Sukses

5 Respons Ketua MPR soal Kasus Flu Burung di Brasil

Kasus flu burung di Brasil mendapat perhatian dari Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo. Ia pun memberi respons soal kasus flu burung ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Brazil minggu ini mengonfirmasi adanya kasus flu burung pertama yang terjadi pada burung liar. Dan kini, pihak berwenang Brasil sedang menyelidiki dugaan kasus flu burung (H5N1) pada seorang warga yang tinggal di negara bagian tenggara Espirito Santo.

Warga itu adalah seorang pria yang bekerja di sebuah taman di mana tiga burung liar dinyatakan positif Avian Influenza Patogen Tinggi (HPAI).  Pria berumur 61 tahun itu sedang dipantau dan diisolasi setelah ia menunjukkan gejala flu ringan, kata Kementerian Kesehatan Brasil dalam sebuah pernyataan.

Kasus flu burung di Brasil mendapat perhatian dari Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo. Ia pun memberi respons soal kasus flu burung ini.

Respons Bambang soal flu burung di Brasil disampaikan lewat pesan tertulis pada Jumat, 19 Mei 2023 sebagai berikut:

Minta Kemenkes Waspada

Meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk mewaspadai kecenderungan flu burung yang diduga menginfeksi manusia seperti yang terjadi di Brasil.

“Oleh karenanya, pemerintah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dini serta melakukan upaya pencegahan dan pengendalian terhadap flu burung pada manusia, meski risiko infeksi pada manusia masih terbilang rendah,” mengutip keterangan resmi Bambang Soesatyo, Jumat (19/5/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Minta Kemenkes Optimalkan Faskes

Pria yang karib disapa Bamsoet juga meminta Kemenkes untuk tetap mengoptimalkan fasilitas kesehatan (faskes) guna penatalaksanaan kasus suspek flu burung sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Serta meningkatkan kapasitas labkesmas untuk pemeriksaan sampel dari kasus dengan gejala suspek flu burung.

Minta Pemerintah Terus Monitor Perkembangan Flu Burung di Negara Lain

Berikutnya, Bamsoet juga meminta pemerintah untuk terus memonitor perkembangan virus flu burung di negara-negara luar. Khususnya yang telah teridentifikasi adanya temuan virus tersebut menginfeksi manusia.

“Di samping terus memasifkan kegiatan surveilans dan mengoptimalkan Tim Gerak Cepat dalam mendeteksi sinyal epidemiologi di lapangan.”

3 dari 4 halaman

Minta Pemda Tingkatkan Kewaspadaan Dini

Di tingkat daerah, Bamsoet meminta pemerintah daerah (Pemda) agar meningkatkan kewaspadaan dini untuk penemuan kasus suspek flu burung di daerah yang terjadi kejadian luar biasa (KLB) Avian Influenza pada unggas.

Khususnya daerah yang menjadi sentinel surveilans influenza like illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI)  

Minta Pemerintah Beri Imbauan kepada Masyarakat

Terakhir, Bamsoet meminta pemerintah memberikan imbauan kepada masyarakat agar selalu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Juga melaporkan kepada dinas peternakan apabila ada kematian unggas secara mendadak dan dalam jumlah yang banyak di lingkungannya.

“Serta segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala flu burung dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko,” kata Bamsoet.

4 dari 4 halaman

Analisis Sampel Suspek di Brasil

Melansir News18, laboratorium rujukan di Espirito Santo kini sedang menganalisis sampel dari pria 61 tahun dan 32 orang lainnya yang juga bekerja di taman yang sama.

Meski manusia dapat tertular H5N1, kasusnya tetap jarang, dan pejabat kesehatan global mengatakan risiko terhadap manusia rendah.

Brasil, pengekspor unggas terbesar di dunia, mengambil sikap ekstra hati-hati setelah deteksi subtipe H5N1 pada burung liar. Penularan subtipe virus yang sangat patogen ke kawanan unggas komersial negara itu akan berisiko hampir $10 miliar dari ekspor ayam karena larangan perdagangan dapat diberlakukan oleh negara pengimpor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.