Sukses

Guru Besar IPB Khawatir Label Potensi Bahaya Kemasan Ciptakan Gizi Buruk

Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Ahmad Sulaeman mengkhawatirkan pelabelan potensi bahaya kemasan yang belum jelas justru akan memperburuk gizi masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Ahmad Sulaeman mengkhawatirkan pelabelan potensi bahaya kemasan yang belum jelas justru akan menyebabkan gizi buruk masyarakat.

Hal itu disebabkan adanya ketakutan masyarakat untuk mengkonsumsi produk yang sebetulnya sangat dibutuhkan tubuh manusia dan beralih ke produk-produk lain yang justru belum bisa terjamin kualitas dan kandungan gizi produknya.

Kebijakan pangan yang seolah ingin mengatasi sebuah masalah malah bisa menimbulkan masalah baru yang lebih besar.

Dia mencontohkan seperti wacana pelabelan potensi bahaya Bisfenol A (BPA) dari kemasan galon guna ulang yang meskipun belum terbukti secara ilmiah.

Menurutnya, saat dilakukan pelabelan itu, masyarakat bisa dipastikan khawatir untuk meminum semua jenis yang namanya air minum dalam kemasan termasuk yang non BPA. Hal itu mengingat kemasan yang non BPA atau kemasan botol dan galon sekali pakai juga memiliki zat-zat kimia berbahaya.

“Pasti akan berimbas juga. Karena masyarakat tahunya kan air minum dalam kemasan,” ujarnya dalam keterangan pers, Senin (10/4/2023).

Sementara, kata Sulaeman, air yang layak untuk diminum itu tidak banyak tersedia di masyarakat. Akhirnya masyarakat akan lebih baik untuk menahan tidak minum karena ada ketakutan untuk membeli air minum dalam kemasan.

“Akibat menahan haus, itu dampaknya jadi ke dehidrasi dan mungkin mengakibatkan munculnya berbagai penyakit lain. Kecuali pemerintah bisa menyediakan air minum secara gratis dan ada dimana-mana,” tukasnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ketakutan Minum Air Kemasan

Dengan ketakutan masyarakat untuk mengkonsumsi air minum kemasan itu, Sulaeman juga khawatir masyarakat akan banyak yang menggunakan air sumur sebagai air minum yang kualitasnya belum bisa dijamin baik untuk kesehatan.

“Jadi, jangan sampai hanya untuk menghindari satu bahaya yang belum terbukti kebenarannya tapi muncul bahaya baru. Kita menghindari bahaya dari kimia, tapi akhirnya muncul bahaya yang lain misalnya dari mikrobiologi,” tukasnya.

Dia mengutarakan kalau dilihat dari aspek gizi, air adalah sumber kehidupan. Air menjadi gizi utama tubuh yaitu sekitar dua pertiga ukuran tubuh. Menurutnya, manusia bisa menahan lapar lebih dari 100 jam, Tapi, lanjutnya, kalau tidak minum lebih dari 100 jam atau beberapa jam saja, manusia itu akan mengalami dehidrasi.

“Apalagi sekarang sudah banyak masyarakat yang mengalami dehidrasi karena kekurangan air minum. Jadi, kalau kemudian masyarakat hanya karena gara-gara isu yang belum jelas nggak minum, ini kan sangat berbahaya dan berdampak bagi kesehatannya,” tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Dampak Kurang Minum Air

Dia menjelaskan dampak dari kekurangan air minum itu bisa mengganggu metabolisme tubuh. Dehidrasi juga menimbulkan berbagai penyakit lainnya seperti darah tinggi, pusing, mual, darah menjadi kental, dan lain-lain. “Jadi sangat beresiko untuk kesehatan kita,” ucapnya.

Jadi, menurutnya, seharusnya pemerintah beruntung ada pihak swasta yang menyediakan air minum dalam kemasan dengan harga murah sehingga masyarakat terhindar dari resiko dehidrasi.

“Sekarang, kalau mau minum orang nggak perlu nahan haus. Kebutuhan air minum tinggal beli saja dan cukup murah,” katanya.

Apalagi dengan adanya air minum galon guna ulang, menurut Sulaeman, sangat membantu sekolah-sekolah maupun kalangan mahasiswa.

Dia mencontohkan di IPB sendiri, penyediaan air minum kemasan galon guna ulang ini sangat membantu ketersediaan air minum bagi para mahasiswa.

“Mereka hanya membawa tumbler saja dan tinggal mengisinya dari air galon guna ulang yang disediakan di kampus,” tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Gizi buruk atau yang dikenal sebagai kwashiorkor dalam dunia medis, merupakan salah satu bentuk malnutrisi.

    Gizi Buruk