Sukses

Pakar: Keraguan dan Penolakan Terhadap Vaksin Harus Dicari Tahu Penyebabnya

Ketua ITAGI adanya penolakan atau keraguan terhadap suatu vaksin dikarenakan masyarakat yang belum mengerti, maka dari itu, kekhawatiran semacam ini harus dicari tahu penyebabnya

Liputan6.com, Jakarta Tidak semua masyarakat setuju akan adanya vaksin. Tidak hanya terhadap COVID-19, ketidakpercayaan seseorang terhadap vaksinasi juga banyak ditemukan di beberapa masalah kesehatan lainnya.

Sri Rezeki Hadinegoro, Ketua Indonesian Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) mengatakan, penyebab dari munculnya kekhawatiran yang menyertai suatu vaksinasi haruslah dicari tahu.

"Menurut saya, mereka yang masih ragu atau yang menolak, itu karena mereka sebetulnya belum mengerti dengan baik," kata Sri Rezeki.

"Saya mempelajari vaksin saja 20 tahun lebih, apalagi awam," kata Sri Rezeki dalam dialog yang disiarkan secara daring di saluran Youtube FMB9ID_IKP pada Selasa (10/11/2020).

Sri Rezeki mengungkapkan, ada banyak kekhawatiran yang menyertai suatu proses vaksinasi, mulai dari takut disuntik, efek samping, hingga masalah kehalalan.

"Itu kekhawatiran-kekhawatiran yang harusnya dicari penyebabnya apa, penjelasannya bagaimana. Di sini pihak kesehatan tidak bisa sendiri, kita harus bersama-sama," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peran Media dan Tokoh Masyarakat

Maka dari itu, Sri Rezeki pun mengatakan bahwa peran semua pihak sangat penting, salah satunya adalah media dan tokoh-tokoh masyarakat.

"Media ini adalah semacam jembatan dari kami kepada masyarakat, karena media bisa bicara secara awam dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti," katanya. "Ini yang juga kami inginkan dari tokoh-tokoh masyarakat kita, agar mau bersama-sama memberikan penjelasan."

Sri Rezeki mengatakan, kurangnya masyarakat dalam mencari tahu sendiri sebuah informasi dan hanya mengandalkan "kata orang lain" bisa menjadi sesuatu yang menurutnya bahaya.

"Jadi dia tidak pernah tahu sendiri itu sumber darimana, ini yang berbahaya sekali, apalagi ada sosial media yang begitu mudah didapat. Ini yang mungkin jadi tantangan kita bagaimana kita menyortir berita-berita yang tidak benar."

Selain itu bagi masyarakat, Sri Rezeki pun meminta apabila ragu dengan sebuah informasi, namun tidak ingin mencari kebenarannya, lebih baik tidak usah dibagikan ke orang lain.

3 dari 3 halaman

Infografis: Perjalanan Wabah dan Vaksinnya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.