Sukses

Akses Jalan Menuju Posko Kesehatan di Alor NTT Masih Longsor

Penanganan pasien banjir NTT di Alor, sebagian akses jalan menuju posko kesehatan masih longsor.

Liputan6.com, Alor Terkait penanganan pasien banjir Nusa Tenggara Timur (NTT) di Alor, sebagian akses jalan menuju posko kesehatan rupanya masih longsor. Kondisi ini dialami tim medis gabungan dari Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) dan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI).

Pimpinan tim medis gabungan di Alor, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi Muhammad Phetrus Johan mengungkapkan, akses jalan yang longsor masih menjadi kendala. Banyak korban luka yang belum dapat ditangani.

“Saat ini, kami sedang berupaya melakukan pelayanan ortopedi bersama dengan tim tenaga kesehatan yang ada di Alor, seraya berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk persiapan fasilitas rujukan ke rumah sakit," ungkap Phetrus dalam keterangannya melalui pesan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Kamis, 8 April 2021 malam.

"Ada sejumlah kendala di antaranya; sebagian akses jalan ke posko kesehatan masih longsor, proses rujukan terkendala karena kekhawatiran keamanan perjalanan dan trauma kejadian bencana untuk transportasi via laut sehingga masih banyak korban yang belum bisa ditangani."

Dari sisi perlengkapan medis, perlengkapan alat dan bahan rawat luka belum memadai dan alat dressing luka modern masih kurang. Di Alor NTT, mereka menangani pasien di dua lokasi, yaitu Desa Tamakh, Kecamatan Pantar Tengah dan Desa Kaleb, Kecamatan Pantar Timur di RSUD Kalabai.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tim Medis Lakukan Operasi Tulang dan Sendi di RSUD Larantuka

Tim medis yang dikerahkan PABOI dan PDEI ke lokasi banjir NTT terdiri dari 6 dokter spesialis ortopedi dan 1 dokter spesialis anestesi, yaitu dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K), dr. Hisbullah, Sp.An, KIC, dr. Nur Rahmansyah, Sp.OT, dr. Helmiyadi Kuswardhana, Sp.OT, dr. I Made Buddy Setiawan, SpOT(K), dr. Sudjitoe Rante, M. Biomed, SpOT(K), dr. Zuwanda, SpOT, serta dua orang perawat operasi ortopedi.

Mereka berangkat pada 6 April 2021 dari Makassar menuju Maumere, dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Larantuka pada hari yang sama.

Setibanya di Larantuka, tim medis gabungan tersebut bersiap melakukan operasi muskoloskeletal (tulang dan sendi) bagi para korban yang sudah dievakuasi ke RSUD Larantuka.

Sesudah menangani para korban di RSUD Larantuka, tim medis gabungan PABOI dan PDEI ini dibagi menjadi dua tim. Pertama, tim menuju Lembata yang dipimpin oleh dr. I Made Buddy Setiawan, SpOT(K).

Kedua, tim medis menuju Alor, yang dipimpin oleh dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K). Mereka berangkat menuju lokasi dengan bantuan transportasi udara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis, 8 April 2021 sore.

3 dari 3 halaman

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.