Sukses

Begini Tips Tetap Sehat Usai Libur Lebaran Berakhir, Kerja jadi Produktif

Harus bagaimana ketika harus kembali bekerja setelah libur Lebaran berakhir?

Liputan6.com, Jakarta - Setelah masa libur Lebaran berakhir, tidak sedikit dari kita yang justru mengalami kelelahan, kenaikan berat badan, masalah kulit, serta menderita penyakit yang rawan muncul setelah liburan.

Menurut VP of Medical Operations PT Good Doctor Technology Indonesia, dr Ega Bonar Bastari, kelelahan usai libur panjang biasanya akibat kurang tidur atau pola tidur yang berubah.

Sebab, seringkali kita memaksimalkan waktu liburan dengan melakukan begitu banyak aktivitas sehingga mengurangi waktu istirahat.

Dikutip dari situs Sleep Foundation org pada Minggu 14 Mei 2023, kurang tidur secara langsung memengaruhi cara kita berpikir dan merasakan.

Bahkan, kurang tidur hanya satu malam bisa membuat kita mengantuk di siang hari, berpikir lambat, kekurangan energi, dan suasana hati yang mudah tersinggung.

Berikut macam-macam penyakit yang rentan dialami banyak setelah liburan, seperti dijelaskan dr Ega dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com hari ini.

  • Leisure Sickness
  • Gangguan Pencernaan
  • Migrain
  • Pilek

Leisue sickness adalah kondisi atau gejala sakit yang akan muncul saat akhir pekan atau saat liburan tiba. Kondisi ini lebih umum terjadi pada pria (3,6 persen) dibandingkan pada wanita (2,7 persen) dengan gejala sebagai berikut:

  • Gejala dimulai pada satu hingga dua hari setelah liburan atau tidak lama setelah peristiwa penting yang mengubah hidup seperti pernikahan, kelahiran seorang anak, memulai pekerjaan baru, dan menyelesaikan ujian sekolah atau universitas.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyakit Lainnya

Gangguan Pencernaan

Kondisi ini terjadi karena perubahan pola makan dan tidak memperhatikan kebersihan makanan di tempat liburan.

Liburan menggunakan pesawat juga dapat menimbulkan gangguan pencernaan karena penerbangan dapat menyebabkan dehidrasi, memperlambat kecepatan pergerakan makanan melalui usus, dan menyebabkan sembelit saat tiba di lokasi liburan.

Migrain

Migrain disebabkan oleh terlalu lama terpapar sinar matahari, melewatkan jam makan, tidak minum cukup cairan, dan pola tidur berantakan.

Untuk menghindarinya, sebisa mungkin Anda tetap mempertahankan pola hidup yang sama setiap hari, bahkan selama perjalanan jauh.

Bangun pada waktu yang hampir bersamaan, makan secara teratur karena gula darah rendah dapat menyebabkan sakit kepala, dan minum dua hingga tiga liter air kemasan sehari untuk mencegah dehidrasi.

Pilek

Pilek disebabkan AC di pesawat dan hotel dapat mengekstraksi kelembapan dari udara dan menyebabkan lapisan lendir di dalam hidung mengering.

Padahal, lapisan lendir ini berfungsi untuk melindungi dari infeksi. Udara yang lebih dingin dapat membantu virus berkembang biak.

 

3 dari 3 halaman

Selain Penyakit Fisik

Dikatakan dr Ega, tidak hanya penyakit fisik yang mengintai. Selesai liburan, seseorang dapat mengalami post-vacation depression.

Post vacation depression merupakan istilah untuk emosi negatif atau depresi yang mungkin dialami orang ketika kembali dari liburan ke rutinitas, pekerjaan, atau studi mereka yang biasa.

Emosi cemas itu dapat berupa cepat marah, sedih, gelisah, sulit tidur, lelah, sulit berkonsentrasi, dan sakit di tubuh yang tidak bisa dijelaskan.

Gejala ini dapat bertahan hingga dua minggu setelah seseorang kembali dari liburan dan memengaruhi kinerja mereka di pekerjaan serta relasi dengan orang lain.

Post vacation depression dikenal juga dengan istilah post-vacation syndrome, post-holiday blues, atau holiday syndrome, yang pertama kali muncul sebagai konsep pada 1950-an.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam masa transisi dari liburan kembali ke rutinitas, di antaranya:

  • Membiarkan satu atau dua hari untuk menyesuaikan antara kembali dari liburan dan mulai kembali bekerja
  • Kembali ke jadwal tidur sebelum berlibur
  • Mmerencanakan kegiatan rekreasi atau sosial yang menyenangkan
  • Menerapkan rutinitas yang positif sehingga dapat mulai bekerja dengan tenang
  • Melakukan aktivitas fisik secara teratur
  • Berlatih teknik relaksasi, seperti meditasi

Apabila langkah-langkah di atas sudah dilakukan, tapi kondisi belum juga membaik, dr Ega menyarankan dapat berkonsultasi dengan para ahli di Good Doctor guna mencari tahu penyebab kondisi ini dan memperoleh solusinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini