Sukses

IDAI: Bila BPOM Jamin Aman, Tak Usah Ragu Lagi Konsumsi Obat Sirup

Tak usah ragu lagi konsumsi obat sirup jika sudah dijamin aman oleh BPOM RI.

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta masyarakat tidak usah ragu untuk mengonsumsi obat sirup jika sudah dijamin aman oleh Badan Pengawas Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

Dalam pengawasan obat sirup aman, menurut Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso, BPOM telah berupaya dengan ketat melakukan pemeriksaan ketat. Terutama pemeriksaan kadar cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) terkait kasus gagal ginjal akut pada anak.

"Mereka (BPOM) sudah melakukan dengan ketat serangkaian pekerjaan, pemeriksaan terdapat EG dan DEG. Kalau (obat sirup) yang sudah dirilis BPOM dinyatakan aman, ya kita bisa dengan aman mengonsumsi obat sirup," terang Piprim saat ditemui Health Liputan6.com usai acara Dialog Interaktif Kesehatan: Sirup Obat Aman Untuk Anak di Royal Hotel Kuningan, Jakarta baru-baru ini.

"Tak usah ada keraguan lagi (konsumsi obat sirup). Karena yang menjamin keamanannya kan BPOM."

Obat Sirup Aman Merujuk pada BPOM

Ditegaskan kembali oleh Piprim, jika ditanya aman atau tidak sekarang obat sirup, maka hal itu merujuk pada pernyataan BPOM. IDAI, kata Piprim, tidak punya kompetensi untuk menyatakan aman atau tidak. 

"Kalau IDAI sebagai sesama user (pengguna), kami enggak punya kompetensi untuk menyatakan, aman atau tidak. Tetap kita merujuk ke lembaga yang berwenang di Indonesia ini -- BPOM," tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pulihkan Kepercayaan Terhadap BPOM

Untuk meyakinkan obat sirup yang dikonsumsi aman, Piprim Basarah Yanuarso, masyarakat dapat perlahan-lahan mengembalikan kepercayaan kepada BPOM RI. Diakui Piprim, penggunaan obat sirup pada anak menjadi pilihan banyak orangtua.

"Saya kira memang public trust (kepercayaan publik) ini mesti kita pulihkan perlahan-lahan ya. Kita tahu khususnya pada orangtua yang punya anak balita, obat penurun panas berbentuk sirup ini kan sangat vital. Penting buat mereka," imbuhnya.

"Saya kira kita mesti secara realistis melihat bahwa tadi saya bilang karena nila setitik rusak sirup di negara gitu ya. Kan ini sudah dilokalisir nih, penjahatnya (kasus gagal ginjal akut) sudah ditangkap gitu ya."

Butuh Kesempatan Pulihkan Kepercayaan Publik

Untuk memulihkan kepercayaan terhadap BPOM, Piprim menilai memang membutuhkan waktu.

"Jadi udah ada jaminan dari lembaga yang berwenang di Indonesia ini, kita bisa perlahan-lahan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan obat sirup ini," pungkasnya.

"Saya kira butuh upaya dan butuh kesempatan untuk memulihkan kepercayaan publik ini."

3 dari 3 halaman

Kualitas Obat Sirup Perlu Dicermati

Terkait obat sirup, berdasarkan pengamatan dalam perkembangan penanganan kasus gagal ginjal akut selama ini, GP Farmasi menyatakan, seluruh kasus dan isu kesehatan yang terkait dengan kualitas obat perlu dicermati secara menyeluruh, objektif, saintifik dan transparan.

Hal di atas dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan agar tidak menarik kesimpulan dengan terburu-buru, melainkan dengan metodologi dan data yang valid dan lengkap.

Hati-hati Umumkan Pengujian Obat Sirup

Direktur Eksekutif GP Farmasi Indonesia, Elfiano Rizaldi mengimbau pihak berwenang dan otoritas kesehatan yang dalam hal ini, tidak terbatas pada laboratorium yang ditunjuk untuk melakukan pengujian sirup obat untuk tidak tergesa-gesa melakukan pengumuman kepada media dan masyarakat sebelum ada fakta dan data final yang tervalidasi dan terbukti benar serta telah melalui proses investigasi yang menyeluruh dan mendalam.

"GP Farmasi perlu senantiasa dilibatkan dalam pengambilan keputusan strategis tentang penghentian, pemeriksaan atau penyediaan kembali sirup obat pada sarana pelayanan kefarmasian, sehingga masyarakat selaku stakeholder utama (konsumen) produk obat dan farmasi, merasa aman dan percaya kepada produsen obat dan farmasi nasional," katanya dalam rilis 16 Februari 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.