Sukses

Imunisasi adalah Investasi Masa Depan Anak, Kemenkes Ungkap Manfaatnya

Tak perlu takut anak diberi imunisasi, Kementerian Kesehatan RI mengungkap manfaat imunisasi yang juga bentuk investasi masa depan anak.

Liputan6.com, Jakarta - Imunisasi merupakan salah satu bentuk pencegahan penyakit pada anak yang paling efektif dan terjangkau. Ini juga menjadi alasan banyak pakar mengungkap bahwa imunisasi adalah investasi kesehatan masa depan anak. Salah satunya adalah Penasihat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh, dr. Raihan.

“Ada memang penyakit-penyakit yang bisa kita cegah, dengan (tidak menjadi) berat hingga kematian, dan ini merupakan suatu investasi masa depan,” tuturnya pada Seminar Media secara virtual oleh IDAI bertajuk 'Ayo Lindungi Diri, Keluarga, dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap' pada Kamis, (4/5/2023).

Oleh sebab itu, imunisasi juga menjadi salah satu program prioritas di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI, Prima Yosephine, pada kesempatan yang sama.

“Karena memang manfaat imunisasi ini sungguh luar biasa,” tutur mantan Kepala Seksi Standarisasi Sub Direktorat Imunisasi Kemenkes RI tersebut. 

Imunisasi sebagai Proteksi Individu Anak

Sebagai proteksi individu, Prima memaparkan, imunisasi membentuk kekebalan atau antibodi spesifik terhadap penyakit tertentu.

Penyakit yang dimaksud adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yakni polio, hepatitis B, pertusis, difteri, haemophilus influenzae tipe B, campak dan tetanus.

Membentuk Kekebalan Kelompok atau Herd Immunity

Selain proteksi untuk diri sendiri, ternyata imunisasi juga bermanfaat dalam membentuk kekebalan kelompok, yang lebih dikenal dengan istilah herd immunity.

“Imunisasi ini juga bisa menimbulkan kekebalan kelompok. Tentu ada syaratnya, yaitu kalau di kelompok tersebut sebagian besar sudah mendapatkan imunisasi dan sudah terbentuk kekebalan,” ujarnya.

“Nah, nanti orang-orang (dalam kelompok) ini kalau berkumpul, maka dia akan bisa melindungi kelompok masyarakat yang masih belum bisa mendapatkan imunisasi,” dia melanjutkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Membentuk Proteksi Lintas Kelompok

Menurut Prima, anak yang mendapatkan imunisasi juga dapat mencegah penularan kepada kelompok usia di luar anak.

“Misalnya imunisasi rubella. Ketika anak-anak ini sudah mendapatkan kekebalan, maka anak-anak ini akan bisa membatasi penularan dari virus rubella tadi ke kelompok usia dewasa atau orang tua,” ia memberi contoh.

Lebih lanjut, hal ini lebih bermanfaat untuk memusnahkan penularan rubella yang dapat menyebabkan penyakit congenital rubella syndrome (CRS). Penyakit ini dapat menyebabkan keguguran, anak lahir mati, atau lahir dengan kekurangan termasuk tuli dan keterbelakangan mental, seperti melansir WebMD.

“Karena yang sangat kita khawatirkan adalah terjadinya congenital rubella syndrome jika virus tersebut menginfeksi perempuan yang sedang hamil muda,” jelas Prima.

Ia kembali menegaskan, penyakit tersebut tak akan terjadi jika anak-anak yang tinggal di sekitar perempuan hamil muda mendapatkan kekebalan.

“Ini yang namanya proteksi lintas kelompok Jadi luar biasa ya, benefit yang kita peroleh,” katanya.

3 dari 4 halaman

Tips Agar Anak Tak Merasa Nyeri Ketika Disuntik

Meski terbukti memiliki banyak manfaat, banyak orangtua yang takut jika sang buah hati diberi imunisasi. Terkait hal ini, pada kesempatan yang sama, Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Hartono Gunardi, mengungkap beberapa cara agar anak tak merasa nyeri ketika disuntik.

Ibu berikan ASI untuk bayi

Hartono mengatakan, cara pertama yang bisa dilakukan para ibu adalah dengan memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi yang mau diimunisasi.

“Silakan diberikan ASI. Dengan menyusui, akan memberikan rasa nyaman pada bayi dan memberikan pengalaman rasa sakit yang lebih sedikit,” tuturnya.

Jika sudah tidak memberikan ASI, Hartono menyarankan para ibu untuk memberikan pengganti air susu ibu.

“Bila air susu ibunya sudah setop, silakan diberikan pengganti air susu ibu, atau susu formula,” terangnya.

Letakkan anak di posisi nyaman

Untuk mengurangi rasa sakit, penting untuk meletakkan anak pada posisi yang nyaman.

“Kalau bayi, (letakkan) di pangkuan ibu atau pengasuhnya. Kalau anak yang lebih besar, dapat disuntikkan dalam posisi duduk,” jelasnya.

Orangtua bantu mengalihkan perhatian

“(Misalnya) diberikan mainan, sehingga dia asyik, lalu kita lanjutkan penyuntikan,” tutur Hartono.

Letak tubuh yang disuntik jangan digosok

“Setelah disuntik, tak perlu digosok-gosok atau dipijit-pijit, ya,” ia menyarankan. Hal ini lantaran dapat menyebabkan efektivitas vaksin berkurang.

4 dari 4 halaman

Imunisasi adalah Hak Semua Anak

Lebih lanjut, Prima mengungkap bahwa hukum pemberian imunisasi di Indonesia adalah wajib. Oleh karena itu, imunisasi juga merupakan hak semua anak.

Hak anak diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berbunyi:

  • Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
  • Pasal 28H ayat 1: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

 Selain itu, hak imunisasi anak diatur dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 yang berbunyi: 

  • Pasal 132 ayat 3: Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.