Sukses

Termasuk Hewan yang Mudah Stres, Sapi Harus Happy agar Produktivitas Tinggi

Hari Susu Sedunia menjadi pengingat bahwa sapi memerlukan perlakuan yang baik dari manusia. Pasalnya, sapi merupakan salah satu hewan yang terbilang mudah stres.

Liputan6.com, Jakarta Hari Susu Sedunia menjadi pengingat bahwa sapi memerlukan perlakuan yang baik dari manusia. Pasalnya, sapi merupakan salah satu hewan yang terbilang mudah stres.

"Iya (mudah stres) sehingga harus mendapatkan perlakuan baik dan membuat sapi tetap happy," kata Head of Manufacturing PT. Greenfields Indonesia, Darmanto Setyawan dalam rangkaian peringatan Hari Susu Sedunia di Malang, Jawa Timur, Selasa, 30 Mei 2023.

Pemicu stres pada sapi dapat bermacam-macam, lanjut Darmanto. Beberapa di antaranya adalah suhu udara yang panas, sapi kurang tidur, dan perlakuan yang tidak baik dari manusia.

Bahkan, jika kandang tidak dibersihkan, maka sapi bisa stres karena mencium aroma kotorannya sendiri.

Ketika sapi stres, maka ini dapat berpengaruh pada hasil susu yang lebih sedikit.

"Mirip seperti ibu menyusui."

Jika sapi perah diperlakukan dengan baik sesuai dengan tata laksana pengelolaan ternak sapi perah atau good dairy farming practice (GDFP) maka hasil susu paling produktif bisa mencapai 34 liter per sapi per hari. Sementara, rata-rata produktivitas sapi dari peternakan biasa umumnya hasil susu sebanyak 12 liter per sapi.

Produksi susu sapi yang tinggi berkontribusi dalam menambah pasokan nasional. Hal ini penting lantaran angka produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) masih rendah.  Begitu pula angka konsumsinya yang hanya 16,27 kg per kapita per tahun dan tertinggal dari negara-negara tetangga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cara Bikin Sapi Bahagia

Salah satu contoh tata laksana pengelolaan ternak sapi perah yang baik atau GDFP adalah menjaga sapi tetap bahagia. 

Ini terbukti membuat sapi jadi lebih produktif. Susu yang dihasilkan mencapai 34 liter per sapi atau hampir tiga kali lipat dari rata-rata produktivitas sapi dari peternakan lain.

Rata-rata produksi susu sapi segar di peternakan Greenfields, Malang mencapai hingga 97 ribu ton setiap tahun atau kurang lebih 10 persen dari total produksi susu sapi dalam negeri (SSDN) 2022.

Beberapa cara membuat sapi tetap bahagia adalah dengan pemberian pakan sehat dengan rumput odot yang dicampur konsentrat.

Air minumnya pun langsung dari gunung. Selain itu, sapi ditempatkan di lingkungan dengan udara sejuk. Setiap kandang dibersihkan secara rutin dan dilengkapi blower untuk menjaga aroma kandang.

Sapi-sapi juga mendapat perawatan kesehatan, perawatan kuku, dan susunya diperas menggunakan mesin khusus yang otomatis dan menyesuaikan dengan puting sapi sehingga tidak melukai sapi.

3 dari 4 halaman

Komoditas Pangan Penting

Dalam rangkaian acara yang sama, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University, Epi Taufik mengatakan susu adalah komoditas pangan penting.

Sebagai komoditas pangan penting, susu tidak hanya memberikan dampak positif bagi kesehatan, tetapi juga ke sektor lainnya seperti sosial, maupun ekonomi dengan keberadaan peternakan dan pabriknya.

“Oleh karenanya, agar dapat memainkan peranan secara optimal, industri susu juga harus mampu menyokong keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Epi.

Kedua hal tersebut umumnya tercantum dalam GDFP. Ini wajib dipenuhi dan dipastikan kelayakannya oleh para peternak maupun produsen. Hal ini meliputi kesehatan hewan, proses pemerahan, pakan, hingga kesejahteraan hewan dan lingkungan.

4 dari 4 halaman

Penerapan GDFP Belum Optimal

Sayangnya, GDFP belum sepenuhnya diterapkan dengan baik oleh sebagian peternak dan produsen.

“Sepanjang pengamatan saya, GDFP ini masih belum sepenuhnya diterapkan dengan baik oleh sebagian peternak maupun produsen di Indonesia. Padahal, langkah ini sangat memengaruhi kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan, dan juga kelestarian lingkungan,” lanjut Epi.

GDFP juga berkaitan dengan tiga pilar penting soal konsumsi susu yakni:

  • Meningkatkan status nutrisi masyarakat
  • Memastikan keberlanjutan lingkungan lewat proses produksi yang bertanggung jawab
  • Memajukan kesejahteraan masyarakat dan komunitas.

Di mana ketiga pilar ini belum terlaksana secara maksimal di Indonesia. Ini ditandai dengan tingkat konsumsi susu di Indonesia yang masih rendah. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.