Sukses

Disuguhkan Makanan Malah Marah-Marah, Tanda Mulai Pikun?

Demensia dan alzheimer sering dikaitkan dengan istilah pikun karena berpengaruh pada fungsi otak termasuk berkurangnya ingatan.

Liputan6.com, Jakarta Demensia dan alzheimer adalah dua gangguan yang sering ditemukan pada orang lanjut usia (lansia). Kedua gangguan ini sering dikaitkan dengan istilah pikun karena berpengaruh pada fungsi otak termasuk berkurangnya ingatan.

Menurut konsultan geriatri Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono, SpPD-KGer, MEpid, MPH demensia dan alzheimer dapat memicu perubahan perilaku lansia yang akhirnya memengaruhi pula pada pola makannya.

“Dia (lansia) bisa menjadi agresif, sering marah-marah, enggak jelas maunya apa, kadang-kadang hilang, kadang-kadang jalan mondar-mandir semalaman tanpa jelas tujuannya,” ujar Czeresna dalam webinar Geriatri TV, ditulis pada Senin (19/10/2020).

“Sebenarnya perubahan perilaku dan kepribadian seperti itu akan memunculkan kesulitan untuk mengenal jadwal makan. Ketika disuguhkan makanan dia malah membentak atau menyingkirkan makanan sehingga tumpah," Czeresna melanjutkan.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pandai-Pandai Memahami Lansia

Ia menambahkan, perubahan perilaku seperti ini memiliki penyebab tersendiri. Hanya saja, anak atau pendamping tidak paham apa yang ingin lansia katakana.

“Dia (lansia) tidak mampu menyampaikan apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan tetapi dia ada sesuatu yang tidak terpenuhi. Bisa saja dia merasa bosan tapi tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaan bosan tersebut.”

Kembali lagi, tambahnya, keluarga di rumah harus pandai-pandai melihat situasi apa yang kiranya membuat lansia tidak nyaman.

“Jadi kita harus memahami apa yang sebenarnya terjadi, sebab kalau dibiarkan berlarut-larut ini bisa menyebabkan gangguan status nutrisi dan masalah lainnya.”

3 dari 4 halaman

Cara Menanggulangi

Keluarga termasuk pengurus atau pendamping harus mencari apa saja hal yang membuat lansia tidak nyaman. Setelah faktor penyebab ditemukan maka hal selanjutnya yang bisa dilakukan adalah memperbaiki apa yang bisa diperbaiki.

“Kalau lansia jengkel karena satu benda yang ada di rumah, maka kita bisa menyingkirkan benda tersebut. Sehingga dia lebih kooperatif dan bisa mengikuti arahan termasuk jadwal makan yang sudah kita ciptakan.”

Jika masalah timbul dari gigi palsu yang tidak pas maka perbaikan atau pembersihan gigi palsu bisa dilakukan. Hal ini dapat membuat lansia lebih nyaman saat mengunyah makanan.

“Kemudian, karena lansia produksi liurnya sudah berkurang dan menyebabkan mulut kering maka bisa diakali dengan memberi makanan berkuah.  Tentu tetap hati-hati jangan sampai kuahnya menyebabkan tersedak.”

Jika perlu, lansia dapat diberi nutrisi suplemen. Nutrisi tambahan ini tujuannya untuk mengkompensasi atau menambah ketika dirasa asupan makanan harian lansia masih kurang.

“Biasanya nutrisi suplemen ini bentuknya cair seperti susu yang diciptakan sedemikian rupa dengan kandungan nutrisi yang lengkap sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan nutrisi,” pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Infografis Dampak Marah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.