Sukses

Tubuh Keluarkan Banyak Keringat Berlebih, Bisa Jadi Alami Hiperhidrosis

Keringat umumnya muncul ketika seseorang melakukan aktivitas. Namun apa jadinya jika sedang diam dan cuaca pun tidak gerah pun tetap berkeringat banyak?

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa daerah di Indonesia saat ini dilanda musim kemarau. Cuaca yang panas tentu membuat kita berkeringat dan tidak jarang juga mengeluarkan bau badan. Keringat yang keluar berguna untuk mengontrol suhu tubuh.

“Saat kita merasa kepanasan, bagian otak yang disebut hipotalamus memberi sinyal ke saraf kecil di kulit untuk memberi tahu kelenjar keringat agar memproduksi keringat,” ujar Whitney Bowe, dokter kulit di New York City dilansir dari Channel News Asia.

Meski keringat berfungsi untuk mendinginkan suhu tubuh, banyak orang yang justru merasa risih ketika dirinya berkeringat. Terutama wanita sangat kesal ketika sedang make up dan wajahnya sudah dipenuhi oleh keringat. Sehingga, mereka merasa wajahnya sudah tidak fresh lagi karena banyaknya keringat keluar hingga menghapus riasan wajah.

Kondisi keluarnya keringat berlebih meski tidak dalam aktivitas yang melelahkan maupun cuaca panas disebut hiperhidrosis. Ini adalah suatu gangguan keringat karena overstimulasi di kelenjar ekrin yang banyak terdapat aksila (ketiak), palmar (telapak tangan), plantar pedis (telapak kaki), dan wajah.

"Hal ini tidak berhubungan dengan pemicu seperti stres, emosi, olahraga, dan pemicu lingkungan seperti panas”, kata Dr Mark Ferguson, seorang ahli bedah yang menangani keringat berlebih dari The University of Chicago.

Belum diketahui penyebab pasti terjadinya hiperhidrosis ini, namun dipastikan karena faktor genetika. 

Jika hiperhidrosis dibiarkan, maka penderitanya akan terus menerus merasa basah pada seluruh anggota tubuhnya. Oleh karena itu hiperhidrosis perlu ditanggulangi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengatasi Hiperhidrosis

Penderita hiperhidrosis memiliki keringat yang luar biasa banyak pada bagian tertentu, seperti ketiak, punggung, leher, tangan, dan lekukan tubuh lainnya. 

Keringat yang berlebih ini membuat penderita hiperhidrosis sering mengganti pakaiannya yang lepek. Jika di tangan paling banyak menghasilkan keringat, maka mereka akan kesulitan ketika mengendarai motor, memegang kertas, dan memakai mouse. 

Bowe menyarankan pakaian yang longgar dan menyerap keringat cocok untuk dipakai penderita hiperhidrosis. Atau agar tidak mengeluarkan bau, bisa menggunakan deodoran. Jika deodoran dirasa masih kurang karena hanya untuk menghilangkan bau, cobalah antiperspiran yang bisa mengurangi keluarnya keringat.

“(Antiperspiran) menyumbat pori-pori kelenjar keringat dan mencegah keluarnya keringat,” jelas Lyall Gorenstein, seorang ahli bedah toraks dan direktur bedah Pusat Hiperhidrosis di Columbia University Medical Center, Amerika Serikat.

“Jika Anda memilih untuk memakai antiperspiran, saya sarankan untuk mengaplikasikannya pada malam hari sebelum tidur, dibandingkan pada pagi hari setelah mandi. Antiperspiran lebih efektif bila diaplikasikan pada kulit kering dibandingkan kulit lembab" tambah Bowe.

3 dari 4 halaman

Gejala Keringat Berlebih

Gejala keringat berlebih bisa dirasakan langsung dengan kesulitan memegang benda-benda. Dilansir dari website Stanford Medicine Health Care, ada beberapa gejala orang yang mengalami hiperhidrosis sebagai berikut:

  • Baju yang basah kuyup akibat keringat berlebih. Bahkan saking parahnya bisa menetes ke lantai.
  • Sulit memegang bulpoin, memegang gagang pintu, memegang perangkat komputer seperti keyboard dan mouse
  • Kulit selalu basah 
  • Terjadi infeksi kulit

Terdapat dua jenis hiperhidrosis sesuai ciri khasnya masing-masing, yaitu:

1. Hiperhidrosis Primer 

Hiperhidrosis ini memiliki jenis keringat yang lebih umum. Seperti keringat di beberapa area tertentu, keringat kepala, tangan, hingga kaki. Hiperhidrosis jenis ini biasanya dialami ketika masa kanak-kanak hingga remaja.

2. Hiperhidrosis Sekunder

Titik keringat lebih kompleks dibanding hiperdosis primer, alias sekujur tubuh. Saat tidur pun penderita hiperhidrosis ini masih berkeringat. Lalu hiperhidrosis sekunder dialami ketika dewasa.

 

4 dari 4 halaman

Pengobatan Hiperhidrosis

Keringat yang terlalu banyak dapat menganggu aktivitas sehari-hari, seperti contohnya kesulitan memegang alat pekerjaan. Oleh karena itu, segera konsultasikan kondisi ini kepada dokter, agar lebih leluasa ketika beraktivitas.

Banyak resep yang akan diberikan dokter seperti antiperspiran, dan lainnya seperti berikut ini:

  • Iontophoresis, yaitu teknik menggunakan arus listrik kecil ke kulit. Caranya dengan memasukan kaki di baskom yang berisi air, lalu arus listri dialirkan di air hingga kaki merasa kesemutan.
  • Suntikan botoks, yaitu dengan menyuntikan di daerah pusat masalah keringat seperti di tangan. Teknik ini memblokir saraf sementara untuk tidak mengeluarkan keringat.
  • Obat, ini membantu untuk mencegah rangsangan kelencar keringat.
  • Energi elektromagnetik, yaitu dengan membuat sumber masalah keringat dibuat mati rasa dan dipanaskan kembali kelencar keringat menggunakan gelombang mikro. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini