Sukses

Cacar Monyet Kembali Terlacak di Amerika Serikat, Ratusan Warga Terinfeksi

Cacar monyet kembali menjangkit di Amerika Serikat

Liputan6.com, Jakarta - Setelah 18 tahun lamanya, cacar monyet atau monkeypox kembali terlacak di Amerika Serikat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebutkan, setidaknya saat ini lebih dari 200 warga Amerika Serikat di 27 negara bagian terindikasi infeksi cacar monyet.

Diduga penyakit ini terindikasi pertama kali pada seorang pria Texas yang baru pulang dari Nigeria, kondisinya stabil dan sudah di bawa ke rumah sakit di Dallas untuk mendapatkan perawatan.

Pria tersebut diyakini sebagai pasien cacar monyet pertama di Amerika Serikat sejak 2003 silam. Pihak CDC telah bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk memeriksa potensi resiko penularan terhadap penumpang yang berkontak dengan pria tersebut.

Tidak hanya itu, CDC juga bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat untuk melacak warga lainnya yang kemungkinan terpapar cacar monyet.

"Potensi resiko penularan di pesawat diperkirakan rendah karena mereka semua memakai masker. Serta Resiko (penyakit) terhadap masyarakat umum juga ditenggarai rendah sebab tak ada satupun ari 200 orang warga yang terinfeksi masuk dalam golongan resiko tinngi," ucap Juru Bicara CDC.

Diketahui pria Texas itu bertolak dari Lagos, Nigeria menuju Atlanta pada 9 Juli 2021. Kemudia ia melanjutkan penerbangan ke Dallas, tempat pasien tersebut dirawat kini.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa Itu Cacar Monyet?

Cacar monyet merupakan penyakit menular dari orang ke orang dengan sumber utama hewan pengerat dan primata seperti tikus, tupai dan monyet.

Cacar monyet masuk dalam jenis yang sama dengan cacar air, tapi tidak ganas atau berisiko tinggi. Meskipun tergolong langka, namun penyakit ini pernah menjadi wabah di Amerika Serikat pada 2003.

Penyakit ini pada umumnya menular di sejumlah kawasan tengah dan barat Afrika. Pertama kali ditemukan saat wabah di Afrika pada 1970-an.

Virus cacar monyet menyebar melalui percikan liur penderita, yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka pada kulit. Selain melalui percikan liur, penularan juga dapat melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita.

Meski begitu, penularan dari manusia ke manusia ini terbatas dan membutuhkan kontak yang lama. Sedangkan penularan cacar monyet dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus monkeypox, seperti monyet atau tupai.

 

3 dari 4 halaman

Gejala Cacar Monyet

Selain karena tercakar atau tergigit, manusia juga bisa terinfeksi melalui cairan tubuh hewan ini secara langsung atau melalui benda yang sudah terkontaminasi hewan tersebut.

Gejala akan muncul pada hari ke-5-21 sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox, gejala awal meliputi seperti demam, menggigil, lemas, dan nyeri otot.

Gejala ini bisa terjadi selama 1-3 hari lalu diikuti ruam pada kulit pada bagian wajah kemudian menyebar ke bagian lain tubuh, biasanya pada telapak tangan dan telapak kaki. Ruam tersebut akan gatal, dan bisa mencapai tahap bintik-bintik kecil yang berisi cairan, sampai akhirnya berbentuk kapalan.

CDC menyebutkan, meskipun cacar monyet tidak berisiko tinggi namun dalam 1 dari 100 kasus bisa menyebabkan kematian.

4 dari 4 halaman

Infografis Vaksinasi Nasional Berpacu dengan Serbuan Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.