Sukses

Menkes Budi: Perlu Upaya Selamatkan Anak-anak Kita dari Polio

Perlu upaya menyelamatkan anak-anak dari penyakit Polio.

Liputan6.com, Banda Aceh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, perlu upaya menyelamatkan anak-anak dari penyakit Polio. Tak hanya Polio saja, keselamatan anak dari penyakit lain yang dapat dicegah dengan vaksin juga diperlukan.

Khusus pencegahan Polio, saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan dukungan dari Unicef dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus menggelar kampanye imunisasi Polio di Aceh. Imunisasi Polio atau Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio sedang dilakukan di Aceh sebagai tindak lanjut Kejadian Luar Biasa (KLB).

Pelaksanaan Sub PIN Polio di Aceh menyasar 1,2 juta anak usia nol sampai dengan 12 tahun. Sejak Senin (12/12/2022), imunisasi Polio massal di sana masuk tahap ketiga yang ditujukan ke 16 kabupaten/kota.

Keenam belas kabupaten/kota tersebut adalah Kota Langsa, Kota Lhokseumawe, Kota Subulussalam, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil, dan Kabupaten Aceh Tamiang.

Kemudian Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Simeulue. 

“Diperlukan upaya dari setiap sektor untuk memiliki desa di mana anak-anak bisa tumbuh sehat dan perlu upaya dari semua orang untuk menyelamatkan anak-anak kita dari Polio serta penyakit lain yang dapat dicegah dengan vaksin," ucap Budi Gunadi saat berkunjung ke Banda Aceh, ditulis Minggu (18/12/2022).

"Itu adalah hak anak kita untuk masa depan mereka."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Infeksi Polio Tak Ada Obatnya

Penyakit Polio, dikatakan Budi Gunadi Sadikin tidak dapat diobati. Jika anak terinfeksi virus Polio yang menyebabkan lumpuh layuh, maka perlu fisioterapi demi mempertahankan kekuatan ototnya. Oleh karena itu, satu-satunya pencegahan adalah pemberian vaksin Polio.

“Infeksi Polio tidak ada obatnya, sekali anak kita tertular, maka kemungkinan mereka tidak akan bertahan hidup atau jika selamat mereka bisa mengalami kelumpuhan yang akan berdampak besar pada masa depan mereka," lanjut Menkes Budi Gunadi.

"Namun, penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi. Kita perlu membawa anak-anak kita ke fasilitas kesehatan terdekat dan memvaksinasi mereka."

Para orangtua pun perlu diingatkan untuk memvaksinasi Polio anaknya secara lengkap. Vaksinasi Polio lengkap meliputi pemberian vaksin Polio tetes sebanyak empat kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan vaksin Polio suntik (injeksi) pada usia 4 bulan dan 9 bulan.

“Dengan memastikan anak-anak kita mendapatkan imunisasi polio lengkap, kita memberi mereka kesempatan untuk tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang baik," imbuh Budi Gunadi.

3 dari 4 halaman

Pastikan Tak Ada Anak yang Meninggal karena Polio

Pada saat kunjungan ke Banda Aceh, Perwakilan Unicef Maniza Zaman juga mengatakan, akar wabah Polio di Aceh dikarenakan penurunan cakupan imunisasi anak ditambah dengan kondisi sanitasi yang tidak memadai, termasuk buang air besar sembarangan.

"Unicef bekerja sepanjang waktu dengan pemerintah dan mitra-mitra kami untuk membantu memastikan tidak ada lagi anak yang meninggal karena Polio," katanya melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (15/12/2022).

"Dan yang terpenting untuk membantu edukasi masyarakat tentang betapa pentingnya kebutuhan akan imunisasi rutin dan sanitasi yang aman untuk mencegah wabah di masa depan.”

Ditambahkan oleh Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr N. Paranietharan, walaupun kasus Polio telah turun hingga 99 persen sejak vaksin Polio dikembangkan, penyakit ini masih menyebar di negara maju dan berkembang.

"Ini karena rendahnya cakupan imunisasi rutin. Vaksin untuk mencegah dan mengobati wabah Polio telah mendapat persetujuan WHO. Vaksin dinyatakan aman dan efektif," tambahnya.

"Hingga saat ini, lebih dari 250 juta dosis telah digunakan tanpa efek samping serius yang terkait dengan vaksin. WHO bekerja sama dengan pemerintah untuk secara aktif mencari kasus polio dan memantau keamanan imunisasi Polio.”

4 dari 4 halaman

Imunisasi Polio Massal di Aceh

WHO menyatakan Indonesia dan wilayah Asia Tenggara lainnya bebas Polio pada tahun 2014. Namun, cakupan imunisasi yang rendah telah memperlambat upaya pemberantasan Polio.

Cakupan imunisasi yang rendah secara konsisten di Kabupaten Aceh dan kondisi lingkungan yang tidak sehat merupakan faktor risiko penularan virus Polio. Oleh karena itu, imunisasi Polio digelar di Aceh.

Aceh telah menyelesaikan dua tahap Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio. Upaya ini dilakukan setelah Kejadian Luar Biasa Polio diumumkan di Kabupaten Pidie di barat daya provinsi pada awal November 2022.

Tahap pertama berlangsung pada 28 November hingga 4 Desember 2022 dengan menargetkan 91.482 anak di Pidie. Tahap kedua berlangsung pada 5 hingga 11 Desember 2022 di 6 kabupaten lain, yaitu Aceh Besar, Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Utara dengan menargetkan 425.240 anak.

Tahap ketiga dimulai pada 12 Desember 2022 di 16 kabupaten/kota. Pelaksanaan imunisasi massal ini juga bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten di Aceh dan para mitra, termasuk Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia Aceh (IDAI).

Adapun Polio termasuk penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus Polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian dalam hitungan jam. Penularannya melalui mulut, berasal dari air, makanan atau tangan yang terkontaminasi feses yang mengandung virus Polio.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.