Sukses

Paparan Gawai Meningkat Selama Pandemi COVID-19, Awas Ganggu Kesehatan Mental Anak

Psikolog Meriyati memberikan tips digital parenting untuk mencegah gangguan kesehatan mental pada anak karena sering terpapar gawai.

Liputan6.com, Jakarta Selama pandemi COVID-19, orangtua dan anak diimbau untuk tetap di rumah guna mencegah penularan virus. Namun, kurangnya kegiatan anak di rumah dan kesibukan orangtua selama work from home (WFH) rentan membuat penggunaan gawai pada anak kian mengkhawatirkan. Hal ini bisa memicu gangguan kesehatan mental pada anak.

Psikolog dan hipnoterapis RS Pondok Indah-Puri Indah Meriyati, M.Psi mengatakan, sebenarnya gawai memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya tentu siapapun bisa mengakses informasi dengan mudah. Selain itu, mempermudah interaksi dan mempersingkat waktu dan jarak.

"Dampak negatifnya, anak bisa kurang konsentrasi, kurang bersosialisasi, kurang motivasi, akses informasi tanpa seleksi, tidak menjadi diri sendiri dan mager (malas gerak)," katanya dalam Virtual Media Discussion RSPI - Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Masa Pandemi, ditulis Sabtu (3/7/2021).

Tak hanya itu, kata Meriyati, penggunaan gawai yang berlebihan ini bisa mempengaruhi kesehatan mental anak seperti:

 

 

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak Penggunaan Gawai Berlebihan

1. Cyber bullying. Mudah membuat akun palsu membuat seseorang dengan mudah merundung orang lain.

2. Adiksi game, internet, sosial media,online shopping

3. Gangguan pola makan dan tidur

4. Cemas

5. Depresi

6. Keluhan fisik tanpa latar belakang medis

7. Gangguan psikotik

"Tidak bisa dipungkiri, bahwa di masapandemi ini keluarga dipaksa untuk melektentang teknologi dan digital agar dapatmendampingi/mengasuh anak di era digital. Namun pengasuhan digital tidak hanya sebatas dialog dan pemasangan fitur-fitur parenting control, tapi juga diperlukan pendampingan secara psikologis untuk anak dan remaja yang berkaitan dengan teknologi maupun internet," jelas Meri.

Sayangnya, lanjut Meri, seringkali orangtua sudah merasa melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengasuhan digital, namun dalampraktik sehari-hari belum terjadi.

Untuk mencegah gangguan mental pada anak, semua keluarga harus berperan aktif bertanggung jawab dalam memahami perkembangan digital.

"Dibutuhkan kesadaran keluarga untuk belajar bersama. Tidak usah malu untuk bertanya jika tidak paham/merasa gaptek atau merasa kurang mahir dalam teknologi atau internet. Pengasuhan anak memang harus disesuaikan dengan perkembangan zaman," katanya.

 

 

3 dari 4 halaman

Tips Digital Parenting

Meri memberikan tips digital parenting yang bisa diterapkan:

1. Membuat jadwal

2. Lakukan rutinitas yang sudah ada atau bisa juga membuat yang baru, misalnya bangun di pagi hari pada jam yang sama seperti ketika anak bersekolah

3. Beberapa anak memerlukan tingkat fleksibilitas yang berbeda-beda

4. Gunakan aktivitas sehari-hari sebagai kesempatan untuk anak belajar, dan jangan lupa untuk merencanakan rutinitas-rutinitas tersebut bersama dengan anak

5. Siapkan tempat di mana anak dapat fokus

6. Perlakukan sekolah daring sama seperti belajardi sekolah:

- Tunjukkan rasa hormat pada guru

- Pekerjaan rumah dan kehadiran sangat penting

7. Jaga anak selama sedang daring

8. Buat peraturan bersama terkait bagaimana, kapan dan di mana internet boleh digunakan

9. Aktifkan kontrol orang tua pada perangkat mereka untuk meminimalisir risiko daring

10. Perhatikan dan terima perasaan anak. Cobalah untuk tidak mengecilkan atau menyangkal kekhawatiran mereka

11. Tetap terhubung dengan teman & keluarga

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.