Sukses

Tips Aman Silaturahmi Usai Lebaran Idul Fitri 2023, Epidemiolog: Ingat dan Sadar Pandemi COVID-19 Masih Ada

Menyadari bahwa pandemi COVID-19 masih ada merupakan tips silaturahmi usai Lebaran Idul Fitri 2023 yang aman

Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog Dicky Budiman menyampaikan, agar silaturahmi pasca Lebaran Idul Fitri 2023 berjalan aman, masyarakat perlu memiliki kesadaran bahwa pandemi COVID-19 masih ada.

“Jadi di masa saat ini untuk silaturahmi aman jelas pertama kita harus menyadari dulu, ini yang penting, kesadaran bahwa pandemi masih ada. COVID-19 masih ada dan berpotensi menurunkan kesehatan seseorang. Bagi sebagian orang, walau jumlahnya semakin sedikit, ini bisa fatal terutama lanjut usia,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, ditulis Kamis (27/4/2023).

Selain lansia, orang dengan komorbid, orang yang belum di-booster, dan anak-anak khususnya yang di bawah umur tiga tahun juga menjadi kelompok yang rentan terinfeksi COVID-19.

“Kesadaran ini yang akan membawa pada perilaku yang hati-hati dalam setiap tindakan apapun. Meskipun situasi sekarang sudah jauh lebih baik, modal imunitas sudah jauh lebih baik, tapi dengan kesadaran itu, itu yang akan membuat kita tetap memakai masker dalam kerumunan dan perjalanan jauh.”

Dosen di Griffith University Australia ini juga mengingatkan agar masyarakat yang merasa tidak enak badan, flu, batuk untuk tidak memaksakan dalam melakukan kegiatan selama Lebaran.

“Kalau kondisi kesehatan tidak baik, mau itu flu, batuk pilek, atau demam jangan memaksakan diri untuk ikut kerumunan keramaian atau aktivitas Lebaran. Istirahat di rumah,” imbau Dicky.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jaga Kesehatan Selama Liburan

Dicky pun mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan selama libur Lebaran.

“Supaya aman selama liburan ini tetap jaga kondisi kesehatan secara umum. Baik itu pola makannya yang tetap dijaga. Kemarin puasa, sekarang jangan balas dendam. Tetap makan sehat, jaga gizi seimbang, hindari yang manis, yang asin, dua G (gula garam) itu dibatasi,” ujar Budi.

Tak lupa, masyarakat juga perlu tetap cukup minum dan olahraga agar imunitas meningkat.

Jika belum vaksinasi booster, lanjut Dicky, maka saat liburan di kampung halaman, masyarakat bisa mencoba untuk mengaksesnya.

“Kalau saat liburan kita belum booster, coba akses di kampung halaman kita dan dalam konteks ini pemerintah khususnya pemerintah daerah harus bisa menyediakan layanan vaksinasi ini.”

3 dari 4 halaman

Lindungi Diri dan Orang yang Dikunjungi

Silaturahmi sendiri biasanya dilakukan dengan mengunjungi kediaman keluarga atau sanak saudara. Menurut Dicky, jika orang-orang yang didatangi belum melakukan vaksinasi booster, maka kita sebagai tamu harus melindungi diri dan orang yang dikunjungi.

“Kalau yang kita datangi ini misalnya belum vaksinasi booster, kita sendiri yang harus melindungi dan menjaga mereka dengan cara pakai masker atau lakukan kegiatannya di luar ruangan. Atau di dalam sebentar tapi lebih banyak kegiatan di halaman atau taman belakang.”

“Dan kalau di rumah itu memang terbatas, coba nyalakan kipas angin untuk membantu sirkulasi udara yang lebih baik. Jendela, pintu juga dibuka. Ini bagus ketika kita menerima banyak tamu,” kata Dicky.

4 dari 4 halaman

Hindari Merokok Saat Silaturahmi

Tak lupa, Dicky mengingatkan para perokok untuk tidak merokok ketika silaturahmi.

“Bagi yang merokok, sebaiknya dalam konteks saat ini hindari lah, kurangi atau bahkan berhenti karena itu akan memperburuk kesehatan saluran pernapasan.”

Bagi yang baru mau melakukan perjalanan mudik, Dicky juga menyarankan agar tidak memilih jam-jam padat.

“Kalau bisa, mungkin sekarang ada yang baru mau mudik, selain hati-hati mudik itu pilih jam-jam yang tidak padat. Saat balik mudik pilih di waktu yang tidak ada kepadatan apalagi jika menggunakan transportasi umum.”

Jika ada kecurigaan terkena COVID-19 saat menjalankan mudik, seperti nyeri menelan, demam, dan hilang penciuman maka sebaiknya lakukan tes antigen sehingga statusnya lebih jelas.

“Dengan status yang jelas, pasien bisa segera melakukan upaya mitigasi atau terapi,” pungkas Dicky. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.