Sukses

Cerita Bima Arya Saat Terkena Corona: Pasien Pertama di Kota Bogor dan Nazar Selamatkan Nyawa

Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan bahwa sebelum dinyatakan COVID-19, ia memang merasa sudah tidak enak badan karena baru pulang dari Turki

Liputan6.com, Jakarta Bima Arya mengungkapkan bagaimana dirinya pertama kali didiagnosis terkena COVID-19. Wali Kota Bogor itu mengatakan, pengalaman menjadi pasien corona itu menjadikannya ingin menyelamatkan banyak warga dari penyakit itu.

Hal itu diungkapkan Bima Arya dalam sebuah dialog virtual pada Jumat pekan lalu dari Graha BNPB.

Bima menceritakan bahwa pada tanggal 17 Maret yang lalu, sekembalinya dari Turki, dia melakukan rapat bersama Dinas Kesehatan dan tim dari Kominfo di rumahnya.

"Badan lagi tidak enak, tapi saya kira jet lag," kata Bima ditulis Senin (7/12/2020).

Saat itu, mereka tengah membicarakan agar bagaimana warga Kota Bogor bisa lebih sadar dan waspada akan ancaman COVID-19, meski saat itu belum ada kasus di wilayah tersebut. Menurut Bima, hal itu adalah sesuatu yang sulit dilakukan.

"Sampai kemudian di rapat itu, saya nyeletuk seperti ini: Masa harus ada yang positif baru orang Bogor itu mengerti bahwa COVID-19 itu bahaya," ujarnya.

Bima lalu menceritakan bahwa satu jam kemudian, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meneleponnya dan mengatakan bahwa hasil swab-nya positif COVID-19.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jadi Pasien Pertama di Kotanya

Bima mengungkapkan bahwa ia lalu dibawa ke rumah sakit dan dirawat dalam "masa-masa berat" selama 22 hari di sana.

"Gejalanya seperti demam berdarah, lemas, pusing, mual, tetapi plus batuk-batuk," ujarnya.

Setelah itu, Bima mendapatkan kabar bahwa Kota Bogor menjadi sepi. "Karena saya pasien 001 di Kota Bogor. Artinya saat itu, ada semacam shock therapy."

Namun, usai dinyatakan sembuh, Bima malah mendapatkan pertanyaan mengenai kebenarannya sakit terkena virus corona. "Banyak yang percaya bahwa saya pura-pura saja."

Dia mengatakan bahwa dari sebuah survei yang dilakukan Lapor COVID-19 di Kota Bogor, masih terdapat sekitar 19 persen warga yang percaya bahwa virus corona adalah konspirasi.

"Ada 29 persen percaya COVID-19 itu nyata, dan yang lebih bahaya lagi, 50 persen warga antara percaya dan tidak, kalau dalam politik ini swing voters."

 

3 dari 4 halaman

Bernazar di Rumah Sakit

Saat ini ia sudah sembuh dari COVID-19, tapi Bima mengungkapkan masih kerap mengalami gejala sisa yaitu lebih mudah lelah, serta kerap terasa seperti meriang, padahal suhu tubuhnya normal.

"Jadi, suhu di dalam seperti panas, terutama kalau kecapekan," tambahnya.

Namun, ketika dirinya berolahraga seperti lari atau bersepeda, gejala-gejala tersebut tidak terasa.

Pengalamannya dirawat karena corona pun membuat Bima bernazar akan melakukan penanganan pandemi secara maksimal agar dapat menyelamatkan warganya.

"Waktu di rumah sakit, ketika saya merasa setiap saat ujung (hidup) saya tiba, saya nazar: Ya Allah, apabila saya diberi izin untuk sehat, izinkanlah saya untuk ikhtiar maksimal ada di depan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin manusia."

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.