Sukses

Kenapa Mesti Kurangi Konsumsi Gula dan Perbanyak Makan Serat? Ahli Nutrisi Beri Jawabannya

Konsumsi gula masyarakat yang tinggi bisa memicu berbagai penyakit seperti diabetes dan obesitas.

Liputan6.com, Jakarta Kandungan gula dalam produk perlu menjadi perhatian setiap industri makanan. Pasalnya, konsumsi gula masyarakat sangat tinggi bisa memicu berbagai penyakit seperti diabetes dan obesitas.

“Banyak orang saat ini mendapatkan kalori yang berlebihan karena konsumsi gula yang juga berlebihan. Ini menyebabkan masalah kenaikan berat badan yang berujung obesitas dan penyakit lain seperti diabetes,” kata Global Head of Nutrition, Regulatory and Scientific Affairs Tate & Lyle Kavita Karnik dalam Peluncuran Kantor & Lab Tate & Lyle di Jakarta, Selasa (27/6/2023).

Maka dari itu, ada kebutuhan dalam menekan angka konsumsi gula. Salah satunya dengan menggunakan pemanis yang rendah atau bahkan tanpa kalori.

“Riset membuktikan bahwa pemanis ini dapat membantu konsumen mengendalikan konsumsi gula sehingga membantu pula dalam mengendalikan berat badan, menghindari obesitas dan diabetes,” kata Kavita.

Perbanyak Konsumsi Serat

Alih-alih konsumsi gula, Kavita lebih menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi serat. Pasalnya, hampir semua atau bahkan semua orang di dunia kekurangan serat.

“Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang memenuhi standar kebutuhan serat sehingga kemungkinan besar kita semua yang ada di ruangan ini pun kekurangan serat dari apa yang disarankan untuk kita konsumsi setiap harinya,” ujar Kavita. 

Kekurangan serat dapat menjadi pengantar pada berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan diabetes. Padahal, jika masyarakat dapat memenuhi kebutuhan serat sesuai yang dianjurkan maka ini dapat membantu menjaga kesehatan. Tidak hanya kesehatan pencernaan tapi juga banyak kesehatan lainnya.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengubah Produk Makanan Jadi Lebih Sehat

Tingginya konsumsi gula dan rendahnya konsumsi serat melatarbelakangi pihak Kavita untuk melakukan berbagai riset soal mengubah produk makanan menjadi lebih sehat.

Menurut Kavita, mengubah produk makanan menjadi lebih sehat bukan lah hal sederhana.

Saat mengurangi gula dalam satu jenis produk minuman, maka akan ada yang dikorbankan yakni rasa. Maka dari itu, pihak Kavita bertugas untuk mendukung perubahan minuman tersebut menjadi rendah gula tapi dengan rasa yang tetap enak.

3 dari 4 halaman

Fungsi Gula Bukan Cuma untuk Pemanis

Penggunaan gula dapat diganti dengan pemanis alami. Namun, penambahan gula pada makanan bukan hanya untuk membuat makanan atau minuman tersebut menjadi manis.

Misalnya untuk produk es krim, selain membuat rasanya manis, gula juga berfungsi untuk membuatnya mencapai titik beku yang diinginkan.

“Jadi banyak fungsi gula dalam makanan yang mungkin manisnya bisa digantikan, tapi fungsi lainnya tidak. Sehingga dibutuhkan riset yang tepat soal bagaimana agar fungsi lain dari gula itu juga bisa didapatkan setelah mengganti gula,” kata Kavita.

4 dari 4 halaman

Tren Konsumsi Global

Mengubah produk makanan menjadi lebih sehat juga perlu dilakukan lantaran tren konsumsi global kini sudah bergeser. Masyarakat kini tak hanya mencari makanan enak, tapi juga sehat, berkualitas, mudah dikonsumsi, dan mempertimbangkan nilai keberlanjutan.

Seperti disampaikan President Tate & Lyle Asia, Middle East, Africa and Latin America, Andrew Taylor. Menurutnya, poin kesehatan dan kesejahteraan (health and wellbeing) menjadi motor kuat yang mendorong konsumsi masyarakat.

“Penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia 49 persen orang dewasa ingin mengonsumsi makanan dan minuman yang lebih sehat terutama semenjak pandemi. Terutama produk yang meningkatkan imunitas dan kesehatan secara umum,” kata Andrew dalam acara yang sama.

Andrew juga melihat bahwa semakin banyak orang yang memilih produk makanan yang mendukung gaya hidup mereka.

“Makanan yang lebih praktis, lebih ringkas, mudah dikonsumsi. Dan menurut data, di Indonesia justru poin ini dua kali lebih tinggi.”

Artinya, jika dibandingkan masyarakat negara lain, orang Indonesia lebih mungkin membeli produk yang nyaman dan mudah dikonsumsi. Selain itu, produk berkualitas baik dan memperhatikan nilai keberlanjutan juga kerap menjadi pilihan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.