Sukses

Dokter Ungkap Alasan Hepatitis Akut Disebut Misterius

Kenapa hepatitis akut yang banyak menyerang anak-anak saat ini disebut misterius?

Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis anak ahli pencernaan dan hati dari Rumah Sakit EMC, Sumardi Fransiskus, menjelaskan terkait hepatitis akut yang belakangan ini menjadi momok bagi anak-anak.

Menurut Sumardi, hepatitis merupakan proses peradangan di hati. Hepatitis sendiri berasal dari dua kata yakni hepar dan itis. Hepar artinya hati dan itis artinya proses inflamasi.

"Pada anak-anak sekarang itu terjadinya di hati kita agak aware karena proses hepatitis ini bersifat cepat sekali progresif artinya dari proses inflamasi pertama itu bisa ke fulminan, artinya gagal hati,” ujar Sumardi dalam Liputan6 Update pada Rabu, 12 Mei 2022.

Jika kondisinya sudah fulminan, kata Sumardi, kemungkinan kematian tinggi.

Sedangkan dari sisi penyebab, Sumardi mengatakan bahwa ada banyak hal yang dapat menyebabkan hepatitis. Sebelum hepatitis akut yang misterius, masyarakat sudah mengenal hepatitis A, B, C, D, dan E.

"Yang paling sering karena virus hepatitis A, B, C dan bisa juga karena obat-obatan seperti pasien-pasien yang minum obat tuberkulosis (TBC), lepra, mereka bisa juga hepatitis," ujarnya.

Namun, penyebab-penyebab di atas nyatanya tidak berkaitan dengan hepatitis akut yang kini sedang merebak.

"Jadi kita berpikir ini penyebabnya apa, kenapa sampai tidak lazim?," katanya.

Sumardi, menambahkan, organ tubuh biasanya memiliki enzim yang menjadi penanda lokasi masalah di tubuh. Pada hati, enzim yang paling terkenal adalah Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT).

Jika terjadi peningkatan pada SGPT, lanjut Sumardi, dokter akan langsung tertuju pada hati. Pada kasus-kasus di luar hepatitis akut, SGPT biasanya meningkat dengan tidak terlalu cepat.

“Sedangkan ini (hepatitis misterius) peningkatannya sangat cepat langsung 500. Makanya kita bilang hepatitis akut berat yang misterius.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Membedakan dengan Hepatitis Sebelumnya

Sumardi juga menjelaskan cara membedakan hepatitis akut dengan hepatitis yang sudah dikenal sebelumnya yakni hepatitis A, B, C, D, dan E.

Orang yang terkena hepatitis A, B, C, D, dan E ketika dites maka akan positif dengan virus-virus penyebabnya. Namun pada hepatitis akut, pasien akan menunjukkan hasil negatif dari seluruh jenis hepatitis yang ada.

"Membedakan hepatitis yang ada dengan hepatitis yang sekarang, itu setelah kita tes hepatitis A, B, C hasilnya negatif," kata Sumardi.

"Ciri lainnya, kecepatannya cepat sekali seperti kasus yang di RSCM pada usia 2, 8, dan 11 tahun itu hitungannya dari 27 April hingga Mei itu sudah meninggal," Sumardi menambahkan.

Untuk itu, masyarakat perlu waspada jika anak mulai terlihat memiliki gejala hepatitis akut.

Beberapa gejala hepatitis akut yang terlihat dari pasien sebelumnya adalah sakit perut, diare, dan muntah, diikuti penyakit kuning yang ditandai dengan kulit atau bagian putih mata yang menguning.

3 dari 4 halaman

Mengapa Menyerang Anak-Anak?

Lantas, mengapa hepatitis akut menyerang anak-anak?

Menjawab pertanyaan tersebut, Sumardi mengatakan bahwa anak-anak adalah kelompok yang sedang dalam masa pertumbuhan sehingga sistem imunnya pun masih dalam perkembangan.

"Anak-anak ini kan dalam proses pertumbuhan ya, jadi sistem imunnya juga masih dalam perkembangan. Sistem imun di kita itu bisa maksimal pada usia 18 tahun. Makanya pasien meninggal adalah anak-anak usia dua bulan hingga 16 tahun," katanya.

"Di Indonesia yang terbaru itu meninggal usia dua bulan di Sumatera Barat. Anak-anak sedang dalam masa bertumbuh dan berkembang, semua organ sedang berkembang termasuk sistem imun sehingga imunnya masih terbatas," Sumardi menambahkan.

Selain sistem imun yang belum sempurna, anak-anak juga memiliki sistem kebersihan yang masih kurang. Misalnya, anak enggan memakai masker atau sering memasukkan jari ke mulut setelah memegang benda kotor.

"Karena kan anak-anak memang dalam fase oral jadi kemungkinan setelah dia menyentuh sesuatu dia memasukkan jarinya ke mulut, entah saat tumbuh gigi ia ingin selalu meraba giginya atau alasan lainnya," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Dugaan Varian Baru

Kemungkinan ketiga yang dapat menjadi alasan hepatitis akut menyerang anak adalah dugaan timbulnya varian baru.

"Penelitian di Inggris menunjukkan dari 224 pasien 74 persennya diduga disebabkan adenovirus. Kalau kita teliti, sebetulnya adenovirus itu adalah virus yang tidak pernah menyerang hati tapi pencernaan dan saluran napas. Jadi ini agak aneh, tapi memang ditemukan pada pasien," katanya.

Adenovirus sendiri memiliki lebih dari 50 tipe dan tipe yang ditemukan pada pasien hepatitis akut adalah tipe 41. Penyebaran adenovirus tipe 41 biasanya melalui mulut dari makanan yang terkontaminasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Selasa, 10 Mei, bahwa 348 kemungkinan kasus hepatitis akut yang misterius telah diidentifikasi.

Di waktu bersamaan penelitian tentang peran potensial adenovirus dan infeksi COVID-19 semakin meningkat.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan hipotesis utama tetap yang melibatkan Adenovirus.

 "Jadi sebaiknya menghindari makanan yang kurang bersih, makan barengan itu bisa kita hindari dan juga untuk pemakaian protokol kesehatan yang sudah kita lakukan itu jangan ditingalin ya," pungkas Sumardi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.