Sukses

Vaksin Kanker Serviks Masuk Program Imunisasi Rutin, Apa Saja Sih Manfaatnya?

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan vaksin untuk cegah kanker serviks masuk dalam program imunisasi rutin.

Liputan6.com, Jakarta - Kematian akibat kanker serviks dan payudara banyak terjadi pada wanita Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pun mengumumkan kabar yang membahagiakan.

Kemarin, Budi mengungkapkan bahwa vaksin Human Papilloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks masuk dalam program imunisasi rutin dan menjadi salah satu vaksin yang wajib.

Bersamaan dengan hal tersebut, Budi juga memasukan vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dan Rotavirus sebagai vaksin wajib. Seperti diketahui, vaksin PCV bermanfaat untuk mencegah pneumonia.

Sedangkan vaksin Rotavirus memiliki manfaat untuk mencegah infeksi radang lambung. Serta, radang usus pada bayi.

"Kami tambah vaksin HPV, PCV sama Rotavirus. Khusus HPV terutama karena kematian cancer (kanker) banyak. Banyak wanita Indonesia alami kanker serviks dan breast cancer (kanker payudara)," ujar Budi dalam sesi Pertemuan Diaspora Kesehatan Indonesia di Kawasan Eropa ditulis Rabu (20/4/2022).

"Jadi buat kanker serviks ada vaksinnya ya daripada kita ngurus di rumah sakit mahal dan menderita buat rakyat. Lebih baik kita upaya preventif," tambahnya.

Sehingga dapat dikatakan, manfaat pertama dari diberikannya vaksin-vaksin tersebut termasuk HPV dapat mencegah terjadinya kanker serviks serta kematian akibatnya.

Menurut Budi, melakukan pencegahan dengan menggunakan vaksin seperti itu akan merogoh biaya yang lebih murah daripada bila seseorang telah terinfeksi.

"Itu jauh lebih murah daripada operasi di rumah sakit atau di kemoterapi di rumah sakit dan jauh lebih nyaman juga ibunya dibanding masuk rumah sakit," kata Budi.

Dengan adanya penambahan ketiga vaksin di atas, maka jumlah imunisasi rutin wajib yang ada di Indonesia pun bertambah dari 11 vaksin menjadi 14 vaksin.

"Kami akan naikkan vaksin wajib, dari 11 menjadi 14 vaksin. Dulu kita terlampau banyak fokus di kuratif, waktu dan anggaran kesehatan semuanya kuratif. Kita harus mengurus orang sehat," ujar Budi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hasilkan antibodi

Menurut data GLOBOCAN 2020, ada sekitar 36.633 atau sekitar 17,2 persen kasus kanker serviks yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh HPV dan membunuh 57 perempuan setiap harinya.

Kanker serviks sendiri telah menjadi penyebab kematian tertinggi nomor dua di Indonesia. Itulah mengapa vaksin tersebut dianggap penting terutama bagi perempuan INdonesia.

Vaksin HPV memiliki manfaat untuk mencegah dan menurunkan jumlah kasus kanker genital, terutama kanker serviks. Vaksin satu ini juga penting diberikan untuk anak-anak yang baru memasuki masa remaja.

Serta, orang dewasa yang belum pernah atau belum lengkap mendapatkan vaksin HPV sebelumnya. Vaksin satu ini bekerja dengan menghasilkan antibodi yang bisa melawan HPV.

"Vaksin bekerja mengikat virus dan menghalangi mikroorganisme tersebut menginfeksi sel-sel dalam tubuh," ujar Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Dr dr Brahmana Askandar Sp.OG(K)-Onk, dalam webinar Ayo Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Sekarang Juga beberapa waktu lalu.

Pembuatan vaksin satu ini menggunakan protein yang ada dalam permukaan virus. Nantinya, protein tersebut akan berkembang dengan sel ragi dalam laboratorium.

Ketika proteinnya berhasil untuk tumbuh, maka senyawa akan membentuk diri menyerupai virus HPV asli.

3 dari 4 halaman

Kategori usia

Pemberian vaksin HPV disarankan sedini mungkin bagi perempuan, yakni sekitar usia 9-10 tahun. Mengingat kanker serviks sendiri membutuhkan waktu sekitar 7-15 tahun untuk berkembang dalam tubuh manusia.

Saat ini, pemerintah Indonesia menganjurkan pemberian vaksin HPV pada anak perempuan yang ada pada kelas 5 SD untuk dosis pertama. Dosis lanjutan atau kedua diberikan pada kelas 6 SD.

Sedangkan untuk wanita yang berusia diatas kategori tersebut disarankan untuk mendapatkan vaksinnya bila memang belum pernah atau belum lengkap.

Sementara itu, untuk mencegah kanker serviks, wanita juga diharapkan melakukan deteksi dini dengan Pap Smear secara berkala yakni setiap tiga tahun sekali.

Bagi wanita yang aktif secara seksual dan berusia di atas 21 tahun, dan memiliki resiko besar pada penyakit menular seksual, maka disarankan untuk melakukan skrining tes penyakit lainnya seperti klamidia, gonorrhea, dan sifilis setiap tahunnya.

Pada wanita usia 30-64 tahun, disarankan untuk mengombinasikan skrining dengan pap smear dengan tes HPV DNA yang dapat dilakukan setiap lima tahun. Serta, pada wanita usia 65 tahun ke atas, perlu dikonsultasikan terkait pemeriksaan pap smear pada dokter terkait.

4 dari 4 halaman

Disadari pada stadium lanjut

Dalam kesempatan berbeda, spesialis kebidanan dan kandungan Obstetri dan Ginekologi, Prof Dr dr Andrijono mengungkapkan 70-80 persen pasien kanker serviks biasanya datang pada stadium lanjut.

"Oleh karena itu, pencegahan yang paling baik adalah pencegahan primer yaitu dengan vaksinasi. Pencegahan primer dengan vaksinasi ini diharapkan dapat mencegah masuknya virus HPV tipe 16 dan 18," ujar Andrijono dalam webinar Hari Kanker Sedunia Ayo Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Sekarang Juga ditulis Rabu, (20/4/2022).

Sebelumnya, Andri menjelaskan bahwa kanker serviks tipe 16 dan 18 menjadi yang paling banyak ditemui di Indonesia. Itulah mengapa saat ini kedua jenis vaksin tipe tersebut juga telah tersedia.

Lebih lanjut Andri mengungkapkan kanker serviks bisa dicegah lewat tiga cara yakni pencegahan, skrining, dan penanganan. Namun menurutnya, lebih baik untuk mengutamakan pencegahan.

"Tapi kami lebih konsentrasi pada prevensi vaksinasi, skrining, dan treatment pre-cancer dengan stadium yang dini atau stadium awal," kata Andri.

Hal tersebut lantaran vaksinasi memiliki efektivitas yang begitu baik bagi wanita mulai dari usia muda hingga lansia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.