Sukses

Ibu Rumah Tangga Versus Bekerja, Mana yang Lebih Mudah?

Seorang ibu menyatakan lebih memilih bekerja ketimbang berada di rumah bersama anak-anaknya. Benarkah beban ibu rumah tangga lebih besar?

Liputan6.com, Jakarta - Ketika sudah berumah tangga dan memiliki anak, beberapa ibu yang memilih untuk tetap bekerja, sementara yang lainnya memilih tinggal di rumah dan merawat anak-anaknya.

Meski tidak ada yang salah akan kedua pilihan tersebut, seorang ibu asal Australia mengaku dirinya lebih memilih bekerja ketimbang jadi ibu rumah tangga. Menurutnya, menjadi ibu rumah tangga jauh lebih melelahkan ketimbang pergi bekerja.

Video berisi pertanyaan "Apakah seseorang yang bekerja di luar butuh lebih bayak tidur?" yang diunggah Sarah Torresan di TikTok ini viral dalam waktu singkat.

"Jika saya diberi pilihan antara tinggal di rumah dengan anak-anak atau bekerja setelah malam yang sulit. Saya akan memilih bekerja setiap hari," tulisnya pada video yang telah ditonton 70.000 kali sejak diposting awal bulan ini.

"Saya merasa memenuhi syarat untuk berbicara tentang ini karena ada hari di mana saya bekerja dan menjadi ibu rumah tangga, dan saya ingin memberitahu Anda sesuatu yang dirahasiakan orangtua yang bekerja dari ibu atau bapak rumah tangga."

"Pergi bekerja jauh lebih mudah daripada berada di rumah bersama anak-anak," tegas pemilik akun @imperfectallignment tersebut.

Menurutnya, dengan pergi bekerja ia bisa mendengarkan musik dan podcast favoritnya saat di perjalanan, minum kopi dan melihat-lihat kota, bercakap dengan orang dewasa di kantor, serta menggunakan berbagai bagian otaknya.

Ibu dua anak ini juga mencatat bahwa usai bekerja dia merindukan anak-anaknya dan merasa senang melihat mereka lagi, begitupun sebaliknya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jadi Ibu Rumah Tangga Sulit

Orang Australia ini membandingkan rutinitas tersebut dengan rutinitas di rumah bersama anak-anak, yang menurutnya adalah hari-hari tanpa "percakapan normal manusia."

"Mulai dari membuka mata di pagi hari sampai memejamkannya di malam hari, Anda ditantang. Anda menyelesaikan hal-hal yang sangat tidak rasional," dia beralasan.

Torresan mengungkapkan bahwa berada di rumah bersama anak-anak berarti harus siap menghadapi konflik tanpa henti.

"Ini selalu tentang kebutuhan orang lain. Anda diteriaki akan berbagai hal. Ini semua tentang apa yang perlu Anda lakukan untuk orang lain," akunya.

Torresan mengatakan dia hampir tidak bisa menikmati secangkir kopi panas ketika berada di rumah bersama anak-anaknya.

"Sebagian besar orangtua yang tinggal di rumah akan bermimpi duduk di dalam mobil selama 45 menit dan mendengarkan podcast atau minum secangkir kopi panas dengan rekan kerja," tegasnya.

"Tentu saja ini bergantung apa pekerjaan Anda atau pasangan, tetapi poin saya adalah, pada akhirnya, tidur siapa yang benar-benar harus diprioritaskan?"

Video pendek ini langsung dipenuhi ratusan pendapat dan curhatan dari para ibu.

3 dari 4 halaman

Komentar Para Ibu

"(Pergi) bekerja adalah istirahat (berbayar) saya dari pekerjaan sebagai ibu rumah tangga," komentar seorang ibu.

"Saya akan kehilangan akal sehat jika menjadi ibu rumah tangga," kata yang lain.

"Setuju, tetapi bahkan di tempat kerja saya masih merasakan beban mental akan semua yang perlu saya lakukan sepulang kerja," ungkap yang ketiga.

"Saya seorang koki jadi kurang lebih saya dibayar untuk melakukan apa yang harus saya lakukan di rumah tetapi tanpa stres mengurus bayi. Pekerjaan adalah istirahat yang bagus," sahut yang lain.

Meskipun demikian, banyak juga ibu yang tidak sependapat.

"Saya benar-benar tidak akan memilih berada di tempat kerja. (Saya) telah menjadi ibu rumah tangga selama 8 tahun dan saya bisa melakukan apa pun yang diinginkan," kata seorang komentator.

"Saya seorang ibu rumah tangga dan itu 100 kali lebih mudah daripada bekerja. Tentu ada tantangan tapi pada dasarnya ini adalah hari libur bagi saya," sahut yang lain.

4 dari 4 halaman

Penelitian

Perdebatan seputar menjadi ibu yang bekerja versus ibu rumah tangga sudah ada sejak dulu. Terlepas dari preferensi masing-masing individu, penelitian menunjukkan bahwa ibu memiliki lebih banyak pekerjaan dibanding para pekerja full-time.

Sebuah survei dari 2000 ibu asal Amerika yang memiliki anak berusia lima hingga 12 tahun menunjukkan bahwa rata-rata ibu mulai "bekerja" pukul 6:23 pagi–jauh lebih awal ketimbang jam kerja kebanyakan orang.

Studi yang dilakukan oleh perusahaan jus Welch ini mengatakan bahwa setelah menyelesaikan semua tugas, baik yang terkait karir atau mengasuh anak, ibu mengakhiri pekerjaannya pada pukul 20:31.

Tidak banyak pekerjaan yang mengharuskan pegawainya bekerja selama 14 jam, sementara kebanyakan ibu harus melakukan ini setiap hari dalam seminggu.

Jika dijumlahkan, seorang ibu bekerja 98 jam per minggu, atau 2.5 kali lebih banyak dibanding rata-rata pekerjaan.

Survei juga mengungkapkan bahwa rata-rata ibu hanya mendapat waktu satu jam tujuh menit untuk dirinya sendiri setiap hari.

Casey Lewis, manajer senior Health & Nutrition Strategy & Communications di Welch mengatakan "Hasil survei menyoroti betapa menuntutnya peran ibu serta rentetan tugas tanpa henti di dalamnya."

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini