Sukses

WHO Soroti 2 Klaster COVID-19 Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

Laporan WHO soroti 2 klaster COVID-19 Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Laporan mingguan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terbaru menyoroti dua klaster Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia. Hal itu termaktub dalam laporan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report - 72 yang dikeluarkan per tanggal 15 September 2021.

"Sekitar satu bulan kegiatan pembelajaran offline (tatap muka), 54 siswa dari SMA 1 Padang Panjang, Sumatera Barat terinfeksi COVID-19 pada 11 September 2021," demikian laporan situasi COVID-19 dari wHO, yang diterima Health Liputan6.com baru-baru ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang mengatakan bahwa para siswa saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di asrama sekolah.

Siswa SMA Negeri 1 Padang Panjang terinfeksi COVID-19 setelah menjalani Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang dimulai sejak Kamis, 12 Agustus 2021. Pada awalnya, ada seorang siswa yang mengalami demam. Setelah tes swab, siswa itu ternyata positif COVID-19.

Pelacakan (tracing) dilakukan terhadap 369 siswa yang diduga berkontak erat. Dari 369 siswa, 54 di antaranya positif COVID-19.

Ke-54 siswa itu termasuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) dan gejala ringan. Sebagai langkah antisipasi, 54 siswa menjalani isolasi mandiri di asrama sekolah.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Klaster di Institut Shanti Bhuana Bengkayang

WHO juga mencatat klaster Pembelajaran Tatap Muka yang terjadi di Institut Shanti Bhuana di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Pada 12 September 2021, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan mengungkapkan, hasil tes PCR terhadap 139 siswa dari institut tersebut. Mereka positif COVID-19.

Situasi pada waktu itu, seluruh mahasiswa tinggal di asrama. Pada saat pembelajaran, sebenarnya sudah dilakukan tes antigen, namun dalam proses pembelajaran terjadi penularan.

Langkah yang sudah diambil pihak kampus, yakni menutup sementara kegiatan belajar tatap muka hingga 2 minggu ke depan. Mahasiswa dengan hasil laboratorium negatif, segera dipulangkan.

Bagi mahasiswa dengan hasil reaktif dengan CT tinggi, dilakukan isolasi di asrama kampus. Mahasiswa dengan hasil positif CT rendah, dirujuk ke RS Darurat Bengkayang. Mahasiswa positif COVID-19 telah diberikan vitamin.

3 dari 3 halaman

Infografis Lampu Hijau Belajar Tatap Muka Terbatas Pasca-Vaksinasi Covid-19 Pelajar

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.