Sukses

Kemanjuran Vaksin Sinopharm Diragukan, Satgas COVID-19 Jawab Soal Efikasi

Kemanjuran vaksin Sinopharm diragukan, Satgas COVID-19 jawab soal efikasi.

Liputan6.com, Jakarta Kemanjuran vaksin Sinopharm diragukan, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pun menjawab soal efikasi vaksin COVID-19 tersebut. Keraguan ini muncul seiring masyarakat dunia menyoroti fenomena lonjakan COVID-19 di Seychelles, sebuah negara kepulauan di Samudera Hindia.

Di Seychelles, masyarakat rata-rata sudah divaksin Sinopharm. Meski sudah divaksin, saat ini negara tersebut tengah terjadi kenaikan kasus COVID-19 gelombang kedua.

"Vaksin COVID-19 Sinopharm telah mendapatkan persetujuan izin darurat penggunaan (Emergency Use Authorization/EUA) pada lebih dari 27 negara, termasuk Indonesia," ujar Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Minggu (30/5/2021).

"Di Indonesia sendiri, EUA dikeluarkan sejak April 2021. Kemudian vaksin Sinopharm juga sudah mendapatkan persetujuan Emergency Use Listing (EUL) dari WHO pada tanggal 7 Mei 2021 lalu."

Hasil studi klinis fase 3 pada lebih dari 42 ribu subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara, menunjukkan efikasi (kemanjuran) vaksin Sinopharm sebesar 78,02 persen. Artinya, persentase penurunan tingkat kejadian penyakit dari vaksin ini terbilang tinggi.

"Lalu hasil pengukuran imunogenesitas penggunaan vaksin menunjukkan pembentukan antibodi tergolong tinggi pada orang lansia dan dewasa," terang Wiku.

Meski begitu, perlu diingat bahwa vaksinasi saja belum cukup memberi perlindungan prima dalam mencegah penularan. Karena seluruh jenis pengendalian COVID-19 saling melengkapi, tidak bisa berdiri sendiri dan dijalankan dalam waktu bersamaan.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sepertiga Kasus COVID-19 di Seychelles dari Orang yang Sudah Divaksin

Seychelles telah memvaksinasi lebih banyak daripada negara lain, tetapi telah mengalami lonjakan kasus COVID-19. Lebih dari 60 persen populasi sekarang telah divaksinasi penuh di pulau lepas pantai timur Afrika ini.

Melansir BBC, yang dipublikasikan pada 21 Mei 2021, peningkatan infeksi di Seychelles telah menyebabkan pembatasan baru pada populasinya yang berjumlah sekitar 100.000 orang.

Seychelles adalah negara kecil, sehingga jumlah keseluruhan infeksi harian COVID-19 tidak tinggi. Namun, sebagai proporsi dari populasi, peningkatan tersebut menyebabkan kekhawatiran serius.

Selama April 2021, jumlah rata-rata infeksi baru tetap stabil, sekitar 50 per hari. Pada pertengahan Mei 2021, rata-rata tujuh hari ini telah meningkat menjadi 400 kasus baru setiap hari.

Seychelles Ministry of Health mengatakan, 10 Mei 2021, sekitar sepertiga dari kasus terjadi di antara mereka yang divaksinasi penuh. Negara-negara lain, yang mana sebagian besar penduduknya telah divaksinasi penuh, telah melaporkan tingkat infeksi baru yang jauh lebih rendah.

Lebih dari 70 persen populasi telah menerima setidaknya satu dosis dan 63 persen telah divaksinasi penuh sejak dimulai pada bulan Januari 2021.

Vaksin pertama yang digunakan di Seychelles adalah Sinopharm buatan Tiongkok, yang disumbangkan oleh Uni Emirat Arab. Ada juga Oxford-AstraZeneca, diproduksi di India dan didistribusikan dengan nama Covishield juga telah digunakan. Yang terbaru, Seychelles menggunakan vaksin Sputnik V buatan Rusia.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Cara Cegah Covid-19 Saat Berolahraga di Gym

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.