masuk ke dalam tubuh melalui aliran darah.

Sehingga, kata Purvi, meningkatkan peluang untuk tertular infeksi berbahaya,"Jadi, jika seseorang menggigit kuku, dia berisiko tidak hanya menelan virus, tapi juga bakteri dan virus patogen lainnya."

Gigit Kuku Menyebabkan Infeksi Bakteri dan Jamur

Jika seseorang pernah melakukan manikur, dia pasti akan melihat kotoran yang diangkat oleh ahli manikur dari bawah kukunya. Itulah yang dapat kita lihat dengan mata telanjang. Jadi, kata Purvi, bayangkan saja semua bakteri yang tidak dapat dilihat. 

Patogen paling umum yang mengintai di bawah kuku kita adalah bakteri Staphylococcus, Streptococcus, dan Coryneform, yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui kerusakan pada kulit kita atau mungkin seseorang bia menelannya setelah menggigit kuku.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kuku Harus Dipotong Pendek

Jika hal tersebut belum cukup untuk mencegahnya, bayangkan saja jamur dermatofita, yang juga dikenal sebagai kurap, berada di jaringan kuku saat membuka mulut dan memasukkan jari. 

"Idealnya kuku harus dibuat pendek, dan sering mencuci tangan," kata Parikh, sejalan dengan rekomendasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). 

Menurut CDC, tangan yang bersih adalah faktor terpenting dalam mencegah penyebaran patogen dan resistensi antibiotik di fasilitas kesehatan.

Jika nanti stres membuat seseorang ingin menggigit kuku, cobalah beberapa teknik pernapasan yang sehat

 

3 dari 4 halaman

Menggigit Kuku Menyebabkan Flu

Menurut CDC, ada lebih dari 200 virus flu yang beredar pada waktu tertentu.

Meskipun faktor risiko tertularnya penyakit ini mencakup melemahnya sistem kekebalan tubuh atau terpapar oleh orang yang sakit, seseorang dapat secara signifikan mengurangi peluang tertular virus dengan menjauhkan tangan dari wajah, terutama mulut dan hidung. 

Virus penyebab flu juga berkembang di kulit, sehingga Purvi menyarankan untuk sering-sering mencuci tangan dengan sabun dan air (atau gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol), dan cegah menggigit kuku dengan mengunyah permen karet. 

"Menjaga kuku tetap pendek adalah pencegah terbaik," kata Purvi.

"Beberapa orang yang menggigit kuku melaporkan mengecat kuku mereka dengan cat bening atau berwarna yang menghalangi mereka untuk menggigit kuku karena rasanya," dia menambahkan.

 

4 dari 4 halaman

Menggigit Kuku dapat Merusak Gigi

Menggigit kuku juga dapat merusak gigi dan gusi. Menggigit kuku dapat membuat gigi depan retak, patah, atau rusak, serta berpotensi menyebabkan sakit gusi dan kerusakan jaringan gusi.

Tanyakan kepada dokter gigi apakah pelindung mulut dapat membantu berhenti menggigit kuku atau setidaknya meminimalkan kerusakan yang diakibatkannya. 

Dia mungkin juga dapat menyarankan beberapa teknik lain untuk membantu menghentikan kebiasaan tersebut selamanya. 

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016 di Case Reports in Dentistry menunjukkan bahwa alat cekat oral yang dipasang oleh dokter gigi dapat menjadi solusi karena membuat menggigit kuku menjadi tidak menyenangkan dan sulit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini