Sukses

Diawali dengan Demam, Ketahui Perbedaan Khas Gejala Cacar Monyet atau Mpox dengan Cacar Air

Pasien cacar monyet akan menemukan gejala khasnya seperti, pembesaran kelenjar getah bening di beberapa bagian tertentu.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus cacar monyet atau monkeypox atau Mpox di Indonesia mencapai 27 orang per 31 Oktober 2023. Kasus tersebut tersebar paling banyak di DKI Jakarta lalu disusul Banten dan Bandung.

Di Indonesia, kasus Mpox pertama kali teridentifikasi satu kasus pada Agustus 2022. Setahun setelahnya baru ada tambahan kasus baru yang mencapai puluhan.  

Mengingat di Indonesia kasus ini baru terhitung muncul dua tahun, maka masih belum banyak yang tahu tentang gejala Mpox serta perbedaan dengan gejala cacar air. 

Pada kasus Mpox dan cacar air sama-sama muncul demam dan ruam, tapi ada perbedaannya gejala lainnya seperti disampaikan dokter spesialis kulit dan kelamin, Ni Luh Putu Pitawati.

Perbedaan tersebut pada pasien cacar air atau Varicella ini dengan gejala khas ruam yang lebih gatal. Sedangkan penampakan khas dari Mpox adalah pembesaran kelenjar getah bening.

“Kelenjar getah bening yang bisa ditemukan di leher, ketiak, lipat paha, bahkan disertai nyeri,” jelas Putu dikutip dari Instagram @kemenkes_ri pada Jumat, 3 November 2023.

Selain itu, gejala Mpox yang khas tersebut juga diiringi demam dengan suhu lebih dari 38 derajat Celsius. Satu sampai tiga hari setelah demam, barulah muncul ruam dan menyebar ke seluruh tubuh secara lambat.

“Perkembangan ruamnya relatif lambat dibanding Varicella. Antara tiga sampai empat minggu mulai dari munculnya demam tadi,” kata wanita yang berpraktik di RSPI Sulianti Saroso Jakarta tersebut.

“Berbeda dengan cacar air, kadang ada yang berbentuk lenting, sebagian sudah pecah, kemudian kropeng. Jadi dalam satu waktu bisa ditemukan beberapa fase ruam kulit,” lanjut Putu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Letak Ruam Mpox Berbeda dengan Varicella

Pada pasien cacar air, saat demam dengan suhu di atas 39 derajat Celsius telah ditemukan ruam dan bintik kemerahan. Letak ruamnya itu sendiri juga beragam, bisa di perut, dada, punggung. Baru kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Memang cacar air menempati seluruh tubuh, namun ruam tersebut tidak mucul di telapak tangan mau pun telapak kaki.

Berbeda dengan Mpox, ruamnya justru muncul di telapak tangan, kepala, dan wajah.

“Penyebaran ruam untuk Mpox yang klasik biasanya dari kepala, wajah, kemudian badan,” jelas Putu.

“Namun sesuai dengan jalur penularan saat ini, banyak juga ditemukan di kelamin dan sekitar anus,” lanjut Putu.

3 dari 4 halaman

Penularan Cacar Monyet Banyak Dilakukan Kaum Sesama Jenis

Penyakit cacar air lebih rentan menyerang anak-anak dibawah 12 tahun, namun tidak menutup kemungkinan dialami oleh orang dewasa yang belum pernah cacar. Lalu, penyebarannya pun melalui udara dan percikan ludah.

Sedangkan pada Mpox, penularannya terjadi dengan kontak langsung dengan pasien tersebut. Data di Kemenkes menunjukkan bahwa kasus monkeypox terjadi pada lelaki suka lelaki dan biseksual.

“Berdasarkan laporan-laporan yang sudah dipublikasikan, memang saat ini banyak ditemukan pada kelompok tersebut. Mungkin karena aktivitasnya yang kurang aman, kemudian juga aktivitas pesta seks,” ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Penanganan untuk Pasien Mpox

Pasien Mpox dengan kondisi lesi yang parah, menurut Putu dianjurkan untuk menjalani isolasi di rumah sakit. Sehingga bisa dimonitor kesehatan pasien tersebut oleh petugas kesehatan.

Mengenai pengobatan yang diberikan mengacu rekomendasi WHO. Secara umum, pengobatan yang diberikan secara terapi suportif. 

“Ada rekomendasi dari WHO, namun untuk efektivitasnya pada manusia masih belum banyak dilaporkan. Kemudian selama ini untuk pengobatan Mpox kita lakukan terapi suportif namanya,” ujar Putu.

Terapi suportif diberikan sesuai kondisi atau gejala yang dirasakan pasien. 

“Jika ada demam kita berikan obat anti demam, bila ada nyeri kita lakukan obat pengurangan nyerinya. Lalu untuk perawatan kulit kita berikan topikal dan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.