Sukses

4 Penyebab Kematian Remaja Umur 12 hingga 21 Tahun, Orangtua Perlu Tahu Ini

Liputan6.com, Jakarta - Remaja saat ini dihadapkan pada lebih banyak risiko daripada sebelumnya. Mulai dari kecelakaan berkendara hingga penyalahgunaan alkohol, sehingga tidak mengherankan apabila tingkat kematian remaja lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. 

Risiko kematian ini sebagian besar berawal dari pilihan buruk yang dipilih oleh anak. Ini berarti orang tua harus punya andil untuk memberitahu anak dan mengingatkan mereka akan risiko yang terjadi apabila anak salah langkah.

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya juga orang tua mengetahui apa saja faktor risiko penyebab kematian pada remaja yang sebagian kasus sebenarnya bisa dicegah.

Berikut daftar penyebab kematian remaja dikutip Verywell Health pada Minggu, 19 Maret 2023.

  1. Kecelakaan dalam berkendara
  2. Bunuh diri
  3. Penggunaan alkohol berlebihan
  4. Penggunaan narkoba

Kecelakaan, Penyebab Utama Kematian pada Remaja

Kecelakaan saat berkendara merupakan penyebab kematian remaja paling sering di Amerika Serikat.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di AS (CDC) memperkirakan bahwa tujuh remaja berumur antara 16 hingga 19 tahun meninggal akibat kecelakaan berkendara setiap harinya.

Itu belum termasuk jumlah korban yang dirawat di ruang gawat darurat karena cedera serius.

Sebelum mengizinkan remaja Anda untuk menyetir, penting untuk memahami faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan kecelakaan mobil pada remaja, di antaranya:

  • Kurang pengalaman : Pengalaman remaja dalam berkendara tentu tidak sebanyak orang dewasa dan belum memiliki refleks mengemudi yang baik.
  • Ngebut : Remaja cenderung mengemudi terlalu dekat dengan mobil di depan mereka dan tak jarang kebut-kebutan.
  • Sabuk pengaman : Menurut penelitian, jumlah siswa SMA yang memakai sabuk pengaman saat mengendarai mobil kurang dari 60 persen. Tercatat setengah dari pengemudi muda yang meninggal dalam kecelakaan mobil pada 2017 tidak mengenakan sabuk pengaman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bunuh Diri Menempati Posisi Dua Penyebab Kematian Remaja

Bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor dua di kalangan remaja. Antara 2007 dan 2017, tingkat bunuh diri remaja meningkat sebesar 56 persen. 

Statistik menunjukkan bahwa satu dari 11 siswa sekolah menengah mencoba bunuh diri.

Faktor penyebab bunuh diri meliputi bebera hal, di antaranya:

  1. Rasa kesepian
  2. Depresi
  3. Maasalah keluarga, dan
  4. Gangguan penggunaan obat-obatan.

Biasanya, pemikiran bunuh diri bukan hanya berasal dari satu atau dua faktor. Remaja yang memiliki komunikasi yang baik dengan setidaknya satu orang dewasa, cenderung memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami depresi hingga berujung pada keputusan untuk bunuh diri.

Tanda-tanda adanya pikiran untuk bunuh diri pada remaja meliputi beberapa kondisi, yaitu:

  1. Merasa dirinya sebuah beban
  2. Merasa terisolasi
  3. Meningkatnya kecemasan
  4. Merasa terjebak dan merasakan sakit yang tak tertahankan
  5. Perubahan suasana hati yang ekstrem
  6. Berbicara atau mengunggah tentang keinginan untuk mati, dan
  7. Memmbuat rencana untuk bunuh diri.

Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda berpikir untuk menyakiti dirinya sendiri, ungkapkan kekhawatiran Anda.

Coba dengarkan tanpa menghakimi, beri tahu mereka bahwa mereka didengar dan tidak sendiri. Jangan lupa bimbing mereka menemui profesional.

3 dari 4 halaman

Kematian Remaja Disebabkan Penggunaan Alkohol yang Berlebih

Minum alkohol di bawah umur dapat menyebabkan banyak masalah, termasuk kesulitan di sekolah, penilaian yang buruk dan kontrol impuls, masalah hukum, dan masalah kesehatan.

Menurut survei pada 2019, sebesar 30 persen siswa SMA mengaku minum alkohol pada bulan sebelumnya dan 14 persen mengaku melakukan pesta minuman keras.

CDC melaporkan lebih dari 4.000 remaja di bawah umur meninggal karena minum alkohol berlebihan setiap tahun. Angka itu belum termasuk jumlah pasien remaja yang dilarikan ke ruang gawat darurat karena alkohol.

Hampir 120.000 kunjungan ruang gawat darurat pasien umur 12 hingga 21 tahun yang terkait dengan penggunaan alkohol.

4 dari 4 halaman

Remaja Mati karena Narkoba

Penggunaan narkoba merupakan risiko kesehatan yang serius bagi remaja.

Melansir Verywell Health, sekitar setengah siswa SMA di Amerika Serikat mengaku pernah mencoba ganja.

Opioid merupakan obat yang paling berisiko untuk remaja, dengan lebih dari 4.000 orang dewasa muda berumur 15 hingga 25 overdosis dan meninggal setiap tahun.

The Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA) merekomendasikan kepada orang tua untuk menjelaskan bahaya opioid dan obat-obatan lainnya.

Dorong anak Anda untuk menolak jika mereka ditawari narkoba. Apabila dalam keadaan terpojoki, ajarkan untuk mengirim kata kode ke anggota keluarga melalui aplikasi pesan singkat, dan berlatih mengatakan tidak secara tegas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini