Sukses

Punya Kuku Panjang, Waspadai Bahayanya: Penuh Bakteri hingga Sebabkan Infeksi

Terdapat mikroorganisme yang bersembunyi di bawah kuku panjang dan berpotensi menyebabkan infeksi.

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki kuku panjang mungkin terlihat cantik. Namun jangan salah, ada mikroorganisme yang bersembunyi di bawahnya dan berpotensi menyebabkan infeksi, dilansir dari New York Post pada Sabtu, 23 September 2023.  

“Semakin panjang kuku, semakin banyak luas permukaan yang bisa ditempel oleh mikroorganisme,” kata Jeffrey Kaplan, profesor biologi di American University

"Penelitian telah menemukan 32 bakteri berbeda dan 28 jamur berbeda di bawah kuku.” katanya.

Baik itu kuku palsu, kuku panjang alami, kuku gel, kuku akrilik, atau hanya cat kuku. Hal-hal tersebut meningkatkan kemungkinan mikroorganisme bersembunyi di bawahnya, yang pada akhirnya membuat lebih sulit untuk dibersihkan hanya dengan mencuci tangan, Kaplan menambahkan.

Dia mencatat ada satu penelitian yang menemukan bahwa bakteri resisten, yang dikenal sebagai Staph aureus, atau MRSA, pada setengah sampel kuku, yang selanjutnya dapat menyebabkan infeksi.

"Seseorang dapat menularkan bakteri kuku ke sistem tubuh melalui garukan, menggigit kuku, mengupil, dan mengisap jari,” kata Kaplan.

Bakteri dan jamur di bawah kuku panjang juga bisa menyebabkan infeksi kuku, yang bisa menyebabkan kuku rusak.

Pada tahun 1997-98, setelah sebuah rumah sakit di Kota Oklahoma menyelidiki wabah Pseudomonas aeruginosa (bakteri yang sering didapat di rumah sakit). Ahli epidemiologi menemukan adanya hubungan antara 8 bayi yang meninggal di unit neonatal dan bakteri di bawah kuku jari yang panjang. 

Rumah sakit kemudian melarang para perawat di unit perawatan intensif neonatal memiliki kuku panjang. Hal tersebut lantaran kuku panjang berisiko ada bakteri di dalamnya yang bisa membahayakan pasien bayi yang tengah dirawat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kuku Palsu dilarang digunakan Petugas Kesehatan di AS

Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan kuku palsu dapat berkontribusi terhadap penularan patogen (organisme yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan) tertentu yang terkait dengan layanan kesehatan. 

"Petugas kesehatan yang memakai kuku palsu lebih mungkin menyimpan patogen gram negatif [seperti Pseudomonas] di ujung jari mereka dibandingkan mereka yang memiliki kuku asli, baik sebelum dan sesudah mencuci tangan,” menurut Pusat Penyakit dan Pencegahan.

Oleh karena itu, badan tersebut merekomendasikan agar kuku palsu tidak dipakai oleh petugas kesehatan yang melakukan perawatan pasien langsung dengan pasien berisiko tinggi, seperti di unit perawatan intensif, dan ujung kuku mereka harus dijaga sepanjang seperempat inci.

 

 

3 dari 4 halaman

Tanggapan Dokter Kulit

Menurut Dr Cristina Psomadakis, dokter kulit yang berbasis di Inggris dan populer di Instagram sebagai “Dr. Soma", kuku panjang adalah tempat persembunyian sempurna bagi patogen. Bahkan virus dan bakteri dapat terperangkap di dalamnya.

“Saya juga merekomendasikan cat kuku bening. Hal ini memungkinkan kita untuk dapat melihat ketika kuku kita kotor dan berfungsi sebagai pengingat visual untuk mencuci tangan.”

 

4 dari 4 halaman

Tanggapan Penata Kuku

Namun penata kuku Kayla Newman, yang berbasis di North Carolina, mengatakan tidak ada kliennya yang mengalami infeksi selama delapan tahun praktiknya.

“Umumnya orang yang memiliki kuku panjang tahu cara bermanuver dan menjaga kebersihannya,” ujarnya.

Ia merekomendasikan bagi mereka yang memiliki kuku panjang untuk membuat janji temu secara rutin dengannya. 

“Kuku adalah kemewahan yang luar biasa untuk dimiliki,” katanya.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini