Sukses

Vaksinasi COVID-19 di Jepang Terhambat karena Kurangnya Lemari Es dan Es Kering

Rencana vaksinasi COVID-19 di Jepang yang dilakukan 145 hari sebelum Olimpiade Tokyo menemukan kendala

Liputan6.com, Tokyo - Program vaksinasi di Jepang sedikit terhambat karena kurangnya persediaan lemari es dan es kering untuk tempat penyimpanan vaksin Corona. Hal tersebut memerumit rencana vaksinasi COVID-19 skala besar yang direncanakan dilakukan sebelum Olimpiade Tokyo dimulai.

Jepang diketahui telah membeli cukup banyak vaksin Pfizer untuk memvaksinasi 72 juta warganya atau lebih dari setengah populasi warga Jepang.

Pemerintah Jepang juga dikabarkan telah membeli sekitar 20.000 lemari es khusus, dan tengah mencari es kering dalam jumlah besar untuk tempat menyimpan vaksin Corona saat didistribusikan.

Jepang diketahui menghasilkan sekitar 350.000 ton es kering per tahun, tetapi sebagian besar telah digunakan untuk pengawetan makanan, menurut seorang pejabat salah satu produsen utama.

Untuk mengangkut vaksin, pemerintah membutuhkan es kering berbentuk butiran atau bubuk yang dapat menjaga suhu lebih dingin daripada balok es kering yang umumnya digunakan untuk pengawetan makanan.

"Metode produksi (untuk es kering) berbeda. Butuh beberapa bulan untuk memperlengkapi kembali," ujar salah satu pejabat di Jepang yang tidak ingin disebutkan namanya seperti dikutip dari laman Channel News Asia pada Kamis, 28 Januari 2021.

Sementara itu, salah satu perusahaan transportasi yang akan terlibat dalam proses pendistribusian vaksin di Jepang, mengatakan, mereka tidak menyediakan wadah penampung vaksinnya. Mereka menyebut pihak produsen lah yang harus menyediakan wadah tersebut.

Vaksin COVID-19 Pfizer memang tidak bisa disimpan di sembarang tempat. Vaksin tersebut harus disimpan di lemari es yang memiliki suhu minus 75 derajat celcius, jauh lebih dingin ketimbang lemari es standar umumnya.

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hambatan Jelang Vaksinasi di Jepang

Selain itu, vaksinasi di Jepang juga disebut akan terhambat karena kurangnya tenaga kesehatan (nakes). Berdasarkan survei dari Kyodo News, sekitar 80 persen pemerintah prefektur di Jepang khawatir jumlah nakes yang dimilikinya akan kurang saat vaksinasi massal berjalan.

Beberapa dokter di Jepang juga mengatakan mereka kekurangan nakes saat menghadapi peningkatan jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit.

Untuk itu, salah seorang pejabat dari Kementerian Pertahanan Jepang akan mengirim 2.000 dokter dan perawat ke berbagai kota yang dilanda pandemi COVID-19 guna membantu vaksinasi.

Untuk diketahui, Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa, 26 Januari 2021 sekitar pukul 04.50, kasus COVID-19 di Jepang telah mencapai 368.143 kasus, dengan 5.158 kasus kematian.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, mengatakan, akan memulai vaksinasi ke warganya pada akhir Februari atau 145 hari sebelum Olimpiade Tokyo dimulai pada 23 Juli 2021.

Jepang perlu memberikan sekitar 870.000 suntikan perhari untuk memenuhi target vaksinasi ke setengah populasinya, di mana setiap orang membutuhkan dua suntikan vaksin.

 

Penulis: Rizki Febianto

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.